Page 7 - Majalah Berita Indonesia Edisi 22
P. 7
H IGHLIGHTBERITA In HeadnewsKarikatur BeritaSEPTEMBER2006BERITAINDONESIA, 5 Oktober 2006 706/09/2006Iklim Investasi di Indonesia BelumKondusifKesulitan untuk memulai usaha diIndonesia semakin mengkhawatirkan.Dari 175 negara yang disurvei BankDunia tahun ini, Indonesia mendudukiurutan ke-161. Sementara itu, dalam halkemudahan dalam melakukan bisnis,posisi Indonesia merosot dari peringkat131 tahun lalu menjadi 135 tahun ini.Hasil survei ini konsisten dengan seluruh hasil survei lembaga-lembagainternasional independen. Salah satunya, Economist Intelligence Unitdalam survei yang bertajuk Global Business Environment, menurunkan peringkat Indonesia dari urutan ke-43 padaperiode 2000-2004 menjadi ke-45untuk periode 2005-2009. Survei inimeliputi 60 negara yang menguasai 95persen output dunia. Menurut laporanterbarunya: World CompetitivenessYearbook, International Institute forManagement Development, yang palingmenjadi masalah dalam melakukanbisnis di Indonesia ialah birokrasipemerintahan yang tidak efisien. Surveipersepsi yang dilakukan Bank Dunia,Bank Pembangunan Asia, dan LPEMFEUI menempatkan faktor ketakpastian kebijakan sebagai penghambatterbesar kedua dalam berinvestasi diIndonesia. Faktor penghambat terbesarketiga ialah korupsi. Di tengah gemuruhupaya pemberantasan korupsi, ternyatahasilnya belum banyak dirasakan masyarakat. Sebagaimana dilaporkanlembaga yang berbasis di Hongkong,PERC, skor korupsi birokrasi di Indonesia masih saja tergolong sangat buruk,yakni 8,2 dari skor tertinggi sebesar 10.Posisi Indonesia hanya lebih baik dariIndia.07/09/2006Pemerintah Tetap Impor BerasKendati sejumlah provinsi menolakberas impor, pemerintah tetap mengimpor beras. Sebab, selain keputusan itusudah dikeluarkan, pemerintah jugamemerlukan cadangan bagi stok nasional. Hal itu disampaikan MenteriPerdagangan Mari Elka Pangestu danMenteri Pertanian Anton Apriyantoketika menjawab pers sebelum mengikuti sidang kabinet di Kantor Presiden,Jakarta (7/9). Menurut Mari, beras ituharus masuk paling cepat 1 Oktober danpaling lambat 15 November mendatang.Kebijakan pemerintah ini mengundangkontroversi sebab pemerintah dinilaigampang mengimpor beras dan merugikan para petani. Harga gabah petaniterus menurun sejak isu impor berasdigulirkan. \mengimpor beras? Tahun 2004, imporberas kita kecil, berbeda dengan tahuntahun sebelumnya. Tahun 1984 ketikaswasembada, kita impor 414.000 ton,\kata Anton menjawab pihak-pihak yangmemprotes kebijakan pemerintah tersebut. Para politisi di Senayan menyambar isu impor beras ini dengan gegapgempita. Dimotori Fraksi PDI Perjuangan, para anggota dewan menggagas hakangket dan interpelasi. Mereka menilaiimpor beras tidak perlu dilakukankarena menurut data versi Badan PusatStatistik (BPS), produksi nasionalhampir 55 juta ton gabah atau setaradengan 35 juta ton beras setahun.Sedangkan konsumsi masyarakat Indonesia 33 juta ton. \pangan masyarakat masih tercukupi,%ungkap Ketua Dewan PertimbanganOrganisasi Himpunan Kerukunan TaniIndonesia, Siwono Yudohusodo. Gaungdari gedung dewan menjalar hingga kedaerah-daerah. Gubernur Jawa TengahMardiyanto, juga Sri Sultan HamengkuBuwono X, menyatakan daerah merekasudah cukup beras.08/09/2006Buron Kakap Ditangkap di ChinaBuron kakap kasus pembalakan liardi wilayah Sumatera Utara, Adelin Lis,ditangkap di Beijing, China, Jumat (8/9). Hari Sabtu (9/9) dia diterbangkanke Jakarta dan langsung dibawa keMedan. Adelin, ditangkap saat mengurus perpanjangan paspor di KedutaanBesar RI di Beijing. Petugas KBRImenangkapnya karena nama Adelin