Page 22 - Majalah Berita Indonesia Edisi 60
P. 22


                                    22 BERITAINDONESIA, 26 September 2008ampanye pemilihan umum legislatif mulai marak di seluruh pelosokTanah Air. Sebanyak 38 partai nasional dan 6 partai lokal Aceh sudahmemulai kampanye yang menampilkan aksesoris partai, sepertibendera, spanduk dan baliho. Partai-partai yang berduit melancarkankampanye di media massa, baik cetak maupun elektronik. Tujuan utamamereka, menangguk suara sebanyak mungkin dalam Pemilu April 2009.Untuk itu, sejumlah partai sedang menimbang koalisi permanen atau tidakpermanen.BERITA POLITIKKoalisi PermanenDemi PerubahanKemiskinan dan pengangguran jadi topik tajam dalamkampanye.memotivasi mereka yang miskin untukbertahan hidup. Tak peduli taraf hidupmodel apa yang harus mereka jalani.Padahal dengan dana puluhan triliun itu,pemerintah bisa menciptakan jutaanlapangan kerja, misalnya lewat proyekproyek padat karya. Dengan cara itu,rakyat miskin tertolong dan proyek terbangun atau terpelihara. Agaknya pemerintah lebih memilih jalan pintas(crash way out) untuk keluar dari kemelutekonomi akibat tiga kali kenaikan hargaBBM. Jalan ini lebih dikenal dengan istilah, “kompensasi kenaikan harga BBM.”kebanyakan menyedot tenaga kerja perempuan. Baginya keadaan tersebut belum memberikan perbaikan kesejahteraanyang berarti bagi kelompok masyarakatbawah. Dia memang membenarkan terjadinya penurunan angka kemiskinan,tetapi ini sangat tergantung pada lajuinflasi. Sebab angka kemiskinan berjalanseiring dengan laju inflasi, “jika inflasinaik, angka kemiskinan juga naik.” Gambaran cerah tentang pertumbuhan ekonomi lebih banyak didongkrak oleh lajukonsumsi kelompok menengah dan atas.Tidak dinikmati oleh kelompok bawah.Angin PerubahanTentu dalam Pemilu yang akan digelarApril 2009, untuk kesekian kalinya,kampanye partai-partai politik akan lebihgencar menawarkan perubahan yangmemberi sejuta harapan baru. Meskipun- belajar dari pengalaman - kemenangandi dalam Pemilu legislatif hanya dijadikan‘sasaran antara’ untuk memenangkanpemilihan presiden.Padahal rakyat pemilih berharap bahwawakil-wakil yang mereka pilih, benarbenar menjadi “juru selamat” bagi perbaikan taraf hidup dan masa depanmereka. Bukan anggota DPR yang hanyamemperjuangkan kepentingan partai dandiri mereka sendiri. Apalagi anggota DPRyang korup dan jadi broker proyek dankekuasaan. Banyaknya anggota DPR danKfoto:repro gatraWaktu berlalu bak hembusan angin. Takterasa pemerintahan Presiden SusiloBambang Yudhoyono dari partai Demokrat dan Wakil Presiden M. Jusuf Kalladari partai Golkar, berlalu bersama waktu.Ketika Presiden Susilo dan Wapres Kalla(SBY-JK) mengambil sumpah 21 Oktober2004 untuk masa jabatan sampai Oktober2009, atmosfir di setiap penjuru negeridibuai angin perubahan yang membawasejuta harapan.Tetapi apa yang terjadi selama hampir4 tahun ini? Angin perubahan itu lebihbanyak membawa balada duka bagi warganegara yang tak beruntung, jumlahnya puluhan juta orang. Laporan PBB bahkanmendata, lebih dari 100 juta orang hidupdengan penghasilan hanya 2 dolar AS(setara Rp 18.000) per hari. Apakah yangbisa dilakukan dengan penghasilan sebesar itu? Harga seliter beras saja sudahmencapai Rp 5.000 sekilogram dan minyak tanah untuk memasak Rp 4.000lebih seliter.Pemerintah membuai di tengah ketidakberdayaan masyarakat miskin dengan melanjutkan program bantuanlangsung tunai (BLT) yang dikritik banyakpihak. Namun pemerintahan SBY-JK takbergeming, tetap mengalokasikan anggaran tidak kurang dari Rp 19 triliun untukBLT. Jumlah mereka yang menerima BLTantara 16-19 juta kepala keluarga. Padahalmasih jutaan KK miskin lainnya yangsemestinya berhak menerima BLT. Namun mereka tidak kebagian BLT, karenanama mereka tidak terdata dalam statistik.Pemerintah, dengan BLT-nya, hanyaBadan Pemenangan Pemilu Golkarmembahas masalah kemiskinan dalamdiskusi (29/8) bertema: Indonesia Economy 2008 Goes Better or Worst? (Ekonomi Indonesia 2008 Membaik atauMemburuk?). Diskusi tersebut menghadirkan tiga pembicara: Aviliani dariBRI, Harry Azhar Aziz dari Golkar danUmar Juoro dari CIDES.Dalam perkiraan Aviliani, tahun 2009tingkat kemiskinan akan naik ke angka40,4 juta jiwa atau 16,8% dari jumlahpenduduk. Kenaikan ini dipicu oleh lajuinflasi, terutama akibat kenaikan hargabahan makanan, BBM dan biaya transportasi. Namun Harry menyodorkan datayang lebih optimis bahwa angka kemiskinan terus menurun dari 16,58% tahun2007 ke 15,42% tahun 2008. Dalamperiode yang sama angka pengangguranturun dari 9,75% ke 8,46%.Umar malah mengungkapkan bahwakenyataan di lapangan berbeda denganoptimisme Harry. Lapangan kerja yangterbuka hanya sektor informal. Itu punGolkar dan PDI-P sedang menjajaki peluang untuk berk
                                
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26