Page 6 - Majalah Berita Indonesia Edisi 64
P. 6


                                    6 BERITAINDONESIA, Februari 2009SURATKOMENTARSurat atau komentar tentang apa sajabaik berkenaan dengan isi majalah BeritaIndonesia maupun ide/gagasan/pandangan tentang isu-isu aktual dapat dikirimkan ke Redaksi Berita Indonesia, dengan alamatsebagai berikut:• email : redaksi@berindo.com• surat : Jl. Bukit Duri Tanjakan IX No. 8A JakartaSelatan 12840 Telp. (021) 8292735, 8293113, 83701736,70930474 Fax. (021) 83787235PEMASANGAN IKLAN:Telp. (021) 83701736, 8292735, 70930474Fax. (021) 83787235Anggota DPR Tukang BolosPerilaku anggota DPR pada 2009 initetap saja tak berubah walaupunbanyak kritikan terhadap budayamembolos dalam persidangan. Dengantidak memiliki kepekaan dan rasamalu, mereka terus mengulang perilaku buruk tersebut. Hal ini terbukti disidang paripurna pembukaan masasidang III 2008-2009 DPR-RI yanghanya dihadiri kurang dari 50% anggotanya. Daftar hadir sidang hanyaberisi 351 buah tanda tangan dari total550 jumlah anggota DPR-RI. Sepertinya para anggota DPR tidak berminatmemperbaiki kinerja di tahun baru ini.Sungguh naif perilaku anggota DPR yangsuka membolos. Seharusnya merekamengintrospeksi diri, bahwa merekaberoleh kursi di gedung parlemen yangmegah karena dipilih rakyat untuk menyuarakan aspirasi rakyat. Mereka dipilihuntuk turut membangun bangsa ini lewatpembuatan undang-undang. Apakahmereka lupa jika mereka digaji cukupbesar dan diberikan berbagai fasilitasyang memanjakan, yang semuanya dariuang rakyat. Akan tetapi kenyataannyasikap bebal tetap dipertontonkan paraanggota parlemen ini. Untuk itu, sangatlah bijak jika para pembolos di DPRdiumumkan secara terbuka dan selanjutnya diberikan sanksi yang tegas.Jangan sekadar diberikan imbauan.Dengan mengumumkan para anggotaDPR pembolos ini, rakyat akan lebih tahudan tidak memilihnya kembali di Pemilu2009 nanti.MUSTOFAmustofa_200@plasa.comPemerintah Harus SeriusBanjir yang mengepung Jakarta dimedio Januari 2009 lalu membuktikanperlunya keseriusan pemerintah dalammenanganinya. Serius memindahkanmasyarakat yang menetap di bantarankali, serius menjaga daerah hulusebagai kawasan resapan, seriusmengeruk daerah aliran sungai agarair berjalan lancar, dan serius bekerjalintas sektoral dan lintas wilayah.Departemen Pekerjaan Umum menyiapkan dana sekitar Rp 1 triliununtuk mengantisipasi bencana banjiryang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Dana tanggap darurat itudialokasikan untuk memperbaikiinfrastruktur sumber daya air sepertiperbaikan tanggul yang jebol. Takhanya itu, proyek Banjir Kanal Timurpun terus dikerjakan demi mengatasibanjir di ibukota. Apapun cara penanganannya, dana yang besar, proyek yang besar, tanpa keseriusansemua akan sia-sia. Korban jiwa danharta benda akibat banjir terus berjatuhan dari tahun ke tahun. Seharusnya penderitaan korban banjircukup memotivasi pemerintah danmasyarakat untuk bertindak lebihserius.RAHAYU Srahayu_s@yahoo.comJangan Kaitkan BBM DenganPolitikMenjelang Pemilu 2009, semuamasalah bisa dikaitkan dengan politik.Termasuk kebijakan pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak(BBM) juga dikaitkan dengan masalahpolitik. Misalnya, terkait denganpilpres, pencitraan Presiden SusiloBambang Yudhoyono (SBY), dan lainlain. Meskipun faktanya penurunanini terkait dengan penurunan hargaminyak dunia. Bila harga minyakdikaitkan dengan pilpres, PresidenSBY tentu tidak akan berani menaikkan harga BBM pada 28 Mei 2008lalu. Tidak ada hubungan naik turunnya harga BBM dengan kesuksesan pemerintah dalam bidang ekonomi. Seharusnya Partai Demokrattidak mengambil momen ini sebagaibahan kampanye partai atau demimendongkrak pribadi SBY. Keputusanpemerintah menurunkan harga premium dan solar disambut positifbeberapa kalangan masyarakat, danberharap dapat meningkatkan dayabeli masyarakat. Sudah saatnya diikutidengan turunnya tarif sarana transportasi dan harga bahan-bahan pokok. Penurunan harga BBM jangandikaitkan dengan masalah politik, inisemata-mata untuk kepentingan perutrakyat.DINI KINANTHIdinikina@plasa.com
                                
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10