Page 7 - Majalah Berita Indonesia Edisi 05
P. 7
Satu tahun pemerintahan SBY-JK (Presiden Susilo BambangYudhoyono dan Wakil Presiden JusufKalla) diberitakan dan diulas luasoleh media massa, baik mediacetak maupun elektronik daninternet. Umumnya media massamenyoroti kinerja Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) dan duet kepemimpinan SBY-JK.Kinerja KIB, terutama tim ekonomi, dinilai berbagai pihak masihmerah. Opini publik pun terbangun: Perlu dilakukan reshuffle.Sedangkan mengenai duet kepemimpinan SBY-JK (PresidenWapres) ditenggarai telah terjadidisharmoni. Mereka seperti duamatahari, yang berakibat ko0rdinasiKIB terkesan sering berebutan.Benarkah demikian adanya? Atau,bisa mungkin lebih panas semprongdari apinya? Hal ini perlu kita cermatidengan jernih dan tulus, tanpa interespolitik kelompok.Kita melihat bahwa pers, parapolitisi, pakar dan pengamat sangatyakin telah terjadi friksi kekuasaandan kepemimpinan duet SBY-JK.Keyakinan ini beralasan kuat darikenyataan sikap dan tindakan keduapemimpin ini. Mulai dari keluarnyaSurat Keputusan Wakil Presidenmengenai Badan Koordinasi NasionalPenanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (BAKORNASPBP), Gempa Tsunami Aceh dan Nias,yang dianggap melampaui wewenangnya.Begitu pula mengenai peranan JKdalam proses penandatanganan MoUDamai Pemerintah dengan GAM. Danlain-lain lagi, sampai pada perbedaansikap tentang perlu tidaknya reshufflekabinet serta kapan dan besarankenaikan harga BBM. Mengenai yangterakhir ini, beredar isu bahwaWapres lebih menentukan daripadaPresiden.Jika dugaan ini benar, tentu dwitunggal SBY-JK ini pantas disebuttengah berduel secara politik. Satucontoh, ketika Wapres melawat keCina, nilai rupiah anjlok, Presidenmenyatakan mengambilalih kepemimpinan tim ekonomi. Mengundangtanya: Memang sebelumnya siapayang memimpin tim ekonomi? Wapres pun mempersingkat lawatannya.Kemudian Presiden melawat ke AS,terkesan tak mau melepas mikrofonpimpinan sidang kabinet. Lantasdilakukan sidang dengan telekonfrensi dan Wapres tidak hadir.Pantas saja kemudian berita danopini hampir semua koran, sepertipaduan suara, mengalunkan nyanyianyang sama: Telah terjadi disharmoniduet SBY-JK. Bahkan Majalah Tempomenurunkan laporan utama bertajuk:Duet atau Duel?Tergambarkan, sepertinya duet initengah berlomba berbagi kekuasaan,dan nanti pada Pemilu 2009 benarbenar akan bersaing merebut kekuasaan. Bahkan, telah diberitakan,bahwa JK, yang menjabat KetuaUmum DPP Golkar, sudah menyatakan siap bersaing menjadi Presidenpada Pemilu 2009. Berita terakhir inimembuat suhu makin memanas.Ditambah suara-suara elite PartaiGolkar mendesak perombakan kabinet dengan jatah kursi lebih pantasbagi partai pemenang Pemilu yangpunya kekuatan lebih besar di legislatif. Sehingga terkesan elite partaiyang telah berpengalaman berkuasaitu seperti merangkul akrab SBY(pemerintah) namun seraya menginjak kaki.Jika kondisi seperti itu benar terjadi, tampaknya masa duet ini tidakDuet Pemimpin BersinergiVISI BERITAterlalu lama lagi. Tapi, anggapan inisangat terasa berlebihan, tatkalamelihat penampilan kedua pemimpin ini dalam beberapa kegiatan.Terakhir ketika tampil bersamapada acara gelar diversifikasi enerjidi Arena Pekan Raya Jakarta (26/10). Mereka terlihat akrab, lepas danbersahabat. Tidak ada kesan bahwamereka sedang bersaing berbagikekuasaan.Memang jika diamati, penampilan duet SBY-JK ini, sangat jauhberbeda dari duet Presiden-Wapressebelumnya, juga dengan duetPresiden-Wapres di negeri manapun. Duet SBY-JK sering kali tampilpada acara yang sama. Suatu halyang tidak lazim. Karena tidaklazim, tak heran bila banyak pihakmengira telah terjadi persaingan diantara kedua pemimpin ini.Maka alangkah baik jika kita mencoba melihat dari sisi yang lain.Bahwa kemungkinan justru telahterjadi sinergi yang saling mengisi,mutual simbiosis, di antara keduapemimpin ini. Bukankah merekasudah saling mengenal dan bekerjasama sejak masih sama-sama menjabat Menteri Koordinator pada Kabinet Megawati? Kala itu, JK yangmenjabat Menko Kesra terkadangmemasuki area kerja SBY sebagaiMenko Polkam. Seperti pada prosesperdamaian Malino. Dan, merekaselalu akur, bahkan kemudian bersepakat berduet jadi pasanganCapres-Cawapres.Dipandang dari sisi ini, duet SBYJK adalah dwitunggal yang bersinergi.Perpaduan penampilan SBY yangtenang dan konsepsional (sehinggaterkesan lamban dan ragu) denganpenampilan JK yang lebih agresif,cepat dan pragmatis.Kita berharap, inilah yang sedangterjadi dalam duet pemimpin ini.Walaupun kita juga menyarankan,agar kedua pemimpin ini tidak membuat preseden buruk adanya pembagian kekuasaan antara Presdiendengan Wapres. Karena hal itu tidaksesuai dengan konstitusi dan akanberbahaya bagi negara dan bangsajika hal seperti itu (dua matahari)terjadi. â– BERITAINDONESIA, November 2005 7