Page 8 - Majalah Berita Indonesia Edisi 49
P. 8
8 BERITAINDONESIA, 08 November 2007BERITA TERDEPANBERLOMBAMerancangKOALISIKoalisi permanen akan memperjelas garisbatas antara partai yang berkuasa danpartai oposisi.enjelang Pemilu2004, ada duakoalisi besaryang saling bersaing merebut kekuasaan. Keduanya adalah Koalisi Kebangsaan (Partai Golkar, PDIPerjuangan, Partai BintangReformasi, Partai KebangkitanBangsa dan Partai Damai Sejahtera) dan Koalisi Kerakyatan (Partai Keadilan Sejahtera, Partai Demokrat, PPP,PAN, dan PBB). Koalisi Kerakyatan menyokong Susilo Bambang Yudhoyono.Belakangan dua koalisi itupecah. Koalisi kebangsaanpecah setelah Akbar Tandjung lengser dari jabatannyasebagai ketua umum DPPPartai Golkar, Desember2004. Wapres Jusuf Kallayang terpilih menjadi ketuaumum baru Golkar memilihmenarik Golkar dari barisanKoalisi Kebangsaan yangsempat diwacanakan Akbarakan menjadi kekuatan oposisi dalam pemerintahanSBY. Namun berhubung Golkar sudah terbiasa dengankekuasaan, wacana tersebuttidak populer.Untuk mencegah agar kejadian tersebut tidak terulang,kini muncul tuntutan agardibentuk koalisi permanenyang memperjelas garis batasantara partai yang berkuasadan partai oposisi. Dengan begitu tidak ada lagi parpol abuabu. Selama ini oposisi yangdibangun PDIP sukar produktif karena partai-partai lainyang sebenarnya bukan pendukung pemerintah justru tidak tergabung dalam koalisioposisi. Partai Bulan Bintang(PBB), misalnya, sudah bukanpendukung pemerintah lagi,tetapi bukan pula barisan oposisi. PBB mengambil sikap ‘kritis terhadap pemerintah’, namun bukan oposisi.Perlunya koalisi permanenini terlontar setelah KetuaDewan Pertimbangan Pusat(Deperpu) DPP PDIP TaufiqKiemas mengklaim bahwa PDIPerjuangan telah membentukkoalisi baru yang diberi namaliga nasional yaitu koalisi PDIPdan Golkar yang dulu digagasbernama liga utama ditambahdua partai lainnya yakni PPPdan PAN. Hal itu disampaikansuami mantan Presiden Megawati Soekarnoputri ini dalamopen house Idul Fitri di rumahnya di Jakarta. Dasarpembentukan koalisi itu menurutnya adalah untuk memperkuat pencapaian kepentingan nasional. Termasuk,membangun pemerintahanyang efektif dengan komitmenmenjaga NKRI, UUD 1945,Pancasila, dan pluralisme.Rencananya, koalisi itu akandideklarasikan April 2008.Koalisi permanen (apapunnamanya) dinilai PDIP sangatpenting karena selama tigatahun menjadi oposisi, banyakkebijakan pemerintah yangditentang oleh masyarakatjustru disahkan di DPR karenafraksi-fraksi partai di DPRtidak memiliki sikap yangpasti, apakah pendukung atauoposisi pemerintah. Padahalkalau partai-partai yang adadikelompokkan menjadi duasaja, DPR bisa bekerja lebihefektif dalam mengawasi pemerintah.Ide ‘koalisi permanen’ inimalah dimentahkan Golkar,PPP dan PAN. Mungkin mereka masih malu-malu mengakui adanya koalisi dan mengaku sebagai partai pendukung pemerintah yang akanmenyukseskan duet SBY-JKhingga 2009.Terwujudnya liga nasionalmenjadi koalisi permanen masih diragukan. Kesamaan azasyang disebutkan menjadi latarbelakang pendiriannya diragukan bisa mengikat PPP danPAN yang latar belakang pendiriannya bernuansa keislaman. Keterlibatan Golkar jugamenjadi persoalan tersendiri.Sebab di satu sisi, Golkar berkoalisi dengan PDIP, tapi di sisi lain Jusuf Kalla masih menjadi bagian dari pemerintahanPresiden Susilo Bambang Yudhoyono.Sebagian politisi bahkanmenilai, sejak awal tujuankoalisi ini bersifat pragmatisyakni untuk memenangkanpemilihan presiden 2009,bukan koalisi permanen. Pendapat tersebut diantaranyadisampaikan oleh mantanKetua DPR 1999-2004 yangjuga mantan Ketua UmumPartai Golkar Akbar Tandjung. “Saya lihat kebutuhanmereka bergabung hanya untuk pemenangan capres,” katanya. Bahkan, Ketua MPRyang juga mantan PresidenPartai Keadilan SejahteraHidayat Nur Wahid memastikan koalisi itu tidak akanberhasil mengusung namacalon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2009.Secara khusus, Akbar jugamempertanyakan keterlibatanPartai Golkar dalam koalisitersebut. Menurutnya, hal tersebut tidak etis karena dinilaiterlalu dini. Sebagai partaipemerintah, tidak tepat jikaPartai Golkar harus bersanding dengan PDIP yang merupakan partai oposisi. Darikubu Presiden Susilo BambangYudhoyono sendiri (PartaiDemokrat), wacana ini hanyaditanggapi dingin.Tapi, terlepas dari perbedaan pendapat tersebut, apabilaliga nasional berhasil dibentuk, koalisi ini akan menjadikoalisi terbesar yang pernahterbentuk di Indonesia. PadaPemilu tahun 2004 yang lalu,keempat parpol ini berhasilmemperoleh 54,70 % suara(347 kursi di DPR). Denganbegitu, jika presiden dan wakilpresiden yang diusung koalisiini terpilih, berarti presidenwapres tersebut mempunyaidukungan yang kuat di parlemen. MLPMilustrasi: dendy