Page 6 - Majalah Berita Indonesia Edisi 82
P. 6


                                    6 BERITAINDONESIA, Februari 2011SURATKOMENTARSurat atau komentar tentang apa sajabaik berkenaan dengan isi majalah BeritaIndonesia maupun ide/gagasan/pandangan tentang isu-isu aktual dapat dikirimkan ke Redaksi Berita Indonesia, dengan alamatsebagai berikut:• email : redaksi@berindo.com• surat : Jl. Bukit Duri Tanjakan IX No. 8A JakartaSelatan 12840 Telp. (021) 8292735, 8293113, 70930474 Fax. (021) 83787235Harapan Tahun BaruKetika menjelang tahun baru, doa danharapan berada di benak semua orang.Semua masyarakat Indonesia berharaptahun 2011 ini menjadi tahun yang penuhharapan. Harapan untuk hidup lebihbaik dan sejahtera, situasi aman dandamai. Namun bagi rakyat kecil yangberharap bisa senang di malam tahunbaru, mereka tidak bisa ikut senangsecara batin karena beban hidup tiap harimenghantui mereka. Untuk para pemimpin bangsa, para negarawan, politisi,aparat keamanan, dan birokrasi, jadikannegara ini lebih kondusif, aman, dansejahtera. Pembangunan ekonomi harusdiutamakan dan ditingkatkan khususnyayang bisa menyentuh rakyat kecil. Sehingga kami ini sebagai rakyat kecil bisadengan mudah mencari sesuap nasiuntuk bertahan hidup.Pribadi Santoso Utomopribadisantosoutomo@gmail.comMasih Terlalu DiniSuhu politik semakin memanas, terlebih-lebih setelah politisi sibuk mengusung calon presiden pada tahun 2014.Kampanye dini yang sudah dimulaipolitisi-politisi tertentu jelas tidakberempati pada keprihatinan yang dirasakan sebagian besar rakyat yangsebenarnya sedang berharap dan menunggu wujud dan realisasi dari janjijanji kampanye yang lalu. Upaya pencapresan saat ini tidak bernalar dan tidakpeduli akan aspirasi mayoritas rakyatIndonesia. Padahal pemilu presiden danwakil presiden itu sendiri masih tigatahun lagi. Seharusnya waktu yang masihada diisi dengan kerja maksimal, karenamasih banyak masalah yang harus diselesaikan. Pewacanaan tersebut kontraproduktif di tengah semangat pemerintah untuk menyejahterakan rakyatnya.Semoga saja ini hanya euforia politik.Rakyat juga sekarang sudah lebih cerdasmenentukan siapa yang akan dipilih dipemilu 2014 yang akan datang. Rakyatjuga sudah bisa menilai dengan seksama,apa yang dikerjakan oleh mereka yangmengaku wakil rakyat, tapi kalau belumapa-apa sudah mulai kampanye terselubung, jelas memperlihatkan kadarkualitas politisi kita.Vika Nadiavikanadia58@yahoo.co.idHukum Bertekuk LututSeluruh keperkasaan dan kewibawaanhukum Republik Indonesia dipaksabersujud dan menyembah kepada superman perkasa bernama Gayus Tambunan.Sekaligus hal tersebut menunjukkantelah terjadi kebangkrutan hukum Indonesia. Harus diumumkan ke seluruhdunia bahwa hukum Indonesia telahmati. Beberapa kejadian superanehterjadi. Di Bojonegoro, Jawa Timur,seorang terpidana dengan mudah membayar seluruh otoritas penegak hukumuntuk menggantikannya masuk bui.Tidak ada negara di dunia ini yang begitubangkrut sistem hukumnya untuk membiarkan hal itu terjadi kecuali di Indonesia. Gayus Tambunan lebih menghebohkan lagi. Sebagai tersangka yang ditahandan sedang diadili bisa leluasa ke Balimenonton pertandingan tenis Novembertahun lalu. Gayus juga melenggang keMakau dan Kuala Lumpur pada September dengan mengubah namanya menjadiSony Laksono. Semua yang diinginkannya terlaksana. Gayus