Page 5 - Majalah Berita Indonesia Edisi 60
P. 5


                                    BERITAINDONESIA, 26 September 2008 5V ISIBERITAmat Islam di seluruh dunia merayakan harikemenangan (Idul Fitri) setelah sebulan berpuasa(bulan Ramadlan). Bergema Takbir, Tauhid danTahmid yang terucap dengan ikhlas penuh sukacita. Laa ilaaha illallah, Tiada Tuhan melainkan hanya Allah.Allah yang Maha Agung, Maha Suci, dan Maha Kuasa.Selama sebulan menjalankan ibadah puasa, tentu terasaamat nikmat. Nikmat bukan hanya lantaran kita bisa tuntasmenahan rasa lapar dan haus. Melainkan lebih daripada itu,nikmat karena selama berpuasa (ibadah) jika kita mampumemerangi hawa nafsu dan keserakahan (musuh kita yangpaling besar) bahkan mampu melakukan banyak kebaikan,baik yang sunah maupun wajib. Dengan demikian, kita tidaktermasuk bahagian dari“banyak orang yang berpuasa, tapi yang didapathanya lapar dan dahagasaja.” (Sabda Rasulullah).Lalu, berikutnya kitapun beroleh nikmat padaHari Raya Idul Fitri, yaknimerayakan kemenangandalam memerangi hawanafsu. Sungguh nikmat.Kenikmatan itu kita ejawantahkan pula denganperayaan, suka cita, salingberkunjung, mudik, salingmengucap salam dan saling bermaafan. Masingmasing kita mengucapsyukur dan melupakankesalahan orang lain. Bukankah Allah, Sang Pencipta, juga telah bermurahhati memaafkan dosa kita?Sesungguhnya, dalamampunan Allah itulah kitadikembalikan pada kondisi fitrah. Setelah menjalankan ibadah puasaselama sebulan, kita dikembalikan pada kondisifitrah, layaknya bayi yang baru lahir, putih bersih kembalitanpa bercak dosa. Bermakna, lahir kembali pada nalurikemanusiaan yang murni, kembali pada keberagamaan yanglurus, dan kembali (berpaling) dari seluruh hawa nafsu dantindakan yang bertentangan dengan jiwa manusia yang masihsuci.Begitulah orang yang beriman dan beribadah puasaRamadlan merayakan hari kemenangan Idul Fitri (1 Syawal1429 Hijriyah, tahun ini), sebagai hari kemenangan awalmenyongsong hari-hari di depan.Hari-hari di depan itu adalah hari-hari nyata yang akankita jalani. Hari-hari yang hari ini kita sendiri belum tahuapa yang akan terjadi, tantangan hidup seperti apa yang akankita hadapi dan keberhasilan apa yang akan kita raih. Tetapikelak, kita akan menghadapinya sebagai kenyataan hidup.Dan, hari ini (Idul Fitri) kita mengawalinya denganSelamat Idul FitriU kemenangan menahan lapar dan haus dan melawan hawanafsu.Ibarat dari kamp latihan, selama sebulan berpuasa, latihanmenahan amarah dan hawa nafsu dengan kualitas tinggi (ibadah), tentu kita sudah punya bekal menghadapi hari-hari kenyataan hidup berikutnya. Hal ini bermakna, bahwa kemampuan menahan hawa nafsu itu seharusnya berlanjut. Tidak berhenti selepas bulan Ramadlan saja. Maka kurang bermaknalah kamp latihan, jika apa yang dilatihkan hanya bisadilakukan selama di kamp latihan. Ya, sekurang-kurangnyaharuslah lebih bersih jiwa kita dari hari-hari sebelumnya.Dengan demikian, puasa Ramadlan tidak hanya sebuahrutinitas ibadah yang setiap tahun dilakukan tetapi tidakmembawa pelakunya kembali kepada fitrah, tidakmeningkatkan kulitas keimanan dan kualitas amaldan taqwa.Sebagai manusia, memang kita tidaklah sempurna, tidak luput dari kesalahan dan kealpaan. Maka, pada setiap ibadah puasa Ramadlan, kita membersihkan diri dari segalahawa nafsu dan kesalahan.Namun, bukan berarti pada bulan-bulan berikutnya,sampai ketemu bulan Ramadlan berikutnya, bebasmelepas hawa nafsu danberbuat kesalahan.Suatu kesalahan besarapabila Idul Fitri dimaknaidengan perayaan kembalinya kebebasan makan-minum dan melepas hawanafsu, berbuat maksiat dankorupsi yang seharusnyaditinggalkan. Orang seperti ini hanya akan menjadi saleh musiman. Melainkan harus selalu adapertumbuhan (proses)kembali kepada fitrah (lahir kembali) dengan prosespeningkatan kualitas iman, amal dan taqwa.Dalam proses peningkatan kualitas iman, amal dan taqwainilah kita merayakan Idul Fitri setiap 1 Syawal Hijriyah.Menjadi semakin dewasa dan semakin berguna bagi oranglain. Semakin dewasa memahami dan menghargai nilai-nilaikemanusiaan. Semakin dewasa dalam menjalin hubunganyang interdependen, rukun dan toleran. Semakin dewasamenjadi rahmat bagi semesta alam. Semakin dewasa sebagaiorang beriman pembawa damai.Kita biasakan semua itu dalam tradisi silaturahim, atausilaturahmi yang ikhlas dan tulus. Saling menyapa, salingmemaafkan dan saling mengunjungi, dan mudik. Silaturrahim yang hangat untuk menyegarkan ikatan kekerabatan,menyambung dan mempererat tali persaudaraan. SelamatIdul Fitri 1 Syawal 1429 Hijriyah. Redaksiilustrasi: dendy
                                
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10