Page 6 - Majalah Berita Indonesia Edisi 17
P. 6
SURATKOMENTARhttp://www.beritaindonesia.co.id/surat _pembaca/6 BERITAINDONESIA, 27 Juli 2006 Pemasangan Iklan: Telp. (021) 8293113, 70930474, 83701736 Fax.(021) 8293113, 9101871Selamat HUT Polri. Jaya teruspengayom masya-rakat.Hendra Gunawan,he_guntar@yahoo.comBuat Apa SekolahMemprihatinkan bila hasilUN hanya mendasarkan padanilai Bahasa Indonesia, BahasaInggris dan Matematika (untukIPA) dan Ekonomi (untuk IPS)saja yang menilai kemampuanIQ. Kalau hanya 3 mata pelajaran saja yang dinilai makadirasakan tidak perlu sekolahSMA, maka menjadi benarkalau ada yang berpendapatlebih untung mengikuti bimbingan belajar saja. Yang menjadi pertanyaan apa mata pelajaran yang lain seperti agama,budi pekerti, kewarganegaraan,dan lain-lain yang berpengaruhdalam pembentukan manusiaIndonesia memang kurangdiperlukan di SMA? Kalau jawabanya ya, maka mata pelajaran di SMA dan mulai SMPya difokuskan pada 3 matapelajaran saja sehingga hanyaIQ di atas rata-rata yang dimiliki dan tidak untuk kemampuan yang lainnya. Apa demikian?Ardiardi_p@telkom.co.idSolusi Masalah Sampah diBandungAssalamualaikum Wr Wb.Saya mendengar di media massa, sampah sudah menggunungdi Kota Bandung, sehinggasangat mengganggu masyarakat setempat. Pemkab Bandung kesulitan untuk mengatasi masalah sampah tersebut,sampai tidak ada tempat pembuangan lagi yang cocok. Sayamengusulkan agar PemkabBandung melakukan studi banding ke Al-Zaytun untuk mempelajari cara-cara pengolahandan daur ulang sampah. Karena Al-Zaytun yang masih berdomisili di Jawa Barat ini sudah mempraktekkannya. Paling tidak di Al-Zaytun ada unitpabrik pengolahan sampah sisamakanan menjadi makananternak. Sehingga masalah sampah di Bandung akan teratasi.Oktafiyanto WisnuSetiajibumipar@yahoo.comUlah Koruptor Kelas TeriSangat menyenangkan membaca mengenai penangkapanpara pelaku korupsi kelas kakap. Saya perhatikan bahwabanyak masalah korupsi yangterjadi sehari-hari dan luputdari pandangan mata. Sepertikorupsi yang terjadi di kelurahan, kantor pajak, bea cukaidan juga imigrasi walaupunpelaku korupsi ini tidak mengakibatkan kerugian negarayang besar tetapi telah menyakitkan masyarakat secaralangsung. Biasanya publik ditakut-takuti sebelum merekameminta. Banyak oknum darikantor pajak yang mendatangiperusahaan-perusahaan untukmencari masalah dan selalumenggunakan kata-kata bahwamasalah ini sudah sampai kepusat yang tentu saja membuatorang bingung dan tidak tahukemana harus mengadu. Begitupula dengan imigrasi. Cobatanyakan orang-orang asingyang tinggal di negara kita,kelakuan oknum petugas imigrasi sudah menjadi leluconyang tidak lucu bagi merekadan memalukan buat bangsakita. Ini adalah contoh-contohkecil, oleh karenanya mungkinperlu diperhatikan oleh instansi-instansi terkait. Perlu dibuatbadan pengaduan melalui telepon, email atau pos dan semuapengaduan disiarkan melaluiwebsite agar semua pelakutindak korupsi berpikir dua kalisebelum melakukan tindakanyang menjijikkan ini.Jullie Harry,jullesme@yahoo.com.au