Page 5 - Majalah Berita Indonesia Edisi 49
P. 5
BERITAINDONESIA, 08 November 2007 5V ISIBERITAemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu yangdipimpin duet Presiden Susilo Bambang Yudhoyonodan Wakil Presiden M Jusuf Kalla sudah memasukitahun keempat, sejak 21 Oktober 2007. Berbagaipenilaian atas kinerja pemerintah hasil pemilihan langsungrakyat ini muncul di berbagai media. Baik penilaian yangdidengungkan para anggota legislatif, pengurus partai,pengamat dan hasil jajak pendapat dari lembaga surveimaupun pendapat dari pemerintah sendiri.Intinya, dalam tiga tahun bekerja, pemerintah ini dinilaicukup berhasil mengendalikan situasi politik dan keamanan.Penegakan hukum, khususnya pemberantasan korupsi jugarelatif berhasil, walaupun masihdikesankan adanya tebang pilih.Hanya saja kondisi ekonomi masihbelum seperti diharapkan, terutama soal pengangguran, kemiskinan, dan investasi. Tapi, sebagaimana dikemukakan WapresJusuf Kalla, dalam percakapandengan Tokoh Indonesia dan Berita Indonesia, Senin (8/10/07) diIstana Wapres, pemerintah yakindan optimistis masalah itu akandapat diperbaiki dalam dua tahunsisa pemerintahan. Wapres yakindan optimistis mengingat masalahpokok yang dihadapi itu terusdikerjakan oleh pemerintah sekarang ini.Jusuf Kalla menunjuk pembangunan infrastruktur jalan,jembatan, pelabuhan, bandara danlistrik yang sekarang kian giatdikerjakan. Tentang pembangunan infrastruktur, menurut Wapres,alokasi anggaran dirombak tahunini maupun ke depan, sehinggameningkat besar sekali.“Langkah perbaikan infrastruktur yang selama sembilan tahun lalu tidak dijalankandiharapkan bisa memperbaiki dan melanjutkan usaha laindan investasi sehingga dapat meningkatkan pendapatandalam negeri untuk mengurangi pengangguran dan kemiskinan,” tegas Wapres.Wapres mengatakan untuk meningkatkan lapanganpekerjaan dan mengurangi kemiskinan, pertumbuhanekonomi mau tidak mau tidak cukup dengan 6,0 persen.“Harus di atas 7-8 persen seperti India dan Vietnam. Tidakboleh pertumbuhan kita kalah dengan mereka karena potensibangsa kita sebenarnya jauh lebih besar,” kata Kalla.Pemerintah memperkirakan, ekonomi Indonesia padatriwulan III-2007 akan tumbuh pada kisaran 6,2-6,4 persen.Keberlanjutan pertumbuhan ekonomi ditopang konsumsimasyarakat dan kinerja ekspor. Kisaran pertumbuhan itudiumumkan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) DepartemenKeuangan, Kamis (11/10) di Jakarta.Pertumbuhan itu bersumber dari meningkatnya lajukonsumsi rumah tangga di posisi 4,79-4,86 persen atau lebihtinggi dibanding triwulan sebelumnya, yakni di level 4,66Menteri, Ayo Kerja Keraspersen.Sementara untuk tahun 2008 pemerintah menargetkanpertumbuhan ekonomi 6,8 persen. Target ini akan mungkindicapai jika semua jajaran pemerintah, terutama para menteriKabinet Indonesia Bersatu yang sampai saat ini sebagianmasih merupakan titik-titik lemah pemerintahan ini, bisabekerja lebih keras dan inovatif. Para menteri harus bisamengimbangi dan mengimplementasikan berbagai kebijakanyang sudah dicanangkan oleh Presiden dan Wakil Presiden.Apalagi tahun depan (2008), pemerintah harus memperhitungkan dampak tak langsung dari kenaikan hargaminyak dunia (diprediksi akan mencapai di atas 90 US dolarper barel) terhadap APBN danperekonomian. Jangan sampaiterjadi proyeksi Dana Moneter Internasional yang memperkirakanpertumbuhan ekonomi Indonesiatahun depan hanya 6,1 persen.Kerja keras para menteri sangatmenentukan peningkatan kinerjapemerintahan ini ke depan. Diharapkan, dengan kerja keras itu,pertumbuhan ekonomi tidak lagihanya bertumpu pada pertumbuhan pasar uang, tetapi lebihbertumpu pada pertumbuhansektor riil. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi diharapkansecara langsung mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Tidak lagi seperti saat ini, pertumbuhan ekonomi kurang berdampak langsung pada upayamengatasi pengangguran dan kemiskinan, bahkan angka pengangguran dan jumlah penduduk miskin makin bertambah.Dua tahun ke depan, pemerintahan SBY-JK dituntut bekerjakeras untuk memenuhi janji-janjikampanye, terutama yang terkait dengan kesejahteraanrakyat kecil.Sebenarnya, sebelum dan sejak mendapat mandat darirakyat, melalui pemilu paling demokratis dalam sejarah Indonesia, Presiden SBY dan Wapres Jusuf Kalla sudahmenegaskan kepeduliannya untuk mengatasi penganggurandan kemiskinan. Masalahnya, untuk mewujudkannya tidakcukup dengan berwacana dan berpidato. Harus adakebijakan nyata, tindakan nyata, kerja keras nyata secarakreatif dan efektif. Tidak sekadar bekerja dari hitunganlamanya waktu, tetapi bekerja keras secara tepat daninovatif.Tentang kinerja pemerintah, Presiden SBY dan WapresJusuf Kalla secara gentle mengaku belum merasa puas.Kendati kinerja telah meningkat, seperti kinerja ekspor dalamtahun-tahun terakhir ini, Presiden masih belum puas. Sebab,potensi sumber daya alam Indonesia sebenarnya masih sangatbesar dan belum dimanfaatkan seoptimal mungkin. MenurutPresiden, peningkatan kinerja bisa lebih baik jika dilakukankerja keras dan inovasi yang tinggi. Pilustrasi: dendy