Page 63 - Majalah Berita Indonesia Edisi 03
P. 63
BERITAINDONESIA, September 2005 65Puluhan karanganbunga berjajar dipelataran kampusUniversitasParamadina, Jakarta. Para penumpang dimobil-mobil yang melintas didepan kampus menoleh. Terbaca di karangan-karanganbunga itu nama NurcholishMadjid. Banyak yang tersentakdan tak mengira tokoh nasionalitu telah tiada.Semangatnya yang menyala, pemikirannya tentang nasionalisme dan pembaharuanIslam yang tak pernah surut,harus kalah oleh sakit yangdideritanya. Kesehatan CakNur, demikian ia disapa, terusmenurun sejak menjalani transplantasi hati di China, Juli2004.Pernah bercita-cita menjadimasinis ketika masih kecil, CakNur dewasa sampai akhir hayatnya dikenal sebagai seorangcendekiawan dan bapak bangsa. Mengutip ucapan KetuaDPR Agung Laksono, Cak Nuradalah tokoh yang dari ucapanucapannya tidak pernah membuat orang lain menjadi gelisah, terpicu emosi, dan merasa dirugikan.Sepanjang hayatnya, iaadalah negarawan yang tanpapamrih. Berbagai gagasannyaselalu segar dan tajam. Ketikamasa reformasi menjelang, CakNur termasuk orang yangmengkritik pemerintah OrdeBaru. Justru karena ia mengutarakan kritiknya dengan santun, Presiden Soeharto mengundangnya ke Istana dan menawarinya masuk ke dalamjajaran kabinet re-shuffle.Ketika itu Cak Nur, denganargumentasi yang bisa diterima, menolak untuk dudukdalam pemerintahan. Karenaitu, publik dan sahabat-sahabatnya terhenyak ketika padaApril 2003 ia mencalonkan dirisebagai presiden dan ikut konvensi Partai Golkar, Juli 2004.Namun mereka tidak terkejutketika tak lama kemudian iamengundurkan diri gara-garakeharusan memberi dana kampanye sebagai Capres.Ketika bangsa ini mengalami krisis multidimensional,Cak Nur dan bersama temantemannya mendirikan GerakanJalan Lurus, untuk memberikan substansi kebangsaan Indonesia yang baru, baik dari sisiekonomi maupun mental spiritual. Menurut Cak Nur kala itu,krisis yang dihadapi bangsa iniadalah krisis kepemimpinan.Guru bangsaSemua koran nasional menulis kepergian Cak Nur dihalaman satu juga hampir semua mengulasnya di kolomopini.Republika dan Media Indonesia, 30 Agustus 2005, bahkan mendedikasikan headlinenya, khusus mengenai Cak Nur.Lahir di Jombang, JawaTimur, tanggal 26 Muharram1358 (17 Maret 1939), Nurcholish kecil telah menghiruphawa pesantren sejak dini.Kultur pesantren semakinmembentuknya setelah ia masuk Pesantren Darul Ulum,Gontor, Jawa Timur. Di pesantren itu, seperti santri-santrilainnya, ia belajar kitab kuningdan bahasa Arab.Laki-laki yang menguasaibahasa Arab, Inggris dan Perancis ini juga dikenal aktifdalam gerakan kemahasiswaan. Ia pernah menjabat KetuaUmum PB HMI (HimpunanMahasiswa Islam) selama duaperiode berturut-turut, presiden pertama Permiat (Persatuan Mahasiswa Islam AsiaTenggara), dan wakil SekjenIIFSO (International IslamicFederation of Students Organizations).Mengawali karirnya, CakNur yang mendapat gelar PhDdari Universitas Chicago(1984), menjadi dosen di IAINSyarif Hidayatullah, almamaternya. Ia juga menjadi gurubesar tamu di Universitas Montreal, Kanada. Terakhir, iamenjabat rektor UniversitasParamadina, Jakarta.Menikah dengan Omi Komaria tahun 1969 di Madiun,Cak Nur dikaruniai dua anak,Nadia Madjid (35) dan AhmadMikail (31).Meski gagasan-gagasannyatentang pembaruan Islam kerap dikecam karena berbauDia guru bangsayang pemikiran dangagasannya seringmemberi pencerahan, kendatijuga seringmengundangperdebatan. Diacendikiawan muslimyang negarawan.BerpulangnyaSang Begawansekuler dan plural, ia tetapdiakui secara nasional sebagaicendekiawan par excellent. Iapun dijuluki begawan dan gurubangsa.Ketiadaannya tidak hanyadisesali tokoh-tokoh cendekiawan muslim yang semakinterbiasa dengan pemikirannyayang kontroversial namunesensial itu, tetapi juga olehtokoh-tokoh lintas agama.Nathan Setiabudi, mantanKetua PGI, mengaku sangatkehilangan. Ia bersahabat dengan Cak Nur sejak sama-samamenjadi delegasi tokoh lintasagama dan berjuang menentang perang Irak. “Saya kagetdan sempat berteriak ketikamendengar ia meninggal,” ujarNathan sedih.Banyak orang menghadiripemakamannya, Selasa, (30/8), di Taman PemakamanKalibata. Setelah sebelumnyadisemayamkan di kampusParamadina dan dilayat Presiden SBY dan Wapres YusufKalla.Tembakan salvo kehormatan mengantarkan Cak Nur ketempat peristirahatannya yangterakhir. Selamat jalan, CakNur. Beristirahatlah dalamdamai.■ RH/berbagai media nasionalBERITA OBITUARI