Sang Pendeta Pejuang Toleransi
Dia pendeta pejuang toleransi. Pendeta Emeritus Eka Darmaputera alias The Oen Hien pantas jadi panutan dalam hal toleransi dan kemajemukan agama. Pria kelahiran Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah, 16 November 1942, itu meninggal dunia dalam usia 63 tahun, Rabu 29 Juni 2005 pukul 08.15 WIB di RS Mitra Internasional Jakarta. Eka mengidap penyakit lever yang berkembang menjadi sirosis dan kanker hati.
Ibu Teater Koma
Bersama suaminya, Ratna Riantiarno mempopulerkan seni teater lewat Teater Koma yang mereka dirikan di tahun 70-an. Ketua Dewan Kesenian Jakarta (1996-2003) ini juga melakoni peran sebagai aktris film layar lebar dan mengelola berbagai festival seni-pertunjukan baik itu teater, tari, maupun musik, berskala nasional dan internasional.
Violis Indonesia Kelas Dunia
Violis, komponis dan ilustrator musik untuk film, ini pantas digelari Sang Maestro Musik Indonesia. Dia violis (musisi) Indonesia berkelas dunia. Pria kelahiran Jakarta, 6 Juni 1939, itu telah menggesek biola sejak usia enam tahun. Dia bangga menggesek biola dengan sentuhan roh etnis Indonesia, meski dari kecil sudah terlatih dalam irama biola klasik Barat.
Guru Besar Teknik Penerbangan ITB
Nama Oetarjo Diran makin dikenal publik saat dipercaya sebagai Ketua Komite Kecelakaan Transportasi Nasional (KNKT) pada tahun 1997. Guru besar ITB yang pernah terlibat dalam pembuatan pesawat CN-235 di IPTN, merintis jurusan teknik penerbangan di ITB dan sering menjadi narasumber di seputar dunia dirgantara ini meninggal di usia 79 tahun pada 17 September 2013.
Berjuang dan Masuk Penjara
BIO 04 | Setelah tamat dan menerima ijazah dari SMT Djakarta, Urip Santoso ikut berjuang dengan masuk Badan Keamanan Rakyat (BKR)[1]. Hal mana ketika itu, Indonesia memasuki babak baru, Zaman Merdeka (Perjuangan Kemerdekaan), mulai Proklamasi 17 Agustus 1945 sampai Pengakuan dan Penyerahan Kedaulatan dari Kerajaan Belanda kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) pada 27 Desember 1949[2], sesuai hasil Ronde Tafel Conferentie (RTC) atau Konferensi Meja Bundar di Den Haag (23 Agustus-2 November 1949).
Bapak Kepolisian Negara RI
Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo (RS Soekanto) lahir di Kampung Sawah, Bogor, Jawa Barat, 7 Juni 1908. Komisaris Jenderal Polisi ini adalah Kepala Djawatan Kepolisian Negara (Kepolisian Negara RI) Pertama (1945-1959). Dia adalah Peletak Dasar Kepolisian Negara RI dan ditetapkan menjadi Bapak Kepolisian Negara RI. Beliau meninggal di Jakarta, 24 Agustus 1993. Namanya juga diabadikan di Rumah Sakit Polri RS Soekanto Tjokrodiatmodjo.
Ajudan Presiden Soekarno Jadi Ketua MPR
Irjen Pol (Purn) Drs Sidarto Danusubroto, SH ditunjuk (diajukan) PDI Perjuangan untuk menggantikan posisi almarhum Taufiq Kiemas sebagai Ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR). Politisi senior yang kerap dipanggil "opa" oleh para pengurus PDI Perjuangan itu diambil sumpahnya, Senin 8 Juli 2013.
Konsern atas Reformasi TNI
Deputi Unit Kerja Presiden untuk Pengelolaan Program Reformasi (UKP3R), Mantan Kepala Staf Teritorial TNI dan Wakil Ketua MPR RI Agus Widjojo, seorang perwira tinggi militer berpangkat Letnan Jendral TNI (Purnawirawan) yang terbilang konsern dan konsisten dalam hal reformasi TNI (Tentara Nasional Indonesia).
Nakhoda KPK Pertama
Taufiequrachman Ruki, lulusan terbaik Akpol 1971, yang menakhodai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 2003-2007. Mantan Anggota DPR-RI 1992 sampai 2001, itu berupaya memosisikan KPK sebagai katalisator (trigger) bagi aparat atau institusi lain agar tercipta good and clean governance di negeri ini. Ia digantikan Antasari Azhar, 18 Desember 2007.
Advokat Pengabdi HAM
Hampir sepanjang karier dia mengabdi dalam bidang advokasi dan hak asasi manusia. Mantan Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) terpilih menjadi Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) periode 2002-2007). Pria bernama lengkap Abdul Hakim Garuda Nusantara kelahiran Pekalongan, 12 Desember 1954, ini bertekad mewujudkan misi Komnas HAM.