Page 41 - Majalah Berita Indonesia Edisi 100
P. 41
BERITAINDONESIA, Edisi 100 41LENTERAnya sepersekian persen daripada luas Indonesia, 20 tahun yang akan datang akan kekurangan air. Salah satu pertimbangan pindah ibukota ternyata Jawa akan kekeringan. Menurut Khotib (AS Panji Gumilang) kalau itu memang benar alasannya, ini adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab. Kurang air lantas pindah, nanti di sana amblas, nanti pindah lagi. Maka tindakan yang paling bertanggung jawab adalah mari dipersiapkan kehidupan yang wujuhuyyaumaidzin naimah. Mari kita siap dengan wajah yang berseri-seri, kita bangun tempat, kalau dulu Siloam dibangun dengan linggis maka sekarang ada linggis yang menggunakan mesin, maka kita bangun karena air lebih mahal daripada emas tatkala kosong. Mari kita bangun yang sama nilainya dengan emas. Maka kalau kita mempersiapkan telaga atau waduk yang kita namakan Tirta Kencana, ini sungguh sangat tepat. Kalau saudara sudah membaca sejarah Siloam, inilah Siloam yang kedua: Tirta Kencana.Kalau sahabat-sahabat kita di rumahsakitnya maka kita siapkan rumah sakit itu supaya hidup, air sumber kehidupan kita bangun, kita memiliki roh yang merdeka, maka kita harus sanggup menyelesaikan Siloam dalam bentuk Tirta Kencana yang ada di kampus kita ini.Kalau Siloam adalah sumber air yang dibuat yang menghubungkan kepada istana raja, maka Tirta Kencana atau Siloam masa kini itu kita buat dan kita sambungkan ke taman Raja Puspa Kencana. Memang begitu kondisi Siloam. Siloam dihantar ke taman raja dan istana raja, maka Siloam Tirta Kencana, kita hubungkan tidak boleh diputus di tengah jalan, hubungkanlah kepada Taman Puspa Kencana yang akan masuk ke menara Siloam yang kita katakan menara Pemuda dan Perdamaian.Itu persis Siloam sumber air kemudian ada taman, kemudian ada menara, kemudian ada istana raja, kita punya Tirta Kencana menyambung pada Puspa Kencana, masuk September 2019PROGRESS PEMBANGUNAN PUSTIR