Page 13 - Majalah Berita Indonesia Edisi 97
P. 13


                                    BERITAINDONESIA, Edisi 97 13BERITA UTAMAdi tengah laut adalah budaya yang tidak berperikemanusiaan yang adil dan beradab,” kata Syaykh.Menurut Syaykh, mengembalikan kondisi ini tugas bersama. “Anak-anakku yang sekarang masih Ibtidaiah yang masih kelas 1, Syaykh sampaikan kepada kamu semua, tatkala Syaykh masih seumur kamu, bangsa Indonesia mengatakan bahwa UUD 45 mutlak tidak bisa diubah. Langkahi mayat saya kalau mau diubah. Ternyata tatkala Indonesia Raya umur 57 tahun bukan diubah UUD kita, dirombak total. Mungkinkah anak-anakku kelas 1 MI bisa mengantarkan kembali kepada Indonesia yang dicita-citakan oleh leluhur bangsa. Oleh pendiri bangsa, punya GBHN ke depan sehingga terang ben derang,” harap Syaykh Panji Gumilang.Syaykh mengatakan untungnya Al-Zaytun tidak mengubah lagu Indonesia Raya 3 stanza. “Itulah yang memerdekakan Indonesia. Bukan senjata. Marilah kita kembalikan. Kami tidak menimpakan azab kepada suatu bangsa kalau masih ada bangsa yang sadar akan identitasnya. Tiga stanza inilah yang menghasilkan Pancasila, dasar negara. Itu yang harus dipertahankan,” tegasnya.Syaykh Panji Gumilang mengatakan andainya pendiri bangsa kita mengatakan aku tinggalkan kepadamu satu perkara saja, kalau kamu berpegang pada itu, sama sekali kamu tidak akan hancur, tidak bercerai berai, itulah Dasar Negara Pancasila. “Sekarang kita dikunjungi oleh Ketua MPR,” kata Syaykh, lalu mempersilakan Ketua MPR Zulkifl i Hasan me nyampaikan kuliah umumnya. Al-Zaytun, Pikiran BesarSaat Ketua MPR berdiri dan melangkah menuju podium, seluruh peserta kuliah menyambutnya dengan tepuk tangan. Zulkifl i Hasan pun menyapa semua hadirin pada awal kuliahnya. Mulai dari Bapak Syaykh Dr Abdussalam Panji Gumilang beserta Ibu dan seluruh keluarga, pimpinan pondok pesantren, seluruh staf pengajar, para staf civitas akademika Institut Agama Islam Al-Zaytun, para santri, kelompok tani, dan tamu undangan.Zulkifl i Hasan pun mengucap puji syukur kepada Allah Swt. Kemudian mengungkapkan bahwa dia sudah lama ingin silaturahim ke Pondok Al-Zaytun. “Biasa saya lihat di TV, lihat di berita, alhamdullilah sampai ke tempat ini. Dengan Syaykh Abdussalam Panji Gumilang, saya juga mengikuti berbagai berita. Sudah baca bukunya, belum tamat,” ungkapnya.“Beberapa waktu yang lalu, saya dipertemukan Allah di komplek MPR Jakarta. Hari ini sampai di sini. Saya melihat kampusnya, tidak mungkin akan ada seperti ini tanpa pemimpin yang memiliki wawasan, jiwa yang besar. Kalau bukan orang hebat, memiliki pikiran hebat. Orang besar memiliki pikiran besar, tidak mungkin ada Al-Zaytun seperti ini,” kata Ketua MPR Zulkifl i Hasan.Ketua MPR itu mengungkapkan pengalamannya mengasuh 300 siswa saja sudah repot. “Apalagi ngurus segini ini, saya gak tahu berapa ribu ini. Terimalah hormat saya kepada Syaykh AS Panji Gumilang,” kata Ketua MPR Zulkifl i Hasan, kemudian menyampaikan materi kuliah umumnya.  mbiPeserta kuliah umum
                                
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17