telah membuktikan uang bisa membeli segalanya. Gayuske Makau dan joki Napi di LP Bojonegoroadalah puncak dari sebuah gunung besarbernama moral hazard. Uang telahmampu menghancurkan integritas danmartabat institusi maupun pemimpinpenegakan hukum di negeri ini. Negaradengan segala keperkasaan dipaksabertekuk lutut pada mafia hukum.Mario Abdul Azizmarioaziz.1989@yahoo.comLPI demi KemajuanDi ujung tahun 2010, tepatnya padabulan Desember, sebuah hajatan sepakbola berhasil mempersatukan kita.Dengan “Garuda di dada”, kita hanyutdalam kebersamaan membela timnaskebanggaan kita berlaga di kejuaraanASEAN Football Federation (AFF) 2010.Kendati timnas gagal merebut mahkota,namun terpancar kebanggaan masyarakat kepada timnas. Tapi belum lamasuasana itu berakhir, para pengurussepakbola tampak tengah bertikai. Kehadiran Liga Primer Indonesia (LPI)yang digagas Arifin Panigoro, kurangberkenan di PSSI sehingga berupayamenggagalkannya dan membuat publiksemakin tidak simpatik, kendati punMenteri Pemuda dan Olahraga memperbolehkannya. Banyak pihak yangberpandangan bahwa LPI bisa menjadikompetisi alternatif untuk memajukansepakbola di Tanah Air, apalagi kompetisi LPI tidak menguras kas uangnegara. Sebagai bangsa, kita mestinyamemberi apresiasi positif terhadapinisiatif anak bangsa untuk memajukansepakbola di Tanah Air. Karena popularitas sebuah liga tidak semata-matatergantung pada uang. Tetapi bagaimanaliga itu diurus dengan nurani yang bersih,jauh dari praktik-praktik manipulatif dantindakan tidak terpuji lainnya.Gerry Setiawangerrisetia@gmail.comJuga Tampar Wakil RakyatPertengahan Januari silam, sembilantokoh lintas agama berkumpul di Ma’arifInstitute. Pertemuan ini tentu tidakpunya tendensi politik apapun karenapenggagasnya para pemimpin lembagakeagamaan yang sehari-harinya mengurus persoalan moralitas umatnyamasing-masing. Namun pertemuan itulantas mendapat tanggapan berbedaterlebih di mata para politisi di parlemen,karena mengkritisi kebijakan politik.Barangkali elite politik merasa wilayahmereka telah diserobot. Padahal hakikatnya, justru merekalah yang secaratidak langsung ‘ditampar’ lantaran sibukmengamankan kursi dengan deal-dealpolitik lintas parpol dalam rangka pemenangan Pemilu 2014, sehingga lupa bersuara kritis.Sebagai bangsa dengan sisa kejujuranyang masih dimiliki, kita perlu memberikan apresiasi positif atas keprihatinan sembilan tokoh lintasagama tersebut karena kita disadarkan untukpeduli persoalan-persoalan bangsa.Termasuk triliunan uang rakyat yangtelah dihabiskan untuk pemilu legislatif.Setelah dipilih, ternyata wakil rakyatyang terhormat itu lebih peduli kepadakepentingan partai dan kelompoknyadan lupa ada jutaan rakyat yang merekawakili masih bergulat dengan kemiskinan. Namun demikian, kita berharappara tokoh agama segera fokus kembalipada urusan umat, seraya mendesak parawakil rakyat untuk segera meninggalkanurusan-urusan sampingan dan segerakembali fokus pada tugas-tugas yangtelah diamanatkan konstitusi.Anggi Astutianggiastuti@yahoo.comAtas Nama HukumPermasalahan di negeri ini seolah tidakberujung. Semua mata kini tertuju hanyakepada Gayus. Namun sebenarnya, iniadalah masalah kebobrokan institusipenegak hukum di negeri ini yang dilaku-
                                
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10