Page 11 - Majalah Berita Indonesia Edisi 97
P. 11


                                    BERITAINDONESIA, Edisi 97 11BERITA UTAMAIndonesia Raya karena konsepnya adalah catatan dalam komputer. “Sehingga tatkala bangsa ini dinyatakan oleh menterinya surplus pa ngan, pada saat tertentu kekurangan dan kerepotan menyuplai pangan untuk bangsanya, sehingga lonjakan harga menjadi harga yang sangat dikeluhkan oleh bangsanya. Khususnya yang berkemampuan terbatas membeli beras harga mahal itulah yang merepotkan.”Syaykh menegaskan, kita menggunakan konsep Bapak Pendiri Bangsa, surplus. “Surplus bukan di catatan, tapi di istana beras. Berapa kubik istana kita dan berapa isinya. Manakala kita menghitung persediaaan pangan per kapi tanya adalah 0,6 kg x 30 x 12 x jumlah penduduk yang tinggal di wilayah itu ditambah untuk emergensi 5 bulan. Maka terjadilah ketahanan pangan yang dicita-citakan. Itu semua memerlukan petani yang konsisten, petani yang punya jiwa kaya. Sebab jiwa kaya akan menghantarkan kemampuannya untuk mencapai kekayaan yang dicita-citakan. Petani yang kita bimbing tidak kurang dari 120 petani ternyata mampu me nyiapkan bahan pangan sejumlah 4.000 ton,” jelasnya.Bila saja itu dikonversi kepada beras, jelas Syaykh, maka dibagi 62%, cukup untuk dimakan dan lebihnya kita hantar ke Jakarta. “Dengan harga yang tidak mencekik. Kita selalu mengikuti harga eceran tertinggi. Dan seluruh penghuni mahad makan cukup bahkan bisa mendapatkan beras berharga subsidi sebesar Rp 7.000. Tatkala ada yang bertanya rugi atau untung? Membangun bangsa jangan cerita rugi atau untung, yang ada adalah kejayaan bangsa. Dan itulah keuntungan bangsa. Kejayaan bangsa,” tutur Syaykh menyangkut kebijakan yang seyogyanya diambil pemerintah.“Rupanya hal ini dapat bimbingan 
                                
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15