Page 4 - Majalah Berita Indonesia Edisi 32
P. 4
4 BERITAINDONESIA, 21 September 2006BERITAINDONESIADARIREDAKSIAssalamu’alaikum Wr. Wb.Salam SejahteraSidang Pembaca yang mulia,Media yang kita bangun dan kita cintai bersama ini sudah berkali-kalimenyuarakan berbagai bencana yang bertubi-tubi melanda bangsa. Bersamaan dengan itu berkali-kali pula diingatkan agar kita waspada, waspada dantetap waspada.Tetapi malang tak dapat ditolak untung tak dapat diraih. Banjir besar yangmelanda sebagian besar wilayah Jakarta, demikian pula Tangerang danBekasi tak cukup dengan menyebutnya hanya sebagai fenomena alam sikluslima tahunan. Apalagi memanfaatkannya untuk memelihara pesona diri,dengan seolah-olah berempati silakan Istana Negara kebanjiran asal rakyatselamat.Apa yang dilakukan oleh para elit kalangan atas yaitu memanfaatkan banjiruntuk segala-galanya semata-mata demi kepentingannya, justru sudahmenjadi fenomena tersendiri. Sebab wong cilik di kalangan bawah pun dengan cerdik memanfaatkan banjir untuk menambah pendapatan hariannyayang memang tak seberapa. Pokoknya siapa saja yang memiliki sumberdayaanti banjir seperti gerobak, yang dapat berguna untuk menyeberangkan orang dan sepeda motor, dimanfaatkan betul untuk mengais rejeki.Terlihat kegotong-royongan di antara rakyat mengatasi banjir namun semuatau maya saja sifatnya sebab semua bersifat transaksional.Agaknya manusia sekarang sudah mulai kehilangan nilai-nilai kemanusiaannya. Untuk mengembalikannya jelas tak mudah. Dibutuhkan masapenanaman nilai generasi demi generasi. Jalur yang tepat untuk itu adalahmelalui pendidikan. Tetapi inipun butuh syarat, hanya bisa terlaksana olehinstitusi pendidikan yang di-setting berdimensi global, berjangka waktu takterbatas, dan di dalamnya ada penanaman nilai-nilai toleransi danperdamaian sebagaimana hakekat kemanusiaan setiap manusia.Karena itu Lentera kali ini kami beri judul utama “Al-Zaytun: FenomenaPendidikan Berskala Global” berisikan pidato Syaykh AS Panji Gumilangyang memberikan catatan kilas balik sejarah Al-Zaytun. Satu lagi, pidatoWakil Presiden Jusuf Kalla saat datang untuk merayakan 1 Muharram 1428H, yang menekankan bahwa Al-Zaytun sudah sangat berani menjadi peloporperubahan dalam dua dunia sekaligus: dunia kependidikan dan duniakepesantrenan.Sidang Pembaca, masih banyak artikel lain edisi ini yang juga sangatbermutu. Selamat menikmati semoga sajian kami bermanfaat.Wassalamu’alaikum, Wr. WbPemimpin Umum:Syaykh Dr AS Panji GumilangPemimpin Redaksi:Ch Robin SimanullangRedaktur Senior:MYR Agung SidayuImam SupriyantoSyahbuddin HamzahDandy HendriasSuryo PranotoIN HEADNEWS (Liputan, Litbang & Pusdat):Syahbuddin Hamzah (Redaktur Eksekutif)Mangatur Lorielcide Paniroy (Wakil Redaktur Eksekutif)Sekretaris RedaksiRetno HandayaniRedaktur:Suryo PranotoHaposan TampubolonStaf Redaksi:SamsuriNawawiIkhwan TriatmoSarjimanHenry MaruasasDoan Adikara PudanM SubhanSanita RetmiAmron RitongaWartawan Foto:Wilson EdwardRedaktur Bahasa dan PracetakMarjuka SitumorangMangatur Lorielcide PaniroyDesainer:ESERO Design, Arief MaulanaBiro Redaksi:Medan: HM Aulia E Panggabean (Kepala)Bontor Simanullang, Purwakarta: Bernard Sihite,Tarakan: Sudirman Leonard PohanPenerbit:PT Berita Satria WiratamaBekerjasama dengan Yayasan Pesantren Indonesiadan PT Citraprinsip Publisitas IndoadprintKomisaris:Syaykh Dr AS Panji GumilangDirektur/Pemimpin Perusahaan:Ch Robin SimanullangWakil Pemimpin Perusahaan:SamsuriIklan dan Promosi:Imam SupriyantoWatty SoetiknoKeuangan dan Umum:Mangatur Lorielcide PaniroySirkulasi dan Distribusi:Abdul HalimMarjuka SitumorangHarga:Rp 15.000 (Luar Jabodetabek Rp 16.500)Percetakan:PT Gramedia(Isi di luar tanggung jawab percetakan)Alamat Redaksi/Tata Usaha:Jalan Cucakrawa No.14ABukit Duri, Tebet, Jakarta SelatanTelp. (021) 8293113, 70930474, 83701736Fax. 9101871E-mail:redaksi@berindo.com - iklan@berindo.comWebsite:www.beritaindonesia.co.idISSN: 1907-977XDemokrasi, Toleransi dan Perdamaian4 BERITAINDONESIA, 01 Maret 2007foto: berindo wilsonBanjir besar yang melanda Jakarta, Tangerang dan Bekasi tak cukup denganmenyebutnya hanya sebagai fenomena alam siklus lima tahunan