Page 151 - Majalah Berita Indonesia Edisi Khusus ASSA
P. 151


                                    BERITAINDONESIA, Edisi Khusus 151E-20 | BEKASI - SERANGnasionalisme kebangsaan diterjemahkan ke dalam pembangunan, kestabilan keamanan dan pembangunan yang lain nggak penting, gak bisa kumpul begini pidato bebas begini sulit pada waktu itu, yang penting stabilitas pembangunan dan keamanan,” kata Zulkifl i.Nah, lanjutnya, sekarang zamannya reformasi tidak terasa sudah 20 tahun, kebebasan. “Setelah reformasi 20 tahun ini banyak kemajuan yang sudah kita capai, sebagai umat yang beragama, orang yang beriman pantas kita mensyukuri nikmat yang telah dianugerahkan kepada kita,” ucapnya.Tapi, Zulkifli melanjutkan, kami di sini rapat, mengadakan diskusi dengan berbagai kalangan, ada beberapa yang berhasil dicapai namun ada catatan penting, paling kurang ada tiga yang harus dituntaskan. Pertama soal kesenjangan, kesenjangan antara kaya dan miskin, menurut data di Perbanas 1% orang menguasai separuh uang yang ada di republik ini, 1% orang menguasai portasi, 1000 km. Bangsa kita, pendahulu kita, kakek moyang kita, ternyata pantang menyerah. Apapun yang terjadi, tiga tahun saja membangun jalan sepanjang 1.000 km. Orang menulis dalam sejarah bahwa itu adalah kerja paksa atau sebagainya, itulah pengorbanan bangsa Indonesia untuk bangsa yang akan datang untuk rakyat Indonesia yang akan datang.Kita hanya menjelajah terkadang menaiki bukit, yang tidak terlalu tinggi apalah arti Alas Roban, walaupun mobil-mobil besar banyak yang macet, tapi saudara saudara dengan roda dua, modal dengkul bensinnya adalah air Hamayim, kita bisa mendaki. Apalah arti bukit Paiton yang tingginya tidak setinggi Bukit Zion yang hari ini jatuh, dijatuhkan oleh pemerintah atau pemimpin Amerika Serikat. Ternyata kita mampu menaiki bukit yang kita namakan bukit Paiton bukan bukit Zion.Tidak kalah pentingnya, kita diberi kekuatan setelah lewat dari titik 1000 km menuju Banyuwangi. Di sana ada alas yang dinamakan Alas Baluran, di titik Bajul Mati, titik yang paling tinggi, kita menanjak sejauh 23 km tanpa ada turunan. Toh kita masih bisa menjangkaunya. Disampaikan kepada ketua MPR bahwa peserta dari start sampai hari ini, hingga ke majelis ini, 405 pesepeda dan semuanya sampai ke rumah rakyat ini, MPR ini, tidak ada satupun yang tertinggal. Yang termuda adalah umur 12 tahun kelas satu sekolah menengah pertama atau kelas tujuh, dan yang paling dulu lahir dari penjelajah ini adalah seumur Indonesia merdeka kurang satu tahun. Semua selamat sampai di sini.Kemudian dalam rombongan ini, kita dilengkapi oleh tim kitchen berjalan sehingga makanan yang kita makan adalah produk dari kitchen ini. Kemudian laundry berjalan, sehingga pakaian yang kita pakai ini tidak sempat bau asam. Kemudian bengkel berjalan, yang tidak kalah artinya karena tatkala kita mendaki, kemudian ada rantai putus maka bengkel dengan serta merta akan menggantinya. Kemudian didukung oleh tim kesehatan 
                                
   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154   155