Page 5 - Majalah Berita Indonesia Edisi 82
P. 5
BERITAINDONESIA, Februari 2011 5V ISIBERITAilustrasi: sonny pAyo Membangunresiden Susilo Bambang Yudhoyono, Senin (10/1/2011), memaparkan 10 capaian keberhasilanpemerintahannya sepanjang tahun 2010. Presidenjuga memaparkan bahwa Indonesia akan menjadiemerging nation pada 2025. Sebelumnya, Menko Perekonomian Hatta Rajasa telah memaparkan Indonesia saatini telah masuk negara perekonomian 18 besar dunia dengannilai produk domestik bruto lebih dari 700 miliar dollar AS.Pada hari yang sama, sejumlah pemuka lintas agama danaktivis pemuda menyampaikan pernyataan terbuka (publik)perlawanan terhadap kebohongan. Dalam pertemuan diKantor Pusat Muhammadiyah itu, dipaparkan dua kalisembilan kebohongan pemerintah.Pada hari itu juga (10/1/2011) Ketua Umum DPP PartaiDemokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputridalam orasi politik pada peringatan HUT Ke-38 PDI-P menyatakan, klaim pemerintah tentang keberhasilan statistikmakroekonomi tidakberbanding lurus dengan peningkatan kesejahteraan rakyat. “Olehkarena itu, hentikanpengungkapan keberhasilan statistikal,” harap Mega.Kita memandang, pemerintahan PresidenSBY memang sangatpiawai mengemas publikasi keberhasilan, baikdengan paparan rangkaian kata-kata maupunangka-angka statistik.Presiden juga selalutampil menawan dalampemaparan di hadapanpublik. Berbagai pernyataan bernafas retorika sering mengemuka. Sangat banyakjanji yang belum (tidak) terpenuhi. Sehingga sebagian janjiyang belum terpenuhi itu, dinyatakan pada pertemuan parapemuka lintas agama oleh para aktivis muda sebagaikebohongan.Memang, banyak pihak menyebut, pemerintah sangatmengutamakan pencitraan. Dengan berat hati, kita jugamelihat bahwa pemerintah sebaiknya menghentikan tebarpesona itu. Dalam pencitraan politik, tebar pesona itumungkin perlu. Tapi bagi para negarawan sejati, tebar pesonatentulah tidak perlu atau bahkan dianggap sebagai jalanmenyesatkan.Seorang negarawan, tidak menempatkan pujian sebagaitujuan. Dia fokus pada pengabdian demi kemajuan rakyat,bangsa dan Negara, dengan ketaatan pada azas dan nilainilai dasar negaranya. Contohnya, jika nilai-nilai dasar mengamanatkan kebebasan beragama dan menghargai keberagaman, seorang negarawan pasti membuktikannya dalamkarya dan kebijakan nyata. Tidak cukup dengan berwacana.Apalagi menjaga popularitas dengan netralitas walaubertentangan dengan azas dan nilai-nilai dasar bernegara.Seorang negarawan, pasti menilai hal seperti itu sebagai jalansesat. Maka, dalam hal ini kita sepaham dengan Buya SyafiiMaarif agar siapapun kita jangan merasa benar di jalan yangsesat!Kita pun mengajak semua komponen bangsa untukkembali ke jalan yang benar dengan ketaatan pada azas dannilai-nilai dasar bermasyarakat, berbangsa dan bernegarayang telah diwariskan para founding fathers bangsa ini.Marilah kita menghentikan kebohongan demi pencitraanpolitik. Semua komponen bangsa, marilah bahu-membahuuntuk mengisi kemerdekaan yang telah dibayar mahal parapejuang bangsa ini dengan membangun.Pemerintah hendaklah memerintah dengan benar.Bekerjalah untuk membangun bangsa ini tanpasarat muatan kepentingan-kepentinganpolitik praktis, apalagidengan memoles-moleskata dan data demi pencitraan. Segenap masyarakat Indonesia juga supaya memiliki karaktermenjadi masyarakat Indonesia membangun.Ayolah kita melawankebohongan dengan kerja nyata: Membangun!Sebagaimana yang mengemuka dalam perenungan Tahun Baru (1Muharram 1432 H dan 1Januari 2011) di AlZaytun dengan memaknainya sebagai gerakan untuk mewujudkan karakter luhur bangsa sebagai bukti masyarakat Indonesia membangun. Hal mana membangun negara dan bangsaadalah menjadi tugas dan tanggungjawab bersama masyarakat Indonesia, kapan pun dan dalam situasi apa pun.Dalam hal ini, kita mengutip pesan Syaykh PanjiGumilang yang mengatakan bahwa membangun adalahmanifestasi daripada cita-cita kemerdekaan Indonesia.Merdeka adalah untuk membangun. Yakni (1) Membangununtuk bersatu; (2) Membangun untuk berdaulat; (3)Membangun untuk adil dan makmur; (4) Membangununtuk memajukan kesejahteraan umum; (5) Membangununtuk mencerdaskan kehidupan bangsa; (6) Membangununtuk mewujudkan ketertiban dunia; (7) Membangun untukperdamaian abadi; (8) Membangun untuk keadilan sosial;dan (9) Membangun untuk mempertahankan kedaulatanrakyat. RedaksiP