spot_img

Pahlawan

Perintis Kemerdekaan Asal Gorontalo

Nani Wartabone adalah putra daerah Gorontalo yang aktif berorganisasi dan kukuh berjuang melawan penjajahan Belanda dan Jepang pada masa perjuangan kemerdekaan. Akibat perlawanannya melawan penjajah, dia berulang kali ditangkap, dipenjarakan dan diasingkan. Dia juga...

KASAD Pertama

Putra ke-23 dari Susuhunan Pakubuwono X ini dikenang sebagai figur yang produktif dan pernah mengemban sejumlah jabatan strategis di militer dan pemerintahan. Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) yang pertama (1948-1949) ini pernah tiga...

Pejuang Pemberani

Panglima pertama tentara RI divisi Hasanuddin dengan pangkat Letnan Jenderal ini harus kehilangan nyawa karena melawan...

Singa Karawang-Bekasi

Ulama, pendidik, pejuang, politisi dan negarawan ini memiliki peran penting dalam mempertahankan kedaulatan RI di kawasan...

Nasionalis dari Bumi Lancang Kuning

Sultan terakhir kesultanan Siak ini dengan lantang menolak tunduk pada Belanda dan Jepang. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, dia sangat total dalam mendukung terbentuknya RI. Dia menyatakan Kerajaan Siak sebagai bagian dari wilayah RI dan menyumbang hampir seluruh harta kekayaannya untuk pemerintah RI. Sehingga di akhir hayatnya, sultan berdarah Melayu ini tidak lagi memiliki apa-apa untuk diwariskan.

Pahlawan Nasional Asal NTT Pertama

Pahlawan nasional Indonesia asal Nusa Tenggara Timur pertama ini dikenal aktif dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan RI. Selama penjajahan Jepang, ia turut memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia melalui surat kabar asuhannya 'Timor Syuho'. Dukungan terhadap kedaulatan RI pasca proklamasi ditunjukkan saat ia terlibat sebagai anggota parlemen dan menteri di Negara Indonesia Timur (NIT).

Teguh Melawan Penjajah

Tatkala Kerajaan Luwu memilih tunduk pada Belanda, Opu Daeng Risaju lebih memilih kehilangan gelar kebangsawanannya dan tetap pada pendirian menentang penjajahan. Aktivis Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) ini ditangkap dan ditahan berulang kali bahkan disiksa hingga tuli.

Panglima Angkatan Laut ke-4

Salah satu pendiri Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) ini sudah dipercaya menjadi Pejabat Kepala Staf ALRI pada usia 38 tahun. Selama bertugas, ia banyak berkecimpung di dunia pendidikan dengan mendirikan sekolah Angkatan Laut (SAL) di Kalibakung, Tegal dan Kepala Pendidikan dan Latihan di Sarangan, Magetan. Ia pernah menjadi Wakil Kepala Staf AL Daerah Aceh, Kepala Staf Komando Daerah Maritim Surabaya, Komandan KRI Hang Tuah, dan Dubes RI untuk Pakistan. Jabatannya sebagai Menteri/Panglima Angkatan Laut dicopot karena sikapnya yang mengutuk keras pemberontakan G30S/PKI.

Orang Indonesia Pertama Ahli Radiologi

Prof. Dr. Wilhelmus Zakaria Johannes menjadi dokter Indonesia pertama yang mempelajari ilmu radiologi di Belanda dan menjadi ahli rontgen pertama yang sangat berjasa dalam pengembangan ilmu kedokteran di Indonesia. Guru besar radiologi yang pertama di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini meninggal di Belanda saat menjalankan tugas membangun kembali Universitas Indonesia yang terlantar selama Perang Kemerdekaan.

Pakar Hukum Adat Kebanggaan Bengkulu

Semasa hidup, Prof. Dr. Hazairin, SH dikenal sebagai pakar hukum adat yang produktif. Ia pernah ikut bergerilya untuk mempertahankan kemerdekaan, menjadi dosen dan Guru Besar di sejumlah universitas, menulis banyak buku, dan turut serta melakukan pembinaan hukum nasional. Dalam dunia politik, ia pernah mendirikan partai dan menjadi Menteri Dalam Negeri dalam Kabinet Ali Sastroamidjojo I.

Dokter Pembela NKRI

Ia mengerahkan anggota Barisan Pelopor untuk mengamankan pelaksanaan acara pembacaan teks proklamasi di Pegangsaan Timur, membentuk Barisan Pelopor Istimewa sebagai pengawal pribadi Presiden Soekarno dan membentuk Gerakan Rakyat Revolusioner (GRR) untuk melawan aksi-aksi antipemerintah yang dilakukan oleh PKI. Perjuangannya terhenti setelah dia diculik dan dibunuh oleh PKI. Hingga kini, jasad dan makamnya tak tahu entah di mana.
Beli Buku Hita Batak A Cultural Strategy