Page 63 - Majalah Berita Indonesia Edisi 80
P. 63
BERITAINDONESIA, November 2010 63BERITA OLAHRAGAnantinya akan diberikan bervariasi setelahtim LPI melakukan audit agar uang yangdisuntik itu tidak diselewengkan peserta.Bilamana itu terwujud, klub-klub di Indonesia diharapkan akan benar-benarprofesional dan mendapatkan penghasilan sebagaimana layaknya klub-klub diEropa.Arya Abhiseka selaku general managerbidang Liga LPI lebih lanjut menjelaskan,sesuai kesepakatan bersama klub, pembagian pendapatan LPI akan dilakukanberdasarkan dua skema. Skema pertama,pendapatan liga yang termasuk di dalamnya sponsor liga dan hak siar. Daripendapatan ini, setiap klub akan mendapatkan pendapatan sebesar 50 persen,klub juara mendapat tambahan bagian 30persen, serta konsorsium LPI menerima20 persen dari uang yang masuk. Sedangkan skema kedua, mengatur pembagianhasil atas pendapatan pertandingan yangdidapat dari sponsor lokal, hak siar dantiket dengan pembagian, 75 persen daripendapatan yang diperoleh untuk klubsedangkan tim tamu mendapatkan 25persen.Melihat adanya upaya pembaruanpersepakbolaan Indonesia dengan membentuk LPI ini, masyarakat Indonesia punumumnya menyambut positif kelahiranliga ini. Pimpinan suporter Persija,Danang Ismartani misalnya menyebut,sebagai salah satu stakeholder sepakbola,para suporter setuju dan mendorongadanya kemandirian klub untuk tidakmenggantungkan pendanaannya dariAPBD.Namun, pengamat olahraga Ian Situmorang skeptis atas pendirian LPI akandapat meningkatkan prestasi sepakbolanasional. Bahkan menurutnya bisa-bisamalah akan memperburuk sepakbola Indonesia. Perbandingan liga baru inidengan Piala FA di Inggris menurutnyatidaklah tepat. Karena, Piala FA, PialaCarling, Piala Liga Utama Inggris beradadi bawah satu organisasi. “Saya tidakyakin jika di Indonesia ada dua kompetisiyang sama-sama tingkat utama nasionalakan menghasilkan pemain terbaik untuktim nasional kita,” ujar Ian.Sementara Ketua PSSI Nurdin Halidmenanggapi kelahiran LPI ini sepertikebakaran jenggot. Ia menyatakan LPIsebagai kompetisi tandingan yang ilegal.Ia juga berusaha menghambat rencanaLPI dengan cara mengancam akan memberikan sanksi berupa pencoretan keanggotaan klub itu di PSSI terhadap 17klub yang ikut menjadi deklamator LPI.Belakangan, ancaman Nurdin itu rupanyamembuat 16 klub (kecuali Persebaya)menyangkal sudah setuju untuk bermaindi LPI. Agar klub-klub itu tidak hengkang,PSSI kabarnya siap memberikan bagianyang lebih besar dari pendapatan iklan.Nurdin juga menegaskan bahwa tindakan yang dilakukan pencetus LPI itusebagai politik memecah belah. “Pijakankami jelas, sepanjang tidak ada unsurPSSI, itu sama saja dengan tarkam,pertandingan sepak bola antarkampung,”tegas Nurdin. Dia juga menyebut ke-17 timyang bergabung dengan LPI itu tidakpantas disebut liga primer. “Itu tidakpantas disebut liga primer, tapi ecekecek,” katanya meragukan kualitas LPI.Sebaliknya, menanggapi pernyataanNurdin tersebut, Arya Abhiseka mengatakan, mencoret klub yang ikut berkompetisi di LPI tidak bisa dilakukan semenamena. “PSSI tidak bisa melarang klubberkompetisi, meski katanya PSSI bisaterkena sanksi oleh FIFA jika melakukanhal itu,” tutur Arya. Menurutnya setiapwarga negara mempunyai hak untukmemajukan olahraga nasional yang tertuang dalam Undang-Undang No.3 Tahun2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional.Ketua Pengcab PSSI Surabaya SalehIsmail Mukadar yang juga manajer Persebaya mengatakan, PSSI tidak punyaalasan untuk menolak pengajuan afiliasiLPI. Karena, dalam aturan FIFA (Federation of International Football Association) juga disebut, FIFA bersama denganfederasinya berkewajiban mengayomipenyelenggara sepakbola. Pelatih Persebaya Surabaya, Aji Santoso bahkan tetapbersikap tenang menghadapi ancamanpencopotan lisensi kepelatihannya olehPSSI, menyusul keputusan timnya yangbersikeras mengikuti kompetisi LigaPrimer Indonesia.Aji Santoso yang dihubungi wartawandari Surabaya, Senin, mengatakan saat inipihaknya lebih fokus menyiapkan tim dantidak ingin menanggapi isu-isu yangbelum jelas kebenarannya.Terlepas dari perbedaan pendapat soalkelahiran LPI, banyak pihak menyebut,sekecil apa pun harapan yang dibawa LPIpada persepakbolaan nasional, pantasdisambut baik, daripada tidak ada perubahan sama sekali seperti sekarang ini.Terkait persepakbolaan nasional, masyarakat mengharapkan pemerintahbertindak tegas. Seperti keyakinan salahseorang pengurus Persebaya Surabaya,Saleh Ismail Mukadar, mungkin bilarakyat Indonesia ditanya, pasti menginginkan adanya reformasi di tubuh PSSI.Teriakan penonton yang menyerukanKetua PSSI Nurdin Halid mengundurkandiri ketika timnas Indonesia melawanUruguay di Stadion Gelora Bung Karno(8/10/2010), merupakan bukti darikeinginan masyarakat itu. Seperti diketahui, dalam laga yang ditonton langsungPresiden SBY itu, Indonesia menelankekalahan (7-1).Dedi Gumelar dari Komisi X DPR RIbahkan lebih tegas berpendapat. Seharusnya KONI memiliki keberanian untukmelakukan intervensi kepada PSSI gunamengubah sistem dalam seluruh prosespembinaan olahraga di Indonesia. Jikapemerintah dianggap melakukan intervensi terhadap PSSI sehingga mendapatsanksi dari FIFA, menurutnya itu akanlebih baik demi perkembangan olahragasepakbola Indonesia ke depan. Ia menyesalkan sikap PSSI yang selama ini dianggap selalu mendua, yakni di satu sisi selaluberlindung di balik statuta, namun di sisilain selalu mengikutsertakan pemerintah. SAN, MORArifin Panigoro (kiri), pencetus LPI.Ketua PSSI Nurdin Halid