Page 6 - Majalah Berita Indonesia Edisi 68
P. 6


                                    6 BERITAINDONESIA, 16 Juni - 20 Juli 2009SURATKOMENTARSurat atau komentar tentang apa sajabaik berkenaan dengan isi majalah BeritaIndonesia maupun ide/gagasan/pandangan tentang isu-isu aktual dapat dikirimkan ke Redaksi Berita Indonesia, dengan alamatsebagai berikut:• email : redaksi@berindo.com• surat : Jl. Bukit Duri Tanjakan IX No. 8A JakartaSelatan 12840 Telp. (021) 8292735, 8293113, 83701736,70930474 Fax. (021) 83787235Banyak Aparat Negara Meninggal Sia-siaPada 20 Mei lalu merupakan harikelabu bagi TNI, terutama angkatanudara. Sebanyak 101 orang meninggaldengan sia-sia dan 11 orang luka-luka.Sampai pertengahan Juni 2009 sudahenam kali pesawat jatuh dan ratusankorban tewas. Rentetan kecelakaanpesawat, baik pesawat militer maupunpesawat komersial, adalah bukti nyataburuknya kualitas penerbangan di Indonesia. Sangat disayangkan banyakaparat negara yang meninggal bukankarena berjuang di medan perang, melainkan karena faktor X yang kita jugatidak tahu, apakah itu karena kualitaspilotnya atau pesawat yang tidak laikterbang. Saya berharap kepada Panglima TNI agar dapat memikirkan halini karena sangat tidak adil jika aparatnegara yang sudah bersusah payahmasuk TNI dan berjuang di dalamnyahanya berakhir dengan mati sia-sia, tidakdengan terhormat seperti yang diharapkan ketika menjalankan tugas negara.RYCHE PRANITAryche_alwaysrainbi@yahoo.comAmbalat, Manohara, dan NasionalismeMedio 2009, dua kasus yang berkaitandengan Malaysia muncul hampir bersamaan, yaitu Blok Ambalat dan kekerasan terhadap Manohara. Yang satuberurusan dengan wilayah kedaulatanNKRI, dan yang satu terkait dengan nasibanak negeri ini yang diperlakukan tidakadil oleh putra mahkota kerajaan. Keduanya bermuara pada satu sebab, yaitukesombongan berlebihan Malaysia, dan disisi lain karena kurang cerdasnya kitamengelola nasionalisme bangsa ini.Urusan dengan negeri jiran Malaysiaseakan tak pernah berkesudahan. Mulaidari persoalan Ambalat, masalah TKIyang sering ‘dikhianati’, illegal logging,bahkan kini permaisurinya sendiri pundisiksa hanya karena ia orang Indonesia.Negeri yang teramat luas, kaya raya,gemah ripah loh jinawi ini ternyata ‘kecil’di mata bangsa lain. Itu terjadi lantarankita salah mengelola nasionalisme kita.IR SARJITOsarjito_aceh@plasa.comEtika Politik SantunBeberapa minggu belakangan ini gerahjuga rasanya melihat, mendengar, danmembaca berita tentang kampanyepilpres di media massa. Bagaimana tidak, semuanya saling mengolok, menyindir, bahkan secara terang-terangan menjatuhkan lawan politiknya dengan mengesampingkan etika. Adayang bergaya humoris, ada juga yangberpola anggun dan sok elegan. Mereka bilang itu demokrasi dan aplausdari para pendukung yang disebut timsukses (TS) terus memeriahkan acarasindir-menyindir itu. Begitukah tingkah para politisi kita yang akan menjadi pemimpin bangsa ini kelak? Tingkah pola mereka sungguh sangat tidakmencerminkan kultur budaya kitayang santun dan saling menghormatisatu sama lain. Budaya malu juga sudah hilang, yang ada justru budayamalu-maluin. Padahal betapa indahnya ketika sesama insan bisa salingmenghargai, memberikan kesempatan berpendapat, dan juga mendengarkan.LIDYA AMARALIA SIREGARlidiamara@yahoo.comUsul Gila Anggota DPRUsulan pemberian cendera matabagi anggota DPR berupa cincin emassenilai Rp 5 miliar di akhir masa jabatan mereka, merupakan usul giladan sangat tidak masuk akal. Bukanhanya bentuk korupsi, tapi sudah merupakan bentuk perampokan uangnegara dalam modus baru. Persis apayang disampaikan Forum MasyarakatPeduli Parlemen Indonesia (Formappi) bahwa pemberian cendera matakepada anggota DPR dapat dikategorikan sebagai korupsi dan penyalahgunaan anggaran karena dalam Undang-Undang Susunan Kedudukandan Tata Tertib DPR tidak ada aturannya. Padahal banyak masyarakat yangkecewa dengan kinerja anggota DPRdan perilaku menyimpang mereka seperti korupsi, selingkuh, tidur saat rapat, dan sebagainya. Hendaknya anggota DPR mengintrospeksi diri, tugasapa yang belum dapat diselesaikan dalam masa jabatannya. Karena itu adalah hutang kepada rakyat, yang harusdibayar. Jangan hanya mengedepankan haknya dengan rencana yang jelastidak mendidik. Karena bukan tidakmungkin bila rencana ini terealisasi,semua anggota DPRD kota dan kabupaten akan mengikuti jejak perilakuanggota DPR pusat yang jelas-jelastidak mempunyai keprihatinan kepada bangsa dan negara ini.Dody Chandracdoddycandra@yahoo.comPEMASANGAN IKLAN:Telp. (021) 83701736, 8292735, 70930474Fax. (021) 83787235
                                
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10