Page 5 - Majalah Berita Indonesia Edisi 81
P. 5
BERITAINDONESIA, Desember 2010 5V ISIBERITAilustrasi: sonny pKita Harus Tetap Bersatuulan ini terjadi pergantian tahun. Pada tanggal 7Desember, kita memasuki Tahun Baru Hijriah (Islam), 1 Muharram 1432 H. Kemudian, selepasperayaan Hari Natal (Kristen) 25 Desember, segeramemasuki Tahun Baru Masehi, 1 Januari 2011. Untukmemaknai pergantian tahun dari tahun yang lama danmemasuki tahun baru itu, tentu amat bijak bila kitamelakukan introspeksi, baik sebagai individu maupun sebagaianggota komunitas bangsa, terutama bagi para pemimpin danpenyelenggara negara.Dalam konteks berbangsa dan bernegara, kita mengajukanpertanyaan pokok, sebagai rujukan introspeksi: How Indonesia Today? Bagaimanakah Indonesia Hari Ini? Terutamasetelah kita melampaui 12 tahun era reformasi. Sebuah erabaru dimana kita menghendaki adanya perubahansecara drastis untuk perbaikan berbagai bidangkehidupan berbangsa dan bernegara. EraReformasi ini dimulai dari jatuhnyapemerintahan Orde Baru dengan memaksa mundur Presiden Soehartopada 21 Mei 1998.Kata reformasi, secara umumberarti perubahan drastis dan fundamental terhadap suatu sistemyang telah ada pada suatu masauntuk tujuan perbaikan. Katareformasi itu muncul pertamakali dalam gerakan pembaruandi kalangan Gereja Kristen diEropa Barat pada abad ke-16,yang dipimpin oleh Martin Luther,Ulrich Zwingli, Yohanes Calvin, danlain-lain. Dalam Kamus Besar BahasaIndonesia (Depdiknas 2008), katareformasi diartikan sebagai perubahan drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik atau agama) dalamsuatu masyarakat atau negara.Jadi, inti reformasi adalah perbaikan. Dalam konteksperbaikan inilah kita melakukan evaluasi dan perenungan,dengan merujuk pada pertanyaan di atas: How Indonesia Today?Sudah 12 tahun kita melampau masa reformasi (perbaikan)itu. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membaginya persepuluh tahun (dasawarsa). Yakni, sepuluh tahun pertama(1998-2008) disebutnya sebagai Reformasi GelombangPertama. Kemudian, sepuluh tahun kedua (2008-2018)sebagai Reformasi Gelombang Kedua.Merujuk pada periodisasi gelombang reformasi itu, tentusaja kita berharap, setelah melalui gelombang perbaikanpertama dan kini telah melampau dua tahun era gelombangreformasi kedua, kita berharap (seharusnya) sudah banyakkemajuan perbaikan yang kita peroleh dan nikmati.Kemajuan perbaikan yang paling menonjol adalah dibidang demokrasi. Demokrasi Indonesia maju pesat. Hari ini,Indonesia dikenal sebagai negeri demokrasi terbesar ketigasetelah India dan Amerika Serikat. Walaupun penyelenggaraan Pemilu masih perlu disempurnakan dan demokrasi(kebebasan) masih harus dimbangi dengan penghormatandan ketaatan pada tertib hukum.Selain kemajuan perbaikan demokrasi, tentu masih banyakkemajuan yang lain. Namun, sebagai suatu kesempatan baikuntuk melakukan introspeksi, kita memaparkan beberapa(sebagian) hal yang amat mendesak mendapat prioritasperbaikan lebih segera.Di antaranya, kita sudah tahu bahwa Indonesia beradadalam jalur Cincin Api Pasifik (The Pasific Ring of Fire)sehingga dijuluki sebagai Negeri Seribu Bencana, tapi masihselalu terlambat mengantisipasinya, tidak ada perubahan(perbaikan) dari hari ke hari. Sehingga, setiap kali bencanaalam datang, rakyat selalu menjadi korban. Bahkan ditumpuklagi dengan bencana lumpur Lapindo dan teror tabung gas.Begitu pula tentang perlindungan kepada tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri, yang kebanyakansebagai pembantu rumah tangga. Selaluberulang, terjadi tragedi kemanusianmenimpa mereka. Tragedi terbaru,Kikim Komalasari disiksa, diperkosa, dibunuh dan dibuang ke tongsampah. Tak kalah biadab, Sumiatidisiksa, bibirnya hancur dan sekujur tubuhnya lebam. Merekadiperlakukan lebih hina dari budak atau jongos. Dan, semakinsempurnalah tragedi itu, dengansemakin lemahnya diplomasiperlindungan kepada para WargaNegara Indonesia itu.Kemiskinan pun semakin membelenggu. Padahal, Presiden SBYberulangkali mengklaim bahwa pemerintahannya telah sukses menurunkan angka kemiskinan. Permainan angka,tentu tak berguna bila realitas kemiskinan masih mendera rakyat. Kemiskinan ini, berkaitan pula dengan semakintingginya ketagihan berutang ke luar negeri. Indonesia masihterus terjebak dalam perangkap utang permanen.Kemajuan pesat demokrasi pun belum berjalan seiringdengan kemajuan penegakan hukum. Masih berlari di tempat,capek ngos-ngosan dan berkeringat, tapi masih tetap ditempat. Ibarat berlari di atas ban treadmill. Bahkan, korupsisemakin kreatif dan canggih. Hari ini, Indonesia terkorup diAsia-Pasifik. Kita seperti menabur angin (reformasi) danmenuai badai (korupsi).Belum lagi soal kebangsaan dan keberagaman, masih adakelompok yang dibiarkan tertindas. Pengangguran? Adakahindustri yang dibangun dalam 12 tahun terakhir? BagaimanaIndonesia di mata negara tetangga dan dunia? Jangan-jangansudah dipandang sebelah mata. Jangan-jangan Indonesiasudah semakin dalam terjebak dalam kepalsuan pencitraan.Namun, bagaimana pun wajah Indonesia hari ini, persatuanharus tetap dijaga. Mengutip apa yang pernah dikemukakanSyaykh Al-Zaytun Panji Gumilang: “Persatuan Indonesiaharus ditegakkan! Bidang lain boleh dirasa lemah, tapipersatuan Indonesia harus selalu teguh! Kita tidak bolehpecah, kita tidak boleh hancur berkeping-keping, Indonesiaharus tegak bersatu sampai kapan pun. RedaksiB