Page 7 - Majalah Berita Indonesia Edisi 101
P. 7


                                    BERITAINDONESIA, Edisi 101 7BERITA TERDEPANpembatasan gerak masyarakat di seluruh RW tersebut agar bisa segera bebas dari pandemi corona. Anies tengah merancang protokol aktivitas masyarakat dalam menjalani new normal atau tatanan kehidupan baru di tengah pandemi virus corona. Protokol ini akan diterapkan usai pelaksanaan PSBB di Jakarta berakhir. Ia pun ingin memastikan kesiapan semua fasilitas kesehatan di ibu kota menjelang persiapan new normal. Termasuk persiapan tenaga medis untuk menunjang kenormalan baru.Berdamai dengan Covid-19Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengutip Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang hidup berdampingan dengan pandemi Covid-19. Dia meminta masyarakat Indonesia berdamai dengan virus corona selama belum ditemukan vaksin, namun bukan berarti menyerah, tapi bentuk dari penyesuaian diri.WHO menyatakan bahwa kita harus hidup berdampingan dengan Covid-19. Mengapa? Karena ada potensi bahwa virus ini tidak akan segera menghilang dan tetap ada di tengah masyarakat,” tulis Jokowi dalam akun Twitter resminya yang dikutip Berita Indonesia, Sabtu (16/5/2020). Jokowi mwngatakan berdamai dengan corona, menjadi titik awal dari kehidupan baru. Masyarakat diminta menjalani kehidupan sambil menerapkan protokol kesehatan dan pencegahan corona secara ketat. Sebelumnya pemerintah telah mewacanakan pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Mulai dari pembukaan kembali transportasi umum hingga izin bekerja untuk warga 45 tahun ke bawah, yang mengundang berbagai pandangan pro-kontra sebab angka penularan corona belum pada tahap terkendali. Sementara, Jokowi sendiri dalam pernyataannya di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (15/5) telah mengatakan: “Kebutuhan kita sudah pasti berubah untuk mengatasi risiko wabah ini. Itu keniscayaan, itulah yang oleh banyak orang disebut sebagai new normal atau tatanan kehidupan baru.” Pernyataan Presiden itu muncul setelah Direktur Eksekutif Program Kedaruratan WHO Michael Ryan dalam konferensi pers virtual, Rabu (13/5) mengatakan penting untuk membahas ini, virus (corona) dapat menjadi endemi virus lain di komunitas kita dan virus ini kemungkinan tidak akan pernah pergi. Kendati demikian, kata Ryan, penduduk dapat beradaptasi di tengah kehadiran virus itu. Ia mencontohkan virus HIV yang saat ini masih menjadi endemi di tengah masyarakat. Dalam hal ini, masyarakat akhirnya mengetahui cara mencegah penularannya. WHO melihat kemungkinan virus corona akan berada di muka bumi untuk jangka waktu yang lama. Bahkan, penerapan pembatasan sosial di sejumlah negara diprediksi tak akan mampu menghentikan penyebaran sepenuhnya.Sementara, Achmad Yurianto, Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, menjelaskan soal hidup berdamai dengan virus corona, sebagaimana diserukan Presiden Joko Widodo. Menurut Yuri, hidup damai dengan virus corona artinya beradaptasi dengan pola hidup baru dengan menjalankan protokol kesehatan secara ketat. “Berdamai bukan menyerah, tapi kita harus beradaptasi untuk mengubah pola hidup kita dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat, benar, disiplin,” kata Yuri dalam konferensi pers dari Graha BNPB, Jakarta, Sabtu (16/5/2020). Yuri mengutip laporan WHO, yang menyatakan virus corona tidak akan hilang dalam sekejap. Maka, sangat penting mengubah perilaku diri demi menjaga kesehatan. “Ini permasalahan yang akan menimpa seluruh negara. Maka, saatnya kita sekarang mengubah perilaku kita untuk hidup dalam kondisi bumi yang masih terancam dengan kondisi Covid-19,” ucapnya. Yuri menyatakan bahwa pemerintah terus melakukan tes dan penelusuran kasus Covid-19 secara masif. Dia menegaskan, pemerintah mengupayakan penanganan terbaik.Sementara itu, WHO (13/5) melaporkan kondisi kesehatan dunia saat ini dimana harapan hidup lebih lama dan hidup lebih sehat tetapi Covid-19 mengancam untuk membuang kemajuan. Di seluruh dunia, pandemi Covid-19 menyebabkan kematian yang signifikan, mengganggu mata pencaharian, dan mengancam kemajuan kesehatan baru-baru ini dan kemajuan menuju tujuan pembangunan global yang disorot dalam Statistik Kesehatan Dunia 2020 yang diterbitkan WHO hari ini. “Berita baiknya adalah orangorang di seluruh dunia hidup lebih lama dan hidup lebih sehat. Berita buruknya adalah tingkat kemajuannya terlalu lambat untuk memenuhi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan selanjutnya akan dibuang keluar jalur oleh Covid-19,” kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, Dirjen WHO.“Pandemi menyoroti kebutuhan mendesak bagi semua negara untuk berinvestasi dalam sistem kese hatan yang kuat dan pe rawatan kesehatan primer, sebagai pertahanan terbaik terhadap wabah seperti Covid-19, dan terhadap banyak ancaman kesehatan lain yang dihadapi di seluruh du nia setiap hari. Sistem kesehatan dan keamanan kesehatan adalah dua sisi dari mata uang yang sama,” katanya. Dia mengungkapkan Statistik Kesehatan Dunia WHO menunjukkan harapan hi dup dan harapan hidup sehat te lah meningkat, tetapi tidak merata. Negara-negara berpenghasilan rendah, harapan hidup naik 21% atau 11 tahun antara tahun 2000 dan 2016 (dibandingkan dengan peningkatan 4% atau 3 tahun di negara-negara berpenghasilan tinggi). Q hs
                                
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11