Page 58 - Majalah Berita Indonesia Edisi 03
P. 58
BERITA MANCANEGARA60 BERITAINDONESIA, September 2005Pada akhirnya tertumpu pada sebuah peristiwa yanghampir mustahil antara dua pemimpin palingberkuasa di Jepang. Malam 6 Agustus, YoshiroMori, pemimpin senior parlemen dari PartaiDemokrat Liberal yang berkuasa, mengenakanpakaian musim panas, bertandang ke kediaman PerdanaMenteri Junichiro Koizumi untuk berembuk. Kedua pemimpinitu punya masalah sangat penting untuk dibicarakan—terutama,apakah Majelis Tinggi, Diet, akan menyetujui undang-undangpaling genting, privatisasi Jawatan Pos Jepang, di manapembaruan yang diumumkan Koizumi telah menjadi masalahyang mengguncang pemerintahannya.“Mori, seorang bekas perdana menteri, membawa beritaburuk,” tulis majalah Newsweek dalam laporan sampulberjudul; Reformasi atau Mati (22/8). Suara-suara bukan itu,jelas Mori, dan dia membujuk Koizumi melepas ancamannyauntuk menyelenggarakan pemilihan umum pengunci bilamanarancangan undang-undang privatisasi tersebut tidak disetujui.Tetapi Koizumi punya alasan sendiri. Jika para anggotaperlemen tidak bisa membuatnya terjadi, katanya, dia tidakpunya pilihan kecuali menyodorkannya kepada para pemilih.“Anda lebih dari orang aneh!” keluh Mori.”“Itulah saya dansaya terpaksa melakukannya,” jawab Koizumi. Kemudian Mori mengadu kepada persbahwa perdana menteri yang masih jejakatersebut, di dalam pertemuan mereka, menunjukkan keramahan tanpa basa-basi,menyuguhkan: “bir kaleng, ikan salmon dankeju hangat.”Ambil atau tinggalkan: itulah pesanKozumi bagi “kekuatan penentang” sebutanyang ditujukan pada kelompok konservatif,sebagaimana diperkirakan, terus menghadang rencananya untuk membenah JawatanPos Jepang—dinilai para akhli akan membantu membangkitkan kembali ekonominegeri itu untuk jangka panjang.Dua hari setelah pertemuannya dengan Mori, para anggotaMajelis Tinggi menolak RUU-nya dengan pemungutan suara 125lawan 108. Suara yang menentang, termasuk 22 anggota partaidan bekas menteri Koizumi sendiri. Kemudian Koizumimembubarkan Majelis Rendah, melicinkan jalan bagi apa yangdisebut, Pemilu yang menentukan, 11 September. Yangdipertaruhkan lebih dari nasib jawatan pos milik pemerintahtersebut. Jika kekuatan pro-reformasi Koizumi menang,hasilnya bisa jadi sebuah tim LDP yang bersih kroni politik dankelompok kepentingan. Jika dia kalah, kekalahannya hampirpasti menandai penyusunan kembali kekuatan politik Jepangyang fundamental: berakhirnya hegemoni LDP selama setengahabad di dalam peta politik—di mana partai tersebut sedangbersiap-siap untuk merayakan ulang tahunnya yang ke 50.“Ini bisa menjadi awal yang nyata bagi berakhirnya dominasiLDP,” kata Masayuki Tadokoro dari Keio Universitas, kepadaNewsweek. “Seperti adanya sekarang, telah jelas bahwapengawal tua akan berakhir.”Kematian LDP telah diramalkan sebelumnya. Tetapi saat ini semuanya sangat berbeda.Sekarang, untuk pertama kalinya dalam periodepasca perang, ada penantang kuat yang bersiapsiap menantang LDP dikandangnya—PartaiDemokratik Jepang (DPJ) yang para anggotanya di Diet bergabung dengan para dinosaurus LDP untuk mementahkan RUU tersebut.Menteri Lingkungan Yuriko Koike, seorangloyalis Koizumi yang akan ikut di dalampemilihan umum, mengatakan bahwa pemilihan tersebut akan merupakan ujian menentukan “apakah Jepang meninggalkan reformasiatau meneruskan proses tersebut.”Koizumi, dalam banyak hal, seorang pemimpin revolusioner,Boris Yeltsinnya Jepang—bertekad untuk merongrong kebiasaan buruk partainya sendiri dan pengakuan khusus terhadapkekuasaan. Sungguh, dia sering dituding bahwa salah satutujuan utamanya adalah “penghancuran LDP—tekad yang diategaskan kembali ketika membubarkan Majelis Rendah.■(Newsweek-SH)MenyalakanSebuah SumbuPerdana Menteri JunichiroKoizumi ingin menghancurkanpartainya sendiri,menjauhkannya darihubungan kroni dan kelompokkepentingan.