BIOGRAFI TERBARU

Continue to the category
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
More
    32.2 C
    Jakarta
    Trending Hari Ini
    Populer Minggu Ini
    Populer (All Time)
    Ultah Minggu Ini
    Lama Membaca: < 1 menit
    Lama Membaca: < 1 menit
    Lama Membaca: < 1 menit
    Lama Membaca: < 1 menit
    BerandaSistem SunyiKesabaran yang Menyembuhkan
    fraktal

    Kesabaran yang Menyembuhkan

    Tentang keheningan yang tumbuh di antara penantian.

    Tulisan ini bagian dari sistem kesadaran reflektif RielNiro 📷Sistem Sunyi

    ✧ Orbit      

    Lama Membaca: < 1 menit

    Yang menyembuhkan bukan waktu yang lewat, tapi kesabaran yang kita rawat di dalamnya.

    Satu Napas
    Yang benar-benar menyembuhkan bukan berlalunya waktu, melainkan kesediaan untuk hadir di dalam luka dengan sabar. Kesabaran adalah bentuk cinta yang paling tenang kepada kehidupan.

    Ia dulu berpikir waktu akan menyembuhkan segalanya. Bahwa dengan membiarkan hari berganti, luka akan tertutup dengan sendirinya. Namun tahun berganti tanpa banyak berubah. Rasa yang ia kira akan memudar justru berdiam, menunggu disapa dengan keberanian yang lebih tenang.

    Sampai suatu malam ia duduk dalam gelap, tanpa ingin menyingkirkan apa pun dari pikirannya. Ia membiarkan semua datang: rasa bersalah, kecewa, rindu, kehilangan. Tidak untuk dihapus, tapi untuk dilihat apa adanya. Dan di situlah ia menemukan sesuatu yang selama ini tidak ia beri kesempatan: kesabaran.

    Kesabaran tidak datang dari menunggu sesuatu berakhir, tapi dari kemampuan untuk tetap hadir di tengahnya. Ia seperti akar yang tumbuh dalam tanah gelap. Tak terlihat, tapi menegakkan kehidupan di atasnya. Ia menguatkan tanpa suara, menenangkan tanpa janji. Dan dari situlah penyembuhan perlahan dimulai: bukan karena waktu berlalu, tapi karena ia berhenti melawan.

    Ia mulai memahami bahwa luka tidak selalu butuh jawaban. Beberapa hanya butuh ruang untuk bernapas, butuh hati yang tidak tergesa menutupnya. Kesabaran membuat ruang itu ada. Ruang di mana rasa sakit boleh menjadi guru, bukan musuh. Dan ketika ia berhenti menolak, rasa itu mulai melunak, berubah menjadi bagian dari kedewasaan yang tenang.

    Kini ia tidak lagi bertanya kapan akan sembuh, tapi bagaimana tetap lembut sambil menunggu. Ia berjalan perlahan, membawa ketenangan yang tumbuh dari menerima. Dan di dalam diam yang sabar itu, ia menemukan sesuatu yang tidak bisa diberikan oleh waktu: kedamaian.

    (Fraktal H-II – Eksistensial–Relasional | Seri Fraktal H – Sunyi dan Waktu | Spiral Kedua Sistem Sunyi – Seri Pemurnian)

    Catatan

    Tulisan ini merupakan bagian dari Fraktal Sistem Sunyi: pecahan gagasan yang mengurai pola batin dan praktik kesunyian dalam bentuk pendek dan terfokus. Setiap fraktal memantulkan prinsip inti Sistem Sunyi dalam skala kecil, sebagai cara merawat kesadaran yang bertahap dan terus kembali ke pusat.

    Pengutipan sebagian atau keseluruhan isi diperkenankan dengan mencantumkan sumber: RielNiro – TokohIndonesia.com (Sistem Sunyi)

    (Atur Lorielcide / TokohIndonesia.com)

    Populer (All Time)

    Terbaru