Page 5 - Majalah Berita Indonesia Edisi 28
P. 5


                                    BERITAINDONESIA, 04 Januari 2007 5SURATKOMENTAR http://www.beritaindonesia.co.id/surat_pembaca/Surat atau komentar tentang apa saja baikberkenaan dengan isi majalah Berita Indonesia maupun ide/gagasan/pandangantentang isu-isu aktual dapat dikirimkan keRedaksi Berita Indonesia, dengan alamat sebagai berikut:• http : //www.beritaindonesia.co.id/surat _pembaca/• email : redaksi@berindo.com• surat : Jalan Cucakrawa No.14A Bukit Duri, Tebet,Jaksel 12840 Telp. (021) 70930474, 8293113 (021) 83701736 Fax. (021) 8293113, 9101871BUNG WARTOPerpanjang STNK Jadi GampangLewat CaloBulan lalu adalah jatuh tempo STNKmobil saya. Mobil tersebut masih atasnama pemilik sebelumnya, sehinggasaya harus pinjam KTP asli orangtersebut untuk memperpanjang STNK.Saya pergi ke bis perpanjang STNKkeliling. Namun, ketika diperiksa olehpetugas, KTP tersebut dianggap tidaksah, karena adanya bekas dihapus dandiketik kembali di bagian nama danalamat. Setelah saya lihat, memangbegitu adanya, namun ketika sayatanyakan ke pemilik KTP tersebut,ternyata dari Kelurahannya sudahbegitu. Akhirnya saya kembali ke petugas bis perpanjang STNK lengkap dengan Kartu Keluarga dan KTP aslianggota keluarga lainnya (yang jugaternyata ada bekas diketik ulang dariKelurahan), namun petugas tersebutmasih menolak permohonan perpanjang STNK tersebut. Ketika saya tanyakan apalagi yang dapat saya tunjukkansebagai bukti, petugas meminta KTPdiperbaiki dulu di Kelurahan. STNKtersebut seminggu lagi jatuh tempo danpetugas juga menyebutkan kalau lewatjatuh tempo bayar saja denda keterlambatannya. Saya benar-benar lelah setelah diperlakukan seperti itu ketikamencoba memperpanjang STNK sendiri. Akhirnya saya minta bantuan birojasa dan STNK itu dapat diperpanjangtanpa masalah. Tanya kenapa?Johannes,johannes_97_170@yahoo.comCuma Tahu Kasih KomentarBila diurutkan negara yang palinghandal menghasilkan komentator,mungkin negara kita layak untuk mendapatkan peringkat pertama penghasilkomentator terbanyak. Mengapa? Cobakita lihat akhir-akhir ini, bundaran HIyang dahulu sedikit sepi dikunjungiwisatawan sekarang ramai didatangiorang-orang dengan berbagai spandukyang mereka bawa. Mereka datanghanya untuk mengomentari negara kitasendiri dan hal itu pun hampir setiapbulan ada di sekitar kita. Mungkin orang-orang tersebut terlalu berlebihanmempunyai ambisi menjadi presiden,sehingga mereka berpikir bahwa taklayak bagi pemimpin-pemimpin negarakita untuk memimpin. Padahal bukankah kita mengikuti pemilu? Itu merupakan konsekuensi yang harus kita tanggung. Tetapi bagaimana para pemimpinkita bisa memimpin dengan baik kalaukita sendiri hanya bisa mengomentaritanpa memberikan dukungan. Inilahcara rakyat Indonesia berpartisipasidalam pemerintahan. Sebetulnya, berkomentar bukanlah hal yang salah. Negara kita pun mempunyai undangundang yang menjamin kebebasan orang untuk berbicara. Namun, sepertinya rakyat-rakyat Indonesia terlalu terlewat batas untuk mengomentari peme-
                                
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10