Page 8 - Majalah Berita Indonesia Edisi 58
P. 8


                                    8 BERITAINDONESIA, 20 Juli 2008ajah yang sudah kotor malahdicoret lagi. Begitulah gambaran lembaga legislatif atau DewanPerwakilan Daerah (DPR) dengantertangkapnya kembali salah seorang anggota dewan, Bulyan Royan dari FraksiPartai Bintang Reformasi (F-PBR) yangjuga anggota Komisi V DPR RI oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalamkasus dugaan terima suap.Anggota DPR dari daerah pemilihanRiau itu tertangkap tangan saat didugamenerima suap dari Dedi Suwarsono diPlaza Senayan, Senin 30 Juni sekitar pukul 17.30. Dedi Suwarsono adalah Direktur PT BMKP, rekanan pemenang tenderpengadaan kapal patroli di DirektoratJenderal Perhubungan Laut DepartemenPerhubungan. Saat kejadian, KPK jugamenyita barang bukti uang USD 66.000dan 5.500 euro atau sekitar Rp 607,2 juta(asumsi kurs US$1 = Rp 9.200) dan Rp79,75 juta (asumsi kurs 1 Euro = Rp 14.500).Menurut Wakil Ketua KPK Chandra MHamzah, pemberian uang itu diduga terkait dengan posisi Bulyan saat jadi anggota Komisi V DPR (komisi yang membidangi perhubungan) - sebelum Bulyanpindah ke Komisi I pada pertengahan Junilalu.Kejadian ini semakin membuktikanbahwa gelar DPR RI sebagai lembaga paling korup bahkan sarang korupsi sepertiditempelkan beberapa pihak selama inipada lembaga ini memang benar adanya.Di antara parlemen se dunia pun, DPR RIdimasukkan dalam lima parlemen terkorupbersama parlemen Paraguay, Taiwan, Panama, dan Kamerun.Kasus suap seperti kasus Bulyan Royanini sebelumnya juga dialami anggota DPRdari F-PPP Al Amin Nasution yang tertangkap basah KPK terima uang Rp 71 juta danSin$ 33 ribu dari Sekda Kabupaten Bintan,Azirwan, terkait alih fungsi hutan lindungdi Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau.Namun itu sepertinya tidak cukup membuat para politisi ini jera.Selain itu, KPK juga sudah mulai membongkar beberapa kasus korupsi lainnya.KPK yang mengembangkan penyelidikanpasca tertangkapnya Al Amin, akhirnya menahan Sarjan Tahir juga karena diindikasikan terlibat kasus korupsi pengalihanfungsi hutan bakau menjadi pelabuhan diBanyuasin, Sumatera Selatan.Kemudian, kurang lebih dua pekan pascatertangkapnya Al-Amin, KPK juga menahan Hamka Yamdhu dan mantan anggotaDPR Anthony Zeidra Abidin terkait kasusaliran dana Bank Indonesia ke sejumlahanggota DPR pada 2003 yang berjumlahRp31,5 miliar untuk diseminasi perubahanUU BI.Sebelum penangkapan Al-Amin, KPK juga sudah menahan anggota dewan yang laBERITA TERDEPANSuka MencoretWajah Sendiriin yakni Saleh Djasit dalam kasus korupsipengadaan pemadam kebakaran di Provinsi Riau. Walau penahanannya tidakterkait tugas di Dewan, tetapi saat menjabatgubernur, namun kasus itu pun turutmencoreng nama DPR.Melihat berbagai kasus dugaan korupsiyang melibatkan anggota DPR selama ini,beberapa pengamat mengatakan KPKtidak cukup lagi masuk ke lembaga inihanya melalui satu pintu atau satu cara,namun harus menggunakan berbagai caratermasuk menggunakan bantuan BadanPemeriksa Keuangan (BPK) untuk mengaudit sejumlah dana yang mengalir keDPR.Dugaan suap selama ini juga diyakinibukan semata-mata diterima secara individual, melainkan secara kolektif. Sepertisoal aliran dana Bank Indonesia ke KomisiIX DPR periode 1999-2004 misalnya,Hamka Yandhu yang semula mengaku takada pertemuan dirinya bersama AntonyZeidra Abidin dengan Rusli Simanjuntakdan Asnar Ashari dari BI, belakangan mengatakan mencabut pengakuannya tersebut. Setelah itu, terkuaklah bahwa semuaanggota Komisi IX (termasuk pemimpinnya) kecipratan duit panas dari BI.Hamka mengaku disuruh Antony Zeidradan Paskah Suzetta, anggota DPR dari FPG yang kini menjabat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Kabinet Indonesia Bersatu. Karena itu, perlu pemeriksaan lebih intenslagi untuk membongkar kasus korupsiberjamah di dewanini.Beberapa kalanganmeyakini, kasus yangdiungkap sekarangini barulah sebagiankecil dari yang sesungguhnya. Koordinator LSM Centerfor Law Information(Celi), Rahmat Bagjaseperti dikutip Antara, misalnya mengatakan, penangkapan sejumlah anggota DPR oleh KPK sebenarnya hanya \berbagai kasus indikasi korupsi yang terdapat di parlemen.Sedangkan anggota Badan Pekerja Indonesia Corruption Watch (ICW) Emerson Juntho sebagaimana ditulis Kompas,mengatakan, kembali tertangkap tangannya anggota DPR ini menunjukkan wakilrakyat tidak lagi memiliki malu untukmelakukan suap dan korupsi.Ia mengatakan, penangkapan anggotaDPR ini juga menunjukkan ternyata langkah KPK tak membuat orang takut melakukan korupsi. Hal ini juga menunjukkanpartai politik dan Badan Kehormatan DPRgagal melakukan tugasnya.Sekretaris Jenderal PBR Rusman Alijuga mengaku sangat kecewa jika benaranggotanya menerima suap. Dikatakan,langkah Bulyan menerima suap itu sangatdisesalkan, terutama karena ternyata masih ada yang berani melanggar hukumketika KPK sangat intensif melakukanpenyadapan.Setelah skandal seks anggota dewanyang sempat santer sampai ke dunia internasional beberapa waktu lalu, penerimaangratifikasi, dan berbagai macam jeniskorupsi lainnya, peristiwa Bulyan iniseakan menambah coretan buruk di wajahlembaga wakil rakyat yang sebelumnyamemang sudah coret-moret itu. „ MSWTerungkapnya skandal seks, penerimaan gratifikasi, danberbagai macam jenis korupsi lainnya rupanya tidakmembuat anggota dewan terhormat jera.karikatur: dendy
                                
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12