Page 6 - Majalah Berita Indonesia Edisi 98
P. 6
6 BERITAINDONESIA, Edisi 98BERITA TERDEPAN Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan bahwa pesawat Lion Air JT 610 baru dua bulan mengudara. Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro juga mengatakan hal yang sama, yakni pesawat ini baru dioperasikan pada 15 Agustus 2018 lalu. Menurut dia, pesawat ini dinyatakan laik operasi sebelum digunakan untuk melakukan penerbangan komersial.Boeing meluncurkan pesawat model 737 Max tahun 2017 seraya mengklaim pesawat ini lebih senyap dan lebih hemat bahan bakar ketimbang model sebelumnya, yaitu 737. Menurut Boeing, seri 737 Max adalah pesawat yang paling cepat terjual dalam sejarahnya dan telah menerima hampir 4.700 pesanan. Seri ini telah dipesan berbagai maskapai, termasuk American Airlines, United Airlines, Norwegian dan FlyDubai. Boeing 737 Max 8 juga dioperasikan Garuda Indonesia. Maskapai pelat merah itu menggunakan varian terbaru Boeing untuk rute domestik. Harga satu unit pesawat itu diperkirakan sekitar 70 juta poundsterling atau sekitar Rp1,3 triliun.Berdasarkan informasi dari akun resmi Twitter Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Basarnas telah menemukan serpihan yang diduga milik pesawat Lion Air JT 610. Sutopo menyampaikan, banyak ditemukan barang yang mengapung di permukaan laut, seperti telepon seluler, pelampung, ataupun serpihan bangkai pesawat. Basarnas dan pihak berwenang masih terus melakukan evakuasi terhadap jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 ini. Pada Rabu, 31 Oktober 2018, tim SAR gabungan berhasil mendeteksi sinyal black box pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang. Sinyal yang ditangkap itu berasal dari kedalaman 32 meter dan berada 400 meter arah barat laut dari koordinat hilang kontaknya pesawat Lion Air JT 610.Pemerintah dan pihak bandara telah membuka crisis center dan posko informasi setelah terjatuhnya pesawat Lion Air JT 610. Crisis center dan posko informasi dibuka di Bandara Depati Amir Pangkal Pinang, Bangka Belitung. Keluarga dapat bertanya mengenai perkembangan informasi terkait insiden ini. Nomor kontaknya adalah 021-80820000, sementara untuk informasi seputar penumpang dapat menghubungi nomor 021-80820002. Tak hanya itu, crisis center juga disediakan di Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta yang bekerja sama dengan Basarnas dan KNKT. Pesawat Lion Air JT 610 dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang terjatuh sesaat setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Senin (29/10/2018) pagi. Pesawat terbaru produksi Boeing dengan seri 737 Max 8 itu diketahui membawa 178 penumpang dewasa, 1 anak-anak, 2 bayi, 6 awak kabin, dan 2 pilot.Satu korban telah teridentifkasi di Rumah Sakit Bhayangkara Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur (31/10/2018). Kapus Inavis Breskrim Polri Brigjen Pol Hudi Suryanto menyampaikan, korban berjenis kelamin perempuan bernama Jannatun Cintya Dewi. Bagian tubuhnya dibawa bersama 24 kantong jenazah yang datang pertama kali ke RS Polri. Hingga 31 Oktober 2018, sudah ada 48 kantong jenazah yang dikirim ke RS Polri dan sampel DNA sudah diambil dari 87 bagian tubuh yang terkumpul.Pesawat Lion Air JT 610 dikabarkan hilang kontak setelah 13 menit lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta. Pesawat ini akan terbang menuju Bandara Depati Amir di Pangkal Pinang. Waktu tempuh seharusnya yang dibutuhkan pesawat sampai ke Pangkalpinang 70 menit. Kepala Kantor SAR Pangkal Pinang Danang Priandoko menyampaikan bahwa pesawat hilang kontak di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara. Menurut Danang Priandoko, pesawat Lion Air JT 610 sempat dilaporkan akan kembali ke Bandara Soekarno-Hatta. Namun, pesawat tak kunjung tiba di bandar udara yang terletak di Tangerang, Banten. Pesawat itu diterbangkan kapten pilot Bhavye Suneja dengan copilot Harvino. “Kapten pilot sudah memiliki jam terbang lebih dari 6.000 jam terbang dan kopilot telah mempunyai jam terbang lebih dari 5.000 jam terbang. Keduanya adalah penerbang yang sangat berpengalaman, juga dalam menerbangkan pesawat ke luar negeri seperti ke Cina dan Timur Tengah,” kata Presiden Direktur Lion Air, Edward Sirait.