Page 66 - Majalah Berita Indonesia Edisi 36
P. 66
66 BERITAINDONESIA, 26 April 2007BERITA FEATURESebuahMukjizatIndahKeterbatasan fisik tidak bisa dijadikanalasan untuk membenci masa depan. HeeAh Lee yang mempunyai empat jari tangandan kedua kaki hanya sebatas lututmenjadi bukti nyata sebuah mukjizat.Lewat keempat jarinya memainkan tutspiano, Symphony No. 9 karya Bethovenmengalun indah membahana hingga kesurga. Tuhan pun tersenyum.ee Ah Lee, kelahiran 9 Juli 1985,sejak kecil mengalami penolakanyang keras dari keluarga danlingkungannya. Woo Kap Sun(50), sang ibu, dianjurkankeluarganya agar menggugurkan kandungannya. Bahkan setelah lahir pun, anakyang dianggap aib itu disarankan agar diserahkan ke pantiasuhan.Meski puterinya terlahir cacat, mempunyai empat jari tangan yang dalam istilah kedokteran disebut lobster clawsyndrome dan kedua kakinyahanya sebatas lutut sertamengalami keterbelakanganmental, Woo Kap Sun tetapmenjaga dan mengasuhnyapenuh kasih. Bahkan sebagaiungkapan syukurnya kepadaTuhan, ia menamai anaknyadengan nama indah. Hee dalam bahasa Korea berarti sukacita dan Ah adalah tunas pohon yang terus tumbuh. Sedangkan Lee merupakan namakeluarga. Jadi, Hee Ah Lee berarti sukacita yang terus tumbuh seperti tunas pohon.Selain mengurus Hee, sangibu juga harus merawat suaminya yang veteran tentara Korea. Sejak berhenti dari duniamiliter, suaminya didera penyakit yang mengharuskannyamengonsumsi berbagai obatobatan penghilang rasa sakit.Sambil merawat Hee dansuaminya, sang ibu bekerja sebagai perawat di rumah sakit.Hee sering ikut ibunya kerumah sakit. Saat ibunya bekerja, Hee berlatih memainkanpiano di rumah sakit itu. Iniberlangsung selama 10 tahun.Sebagai perawat, penghasilanibunya terbilang pas-pasan.Itu pun sudah habis membeliobat untuk suaminya.Kerasnya hidup seolah tiadahenti menerpa. Ibunya divonisdokter terkena kanker payudara. Di saat yang bersamaan,Hee jatuh sakit karena luka dilututnya. Luka itu disebabkanHee terlalu sering berjalanmenggunakan lututnya. Heemasuk rumah sakit dan dioperasi. Selain itu, ayahnyajuga sedang sakit parah.Waktu terus berlalu, Hee semakin besar. Sejak usia enamtahun, Hee dengan tekun melatih jari-jarinya memainkantuts piano sebab pada masingmasing ujung tangan Hee terdapat dua jari yang membentuk huruf V seperti capitkepiting. Kakinya hanya sebatas bawah lutut hingga tak dapat menginjak pedal pianostandar. Untuk bermain piano,pedal sengaja ditinggikan agarbisa diinjak oleh kakinya yangpendek itu. Selama berlatih,satu lagu masing-masing dikuasainya dalam tempo satutahun. Bahkan, pada reportoarLiebestraum karya F. Liszt, iamengakui berlatih sepuluhjam sehari selama lima tahun.Itu sebuah permainan sulit,bahkan kedua jari kirinya harus menjelajah jauh hinggatuts di wilayah jari kanannya.Guru piano yang mengajarinyapun sudah berganti hinggalima kali.Saat Hee mulai dikenal olehpublik Korea, ayahnya menghadap Yang Kuasa. Namun itu,tidak menyurutkan ibunya danHee untuk terus mengharapmasa depan. Mereka tetap tersenyum menghargai hidup.Berkat kesabaran, ketekunandan cinta yang sangat besardari sang ibu, Hee sudah bisamemainkan berbagai nomordari maestro dunia sepertiChopin, Bethoven dan Mozart.Umur 12 tahun, Hee telahmenggelar resital piano tunggal. Hee yang telah diangkatsebagai warga kehormatanKorea ini telah mengeluarkansatu album bertitel Hee Ah, APianist with Four Finger(2005). Dia juga pernah pentas bersama pianis kondangRichard Clayderman di Gedung Putih, Washington. Belum lama ini, pianis berukuran103 sentimeter dengan berat33 kilogram ini menggelarkonser di Jakarta dengan temaSharing the Strength of Love(31/3), yang merupakan rangkaian turnya keliling Asia.Dalam rangkaian konsernyaini, Hee tidak lupa berucap,“Terlahir cacat itu bagiku merupakan anugerah spesial dariTuhan. Aku sampaikan pesanbahwa kalian bisa melakukanapa pun.” MLPSebuahMukjizatIndahH