Page 9 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 22
P. 9


                                    THE EXCELLENT BIOGRAPHY TokohINDONESIA 22 Q 9Dijelaskan pula, bahwa MAZmenargetkan setelah 10semester universitas akanmempunyai fakultas-fakultassosial dan eksak secaralengkap. Seluruh fakultastersebut akan didukung olehlaboratorium yang lengkap.Kerjasama-kerjasama denganberbagai universitas baik dalammaupun luar negeri juga akandilakukan. Antara lain Filipina,Singapura dan Malaysia.Kedokteran di Malaysia saat inisangat layak dilihat.Ditimpali Ibu Aisyah, bahwa ditahun 1970-an, banyak orangIndonesia yang pergi keMalaysia untuk jadi guru dandosen. Waktu itu, kakaknyajuga menjadi dosen di sana.Namun sekarang, yang pergi kesana adalah para TKI yangtergusur-gusur.Menurut Syaykh, itu akibatdari kelengahan bangsaIndonesia. Beliau sendiripernah lama tinggal diMalaysia. Kalau tahun 1980-ankita memberi kepada Malaysia,mudah-mudahan masaselanjutnya, kedua negara bisasama-sama saling mengadopsi.Selain kemiskinan dankesejahteraan rakyat, Aisyahmemang mencermati sistempendidikan yang tidakmendorong para lulusansekolah untuk bisa mandiri.Saat ini, jumlah pengangguranterus meroket setiap tahun.Menurut perempuan yangpernah menjadi guru dan dosenini, hal ini disebabkan karenasistem pendidikan di Indonesiatidak berbasis link and match.Jadi para lulusan tidak bisamengaplikasikan apa yangsudah didapat di sekolah ditengah masyarakat. Selain itu,kesejahteraan guru yangkurang, menyebabkan gurutidak fokus mendidik muridmuridnya.Kepedulian Aisyah padadunia pendidikan jugadiwujudkan pada pelajarpelajar perempuan Aceh yangtertimpa musibah tsunami.Aisyah dan organisasi WanitaIslam akan membangun asramauntuk mahasiswi-mahasiswiAceh yang sudah hampir lulus.Para mahasiswi itudikhawatirkan keluar dari BumiRencong karena merasa tidakada harapan lagi di daerahnyayang porak poranda. Padahalmenurut Aisyah, mereka adalahcalon-calon pemimpinperempuan di Aceh. Iaberharap, mereka tetap tinggaldi Aceh dan membangundaerahnya kembali.Menurut Aisyah, saat inibanyak mahasiswa di Indonesiayang protes karena biayapendidikan yang mahal. Namundemikian, menurutnya,bagaimana pun juga kita takbisa lari dari pendidikan.Perguruan tinggi negeri (PTN)yang biasa disubsidi, menurutSyaykh, memang banyakmenghadapikendala,termasuk darimahasiswanya.Tetapiperguruantinggi swasta(PTS) sejak awalsudah mandiri,sehingga lebihmudah. KetikaPTN kemudiandituntut untukmandiri dalamhal pendanaan,mau tidak mauhal itu harusdibebankanpadakonsumen,yaitumahasiswa.Itulahsebabnya,mahasiswamerasa tidakdiperhatikanoleh negara.Kalau PTS,memang sudah diiklankan(diumumkan) sejak awal, bahwaini swasta. Tidak bisa berjalantanpa dana dari mahasiswa.Kalau di PTS, mereka sudahsiap mental. Sekolah negeri,risiko pemerintah, sedangsekolah swasta, risiko orangtua.B E R I T A T O K O H QCUCU HJ AISYAH AMINY MENYALAMI SYAYKH PANJI GUMILANG DIDAMPINGI EKSPONEN MAZ ABDUL HALIM Q mti/maz
                                
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13