Page 8 - Majalah Berita Indonesia Edisi 56
P. 8
8 BERITAINDONESIA, 1 Mei 2008BERITA TERDEPANLapar di Lumbung Padiejak beberapa bulanterakhir, krisis bahanpangan melanda dunia yang berdampakpada melambungnya hargakomoditi itu. Setelah jagung,gandum, dan kedelai, kinigiliran krisis beras. Hargaberas dunia kini melambungmencapai US$700 per ton,yang merupakan harga tertinggi sepanjang 20 tahunterakhir.Kenaikan harga pangan,termasuk beras, ini sebenarnya sudah diprediksi jauhjauh hari. Bahkan oleh berbagai lembaga dunia, krisisdigambarkan mengerikan, karena diperkirakan akan melanda 36 negara di dunia, termasuk Indonesia. Krisis diprediksi begitu meluas, bahkandigambarkan akan menjadikrisis global terbesar padaabad ke-21.Krisis beras ini terjadi karena kelangkaan stok sebagaidampak perubahan iklim. Disamping itu, sejumlah negaraprodusen utama beras jugamembuat kebijakan pengurangan ekspor untuk mengendalikan laju inflasi di negaranya. Vietnam, yang merupakan produsen beras keduaterbesar dunia setelah Thailand, tahun ini menerapkanpajak ekspor berasnya. Di lainpihak, banyak negara sedangberusaha mengimpor berasuntuk menjaga stok negaranya. India misalnya, mulai 20Maret, menurunkan pajakimpor beras hingga nol persen.China juga saat ini disebutsebut tengah berusaha kerasmengumpulkan beras di gudang untuk cadangan panganmereka.Ingat beras berarti ingatpetani. Dalam hal kenaikanharga beras ini, sepantasnya pihak pertama yang paling menikmati adalah petani. Tapi diIndonesia, petani belum tentuikut menikmati kenaikan hargadi pasar dunia. Sebab, sudahmenjadi penyakit menahun dinegeri ini, setiap panen raya,harga gabah di petani selaluanjlok. Seperti diakui MenteriPertanian Anton Apriyantono,Smeski harga beras di pasar dunia 700 dollar AS per ton, hargagabah lokal justru turun. \sedang prihatin. Harga gabahjatuh karena produksi berlebih,\Kenaikan harga beras duniaini, seharusnya menguntungkan Indonesia sebagai negaraagraris. Tapi kenyataannyatidaklah demikian. Karenabanyak faktor yang akan mempengaruhi seperti kondisi alam, keterbatasan Bulog, danulah spekulan yang hanyamencari untung.Walaupun Departemen Pertanian memperkirakan produksi beras tahun ini akanmencukupi kebutuhan dalamnegeri, bahkan kemungkinansurplus, namun berbagai faktor bisa membelokkan perhitungan tersebut. Dirut Perum Bulog Mustafa Abubakarjuga mengatakan, lembaganyamasih hati-hati menanggapihal tersebut sebab produksisangat dipengaruhi kondisialam.Kehati-hatian Bulog itu cukup mendasar, mengingat beberapa tahun terakhir ini, Indonesia hampir rutin mengimpor beras sekitar 2 juta tonper tahun. Jadi beralasan jikaada yang meragukan kebenaran produksi beras dalamnegeri bisa mencukupi kebutuhan nasional tahun ini.Untuk mendukung stabilisasiharga dan ketahanan pangan,Perum Bulog akan fokus membeli beras dalam negeri. Darikebutuhan 2,8 juta-3 juta tonberas tahun 2008, Bulog menargetkan pembelian berasdari produksi dalam negeri2,43 juta ton. Beras itulahnantinya yang akan digunakanBulog untuk keperluan berasbagi rakyat miskin atau raskin,untuk stabilisasi harga, antisipasi bencana, keperluan stokBulog, dan cadangan beraspemerintah.Tapi, di tengah usaha agarpemerintah tidak mengimporberas, justru lahir kecemasanbaru. Yaitu, larinya beras Indonesia ke pasar luar negeri.Kecemasan itu terdengar lucu,karena selama ini Indonesialebih dikenal sebagai pengimpor daripada pengeksporberas. Dan defisit atas pemenuhan kebutuhan beras dalamnegeri masih terus berlangsung.Namun, itu bisa saja terjadikarena selisih harga dalamnegeri dan pasar dunia cukupbesar. Harga beras dalam negeri saat ini berkisar antaraUS$300 hingga US$400 perton. Sedangkan di pasar dunia,harga terus merambat naikmelewati US$700 per ton.Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah telah berjanji akan mengamankan pasokan beras dalam negeri. Salah satu langkah yang akan ditempuh adalah dengan mengenakan bea keluar beras.Memperhatikan persoalanpangan yang terus berulang dinegeri ini, ke depan, selainmenstabilkan harga beras didalam negeri, juga diharapkanadanya upaya-upaya peningkatan produksi gabah danberas dalam negeri. Kebijakanperberasan perlu diarahkanuntuk meningkatkan pasokan,kalau bisa sampai bisa mengekspor. Untuk itu, upaya menggenjot produksi beras wajib diteruskan, baik melalui pembukaan sawah-sawah barumaupun melalui peningkatanproduktivitas. Dengan demikian, Indonesia diharapkanmemiliki kedaulatan pangan,sehingga tidak menjadi korbandari gejolak harga dunia.Kenaikan harga beras dipasar dunia sekarang ini sangat tepat menjadi langkahawal Indonesia untuk benarbenar melepaskan ketergantungan pada beras impor. Sehingga anekdot yang mengatakan lapar di lumbung paditidak lagi melekat di negeri ini. MS, MLPNaiknya harga beras dunia tidak membuatpetani Indonesia mendapat untung.Penyebabnya, pemerintah lebih berpihakkepada kepentingan pengusaha daripadapetani.Dendy