Page 64 - Majalah Berita Indonesia Edisi 80
P. 64
64 BERITAINDONESIA, November 2010BERITA KESEHATANSemua Ada RisikonyaBahaya bahan pengawet dalam makanan, termasuk dalammie instan, mirip nikotin dalam rokok. Dampaknya baruterasa jika dikonsumsi terus menerus.roduk makanan yang segar lebihbaik dikomsumsi daripada makanan yang telah mendapat bahan pengawet. Masalahnya, proses pendistribusian makanan tidak selamanya cepat. Untuk itu, penggunaan bahan tambahan makanan (BTM), baikuntuk pengawet, pemanis, perasa, pewarna, dan penguat rasa, lazim diberikandalam produk makanan yang beredar dipasaran.Penggunaan bahan tambahan makananuntuk pengawetan dilakukan dengan menambahkan suatu bahan kimia tertentudengan jumlah yang diketahui dan amanuntuk dikonsumsi manusia. Jenis danjumlah pengawet yang digunakan telahdikaji keamanannya.Tujuan pengawetan makanan antaralain untuk mempertahankan konsistensiproduk, meningkatkan atau mempertahankan nilai gizi, mempertahankan kelezatan dan kesehatan makanan, danmenghambat pembusukan. Prinsipnya,menjamin mutu awal makanan agar tetapterjaga selama mungkin.Dalam kasus mie instan beberapa waktulalu, berdasar tes yang dilakukan olehDepartemen Kesehatan Taiwan, mieinstan asal Indonesia memiliki 2 bahanpengawet yang tidak lolos dalam klasifikasi barang impor, yaitu bahan pengawetmethyl parahydroxy benzoate padakecap dan bahan pengawet benzoic acid.Menteri Kesehatan Endang RahayuSedyaningsih menjelaskan, kandunganmethyl parahydroxy benzoat atau disebutjuga nipagin di kecap mie instan produkIndonesia sebesar 250 miligram per kilogram, sesuai dengan batas maksimal.Sedangkan Codex Alimentarius Commission (CAC) menetapkan batas penggunaan maksimal nipagin yang berfungsi menahan laju pertumbuhan mikroba yangmembuat makanan cepat rusak adalahsebesar 1000 mg/kg produk.Selain itu, berdasarkan ‘Database ofSelect Committee on Generally RecognizeAs Safe (GRAS) Substances Reviews’,diketahui bahwa tidak ada bukti bahayapenggunaan nipagin sebagai pengawetdalam pangan olahan selama digunakansesuai standar dan tidak melebihi batasmaksimal yang ditentukan. Dan menurutCodex, jumlah asupan nipagin dalamtubuh per hari (acceptable daily intake)adalah 10 miligram per kilogram beratbadan. Jika berat badan seseorang 50 kilogram, konsumsi aman nipagin 500 mgper hari.Bahan pengawet lain yang diperdebatkan Taiwan adalah penambahan benzoicacid pada bumbu mie tersebut. Adapunbenzoic acid dipakai untuk bahan pengawet makanan, tetapi di Taiwan jenis pengawet ini dilarang dipakai dalam mieinstan. Seperti halnya nipagin yang hanyaboleh dipakai untuk bahan kosmetik.Bahan pengawet benzoic acid jika dikonsumsi berkepanjangan akan merusakkerja hati, lambung, muntah, dan mengakibatkan keracunan asidosis metabolik.Ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor,Fransiska Rungkat mengatakan, prinsipkehatian-hatian yang diberlakukan Taiwan mengenai bahan pengawet cukupbagus. Sebab, mereka menerapkan kadarkandungan bahan pengawet yang jauh lebih ketat dibanding Indonesia. Termasukproduk mie, mengingat mie merupakanmakanan sehari-hari penduduk Taiwan.Pada dasarnya, setiap bahan pengawetberisiko bagi tubuh manusia. Berdasarkantoksikologi atau ilmu yang mempelajaritentang racun, setiap bahan kimia yangtidak dibutuhkan dan tidak berguna bagitubuh akan menyebabkan resistensi.Pengawet termasuk salah satu jenis bahanyang tidak dibutuhkan oleh tubuh.“Walaupun pengawet tidak menyebabkan keracunan, tapi, kalau tidak dibutuhkan tubuh, maka sistem metabolismeakan bekerja lebih keras lagi untukmengeluarkannya. Semakin susah bahanitu dikeluarkan, semakin keras kerjatubuh kita,” jelas Fransiska.Bahan pengawet ini membuat tubuhkita lebih gampang alergi, menimbulkansel kanker dan juga penyakit jantung.Bahaya bahan pengawet dalam makanan,termasuk dalam mie instan, mirip nikotindalam rokok. Dampaknya baru terasa jikadikonsumsi terus menerus.Untuk itu, masyarakat harus diberi pengertian yang cukup tentang bahaya mengomsumsi zat pengawet. “Konsumen harus cerdas, jangan asal ambil makanan tanpa membaca kandungan bahan makananyang tertera pada label,” kata ahli Analisisdan Keamanan Pangan dari Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung, Rahmana Erman Kartasasmita . Lebih baik lagijika konsumen mengutamakan konsumsimakanan segar daripada produk instan. DGRPfoto: repro* Tabel diolah dari berbagai sumberTabel Pengaruh Beberapa Bahan Pengawet terhadap KesehatanBahan Pengawet Produk Pangan Pengaruh terhadap KesehatanCa-benzoat Sari buah, minuman ringan, Dapat menyebabkan reaksiminuman anggur manis, merugikan pada asmaikan asin dan yang peka terhadap aspirinSulfur dioksida (SO2) Sari buah, buah kering, Dapat menyebabkan lukakacang kering, sirup, acar lambung, mempercepat seranganasma, mutasi genetik, kankerdan alergiK-nitrit Daging kornet, daging kering, Dapat mempengaruhidaging asin, pikel daging kemampuan sel darah untukmembawa oksigen,menyebabkan kesulitan bernafasdan sakit kepala, anemia, radangginjal, muntahCa- / Na-propionat Produk roti dan tepung Migrain, kelelahan, kesulitan tidurK-asetat Makanan asam Merusak fungsi ginjalBHA Daging babi segar dan Menyebabkan penyakit hatisosisnya, minyak sayur, dan kankerkripik kentang, pizza beku