Page 6 - Majalah Berita Indonesia Edisi 65
P. 6


                                    6 BERITAINDONESIA, Maret 2009SURATKOMENTARSurat atau komentar tentang apa sajabaik berkenaan dengan isi majalah BeritaIndonesia maupun ide/gagasan/pandangan tentang isu-isu aktual dapat dikirimkan ke Redaksi Berita Indonesia, dengan alamatsebagai berikut:• email : redaksi@berindo.com• surat : Jl. Bukit Duri Tanjakan IX No. 8A JakartaSelatan 12840 Telp. (021) 8292735, 8293113, 83701736,70930474 Fax. (021) 83787235Hati-Hati Dengan Politik UangHajatan demokrasi kian dekat. Semua caleg berusaha mencari calon pemilihnya dengan berbagai trik dan caraagar mendapat suara terbanyak. Bahkan tindakan menghalalkan segala caradalam setiap hajatan politik, sepertimoney politics (politik uang) selaluada. Marilah kita dengan hati yangjujur dan kebulatan tekad melenyapkan politik uang. Kita cari caleg yangbermutu, berprestasi, serta punyadedikasi tinggi terhadap nasib rakyat.Tinggalkan KKN dan hancurkan politikuang demi menuntaskan pemberantasan KKN di negeri ini. Dukung calegberprestasi, jujur, adil, dan punya komitmen tinggi terhadap rakyat kecil.WISNU WIDJAJAwisnuwidjaja2003@yahoo.comMuka DPR Kembali TercorengIntegritas lembaga perwakilan rakyatmakin terpuruk. Skandal demi skandal, mulai dari pelecehan seksual hingga korupsiterus terkuak dan makin mencoreng mukapara anggota dewan yang terhormat itu.Baru-baru ini, anggota Fraksi PAN, AbdulHadi Jamal, tertangkap basah oleh KPK saatmenerima suap sebesar Rp1 miliar di daerahKaret, Jakarta Selatan. Moral para wakilrakyat kita memang sudah rusak. Tak adarasa malu dan jera dalam melakukan tindakkorupsi. Budaya korupsi anggota DPRsebagian mungkin karena hobi. Sebagianlagi pakai teori aji mumpung. Mumpungmenjabat dan ada kesempatan, kenapatidak. Maklum saja, dari awal pemilihanmereka sudah menghabiskan banyak uanguntuk mendapatkan target suara terbanyak.Mereka tak pernah puas, setelah mendapatkursi panas mereka berlomba-lombamemperkaya diri. Janji kosong selamakampanye ingin mensejahterakan rakyathanya isapan jempol semata. Koruptorharus dihukum seberat-beratnya. Janganbiarkan virusnya menulari seluruhaparat di negeri tercinta ini. Tampukpimpinan tertinggi sampai terendahharus sama-sama memerangi korupsi disetiap instansi, baik pemerintah maupun swasta. Bayangkan majunya Indonesia tanpa korupsi. Indah bukan?RAHAYU Srahayu_s@yahoo.comKPU Harus Optimalkan Sosialisasi PemiluMenjelang pelaksanaan Pemilu 2009,masih banyak masyarakat yang belummemahami bagaimana cara memilih.Celakanya lagi, perangkat pemerintahandesa, camat juga tidak tahu bagaimanamekanisme cara memilih dalam pemilunanti. Situasi ini akibat kurangnyasosialisasi pemilu baik ke masyarakatmaupun aparat desa dan kecamatan.Banyak kalangan menilai bahwa sosialisasi oleh KPU sangat minim. Menanggapi hal itu, KPU melakukan silaturahim dengan pimpinan redaksi berbagai media guna meminta bantuan dalam sosialisasi pemilu. Simulasi-simulasicara memilih di berbagai tempat danwaktu harus segera dilakukan baik olehKPU pusat maupun KPU di daerah.Karena kurangnya sosialisasi akan berpengaruh kepada kualitas pelaksanaanPemilu 2009. Pemahaman tata caramemilih akan meningkatkan partisipasimasyarakat serta mengurangi kesalahanpemilih yang menjadikan adanya suaratidak sah. Sebenarnya sosialisasi bukanhanya tanggung jawab KPU dan pemerintah, melainkan tanggung jawab seluruh elemen bangsa.PRIBADI SANTOSOpribadis@plasa.comNalar Terkalahkan Oleh Batu AjaibFenomena dukun cilik Ponari sungguhmencengangkan, walaupun telah memakan korban meninggal dan sempatdilarang berpraktik oleh pihak kepolisiansetempat. Kenyataannya, masyarakattetap membludak mendatangi tempattinggal Ponari. Walaupun tidak memperoleh celupan batu petir Ponari, apasaja yang berkaitan dengan Ponarimereka gunakan, seperti air bekas mandiPonari. Ponari bukan menjadi alasanmasyarakat tidak mampu berobat kedokter. Faktanya masyarakat yangberkunjung ke dukun Ponari bukanhanya warga setempat, tetapi juga wargadaerah lain yang memerlukan ongkoscukup besar untuk sampai ke lokasi plusbiaya tak terduga lainnya. Namun, rasionalitas masyarakat yang berkunjung kedukun Ponari sudah tidak digunakan.FATHIMAH AZAHRAf_zhahra@plasa.com
                                
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10