Page 8 - Majalah Berita Indonesia Edisi 81
P. 8


                                    8 BERITAINDONESIA, Desember 2010BERITA TERDEPANfoto-foto: reproHarapan di Pundak MerekaSetelah Jenderal (Pol) Timur Pradopo menjadi Kapolri,Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) BusyroMuqoddas dipilih DPR, Basrief Arief juga dipilih PresidenSBY untuk duduk di kursi Jaksa Agung, sejumlahpertanyaan dan harapan mencuat di tengah publik.pakah Timur, Busyro danBasrief memiliki nyali untukmelawan korupsi? Jawabannya bisa beragam. Tetapi biladitengok dari perjalanan karier mereka,setidaknya publik punya gambaran tentang siapa mereka dan apa yang telahdilakukan selama ini.Sebelumnya, terpilihnya Timur Pradopo sebagai calon tunggal Kapolri sempatmengejutkan karena namanya baru disebut-sebut kurang dari 24 jam sebelumpengumuman pencalonannya. Pangkatkomisaris jenderal juga baru diperolehsaat Kapolri Jenderal (Pol) BambangHendarso Danuri mengangkatnya sebagaiKabaharkam. Sebelumnya, Timur menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya dan itupun belum lama karena baru diangkatpada 22 Juni 2010. Sebelum ke Jakarta,Timur adalah Kapolda Jawa Barat. Lulusan Akademi Kepolisian tahun 1978 inipernah menjabat sebagai Kapolres MetroJakarta Barat, Kapolres Metro JakartaPusat dan Kapolda Banten.Sedangkan Busyro mengawali karier dibidang hukum pada 1983 sebagai DirekturLembaga Konsultasi dan Bantuan HukumFakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Dia sudah malangmelintang di dunia hukum. Antara lain sebagai Pembantu Dekan III Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (1986-1988), dilanjutkan sebagai sebagai pembantu Dekan I Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia hingga tahun 1990.Pada tahun 1995-1998 dia menjabatsebagai Ketua Pusdiklat dan LKBH Laboratorium Fakultas Hukum UII. Busyrojuga pernah menjadi anggota Dewan KodeEtik IKADIN Yogyakarta (1998-2000)dan juga anggota Dewan Etik ICM Yogyakarta (2000-2005). Karena kemampuannya, Busyro dipercaya memegang jabatanterhormat sebagai Ketua Komisi YudisialRepublik Indonesia periode 2005-2010,sebuah komisi yang bertugas mengawasipara hakim. Banyak langkah yang dilakukan KY tetapi tidak banyak yang membuahkan hasil besar.Sementara itu, Basrief Arief pernahmemegang sejumlah jabatan penting dilingkungan kejaksaan. Antara lain menjadi kajati DKI Jakarta, JAM-Intel, danwakil jaksa agung. Bahkan, ia pernahmemimpin Tim Pemburu Koruptor, sebuah tim yang bertugas mengejar buronankorupsi yang kabur ke luar negeri. Tapi,hasil yang dicapai masih jauh dari harapan masyarakat.Bila ditengok dari prestasi masa lalu,mereka adalah figur yang biasa-biasa saja.Direktur Lembaga Bantuan Hukum Jakarta Nurkholis Hidayat bahkan menilaibahwa terpilihnya Basrief Arief danBusyro Muqoddas serta Timur Pradopoberseberangan dengan arus (mainstream)kehendak rakyat yang menginginkan figurJaksa Agung, Ketua KPK, dan Kapolriyang lebih berani, dapat dipercaya, danberintegritas.Sedangkan Direktur Pusat Kajian AntiKorupsi Universitas Gajah Mada, ZainalArifin Mochtar misalnya mengatakan,tugas pimpinan baru KPK Busyro Muqoddas tidak mudah. “Ibarat kata, Busyro ininahkoda baru yang diserahi kapal bocordan oleng. Ia diminta memperbaiki kapalini, yang tentunya tidaklah mudah,” kataZainal dalam diskusi bertajuk KPK danMafia Hukum di Warung Daun Cikini,Jakarta Pusat (27/11/2010). Mengingatwaktunya hanya satu tahun bersamaandengan memperbaiki internal KPK, Busyro juga harus melanjutkan kinerja melakukan pemberantasan korupsi yangmemerlukan dukungan dari berbagaipihak pemerintah, DPR, Lembaga HukumKepolisian-Kejaksaan.Begitu juga dengan tantangan yangdimiliki Basrief Arief dinilai cukup berat.Karena ia harus memperkuat pengawasaninternal dan kerjasama dengan KomisiKejaksaan untuk menindak jaksa-jaksanakal. Ia juga mesti fokus pada penanganan perkara yang menjadi sorotan publik.Kasus-kasus besar yang ada di KPK,seperti Bank Century dan kasus dugaankorupsi Sistem Administrasi Badan Hukum merupakan PR yang harus segeradijawab oleh Busyro.Sedangkan sosok Kapolri yang baru,Jenderal Pol Timur Pradopo, menurutKetua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud M.D sudah memulai gebrakan, dengan cepat mengusut kasus keberadaanterdakwa mafia pajak Gayus yang kemudian dilanjutkan dengan melaksanakangelar perkara bersama kejaksaan dan KPKyang tidak pernah dilakukan sebelumnya.“Mari kita beri waktu. Jangan dihambathambat dengan ketidakpercayaan,” katanya optimis. Namun demikian gelarperkara tersebut harus dilakukan secaraserius, terbuka.Sementara itu Adnan Buyung Nasutionmantan Watimpres berharap, tiga pimpinan baru pada tiga lembaga ini, bisamempercepat pemberantasan korupsi.Ketiganya harus kompak dan bersinergis.Khusus ke KPK, Buyung mendesak agarsegera membentuk tim investigator yangmandiri yang tidak tergantung padakepolisian. Begitu juga dengan jaksapenuntutnya pun dari kejaksaan. „ SANABasrief Arief Busyro Muqoddas Timur Pradopo
                                
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12