Page 5 - Majalah Berita Indonesia Edisi 53
P. 5
BERITAINDONESIA, 27 Desember 2007 5V ISIBERITAIndonesia Bangkitangit mendung menyelimutisebagian langit Indonesia dipenghujung tahun 2007. Sebagian saudara-saudari kitaharus mendekam di tempat-tempat penampungan karena rumahnya tenggelamoleh banjir dan tanah longsor. Sungaisungai yang sebelumnya kering kerontangdi musim kemarau berubah penuh airmenerjang harta benda dan nyawa. Bencana yang menimpa sebagian wilayah diIndonesia membangkitkan bayangan kelam tragedi tsunami di Aceh beberapatahun lalu. Bencana yang datang silih berganti seolah menabalkan kesan bahwa sepanjang tahun 2007, ada beberapa keprihatinan yang kita lalui sebagai bangsa.Keprihatinan terbesar yang masih akankita bawa di tahun 2008 adalah masih banyaknya rakyat yangbelum sejahtera. Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini boleh dibilang belum “berkualitas” sebab pertumbuhan ekonomiyang berkualitas adalah pertumbuhan ekonomi yang mengurangi jumlah orang miskin dan penganggur secara signifikan.Kebijakan Pemerintah selama ini masih belum dapat mengurangi tingkat kemiskinan yang mendera penduduk Indonesia. Selama tahun 2007, ketimpangan ekonomi meningkatdari 0,34 persen menjadi 0,37 persen. Sementara itu, pertumbuhan orang kaya di Indonesia per tahun mencapai 16 persen.Ketimpangan ini menunjukkan melebarnya jurang kemiskinandi Indonesia sekaligus masih lemahnya kebijakan yang berpihak kepada rakyat.Kebijakan yang berpihak pada rakyat selalu membutuhkandukungan politik. Namun sayangnya, esensi politik telah berubah, bukan lagi untuk mencari kesejahteraan bagi masyarakat, tetapi untuk individu dan kelompok. Kalangan elit(pemerintah) disibukkan dengan perdebatan tentang angka kemiskinan (statistik) namun lambat berpikir bagaimana kemiskinan itu bisa diselesaikan dengan program yang konkret,bijaksana, dan dengan keberpihakan yang jelas.Ada kekhawatiran kebijakan yang berpihak kepada rakyatakan semakin pudar di tahun 2008. Sebab tahun 2008 akanmenjadi tahun meningkatnya aktivitas politik menyongsongagenda 2009. Ada dua agenda besar pada 2009, yaitu pemilihanumum untuk memilih anggota legislatif dan pemilihanpresiden. Serangkaian agenda politik pada 2008 sudah menantidiantaranya pemilihan kepala daerah di 139 provinsi dankabupaten/kota. Pemerintah dan DPR juga harus menuntaskanseluruh pembahasan paket undang-undang politik pada 2008.Pembangunan kelembagaan politik seperti kegiatan klarifikasidan penetapan partai politik peserta pemilu mewarnaiperjalanan 2008. Berita soal menteri, wapres, dan presidenyang rajin berkunjung ke daerah akan hinggap di berbagaimedia massa. Kunjungan-kunjungan yang mungkin sama sekalitidak ada korelasi dengan peningkatan kesejahteraan rakyat.Energi yang terkuras untuk politik akan mengguncangpertumbuhan ekonomi. Hasilnya, rakyat miskin bisa bertambah banyak, pengangguran membengkak.Selain hingar-bingar politik yang akan mewarnai 2008,pengaruh dunia luar bisa menggoyang stabilitas ekonomi didalam negeri. Seperti belum tuntasnya krisis gagal bayar kreditsektor perumahan di Amerika Serikat dan adanya kemungkinanilustrasi: dendyharga minyak dunia pada tahun 2008,yang menurut para analis energi, bisamelewati 100 dollar AS per barrel. Pemerintah mungkin akan dibuat repot ‘mengutak-atik’ APBN terutama dalam halmenjaga defisit anggaran yang sudahditentukan bersama DPR. Dunia usahajuga bisa dibuat kelimpungan denganketidakpastian biaya produksi mengingatharga BBM akan meningkat terus mengikuti kenaikan harga internasional.Di dalam semua kekhawatiran danpesimisme, kita juga tentu menyadarimasih ada harapan dan optimisme yangmemampukan kita melewati semua masalah dan tantangan di bangsa ini. Pemerintah optimis mencanangkan pertumbuhanekonomi 6,8% tahun 2008 dan mengharapkan laju inflasi bisa dikontrol pada level 6 plus minus 1%.Indeks harga saham gabungan (IHSG) yang terus mencatatrekor baru diharapkan terus membaik di tahun 2008, makinbanyaknya perusahaan yang go public, dan bertumbuhnyareksa dana. Sejumlah harapan juga masih menggantung untukdiraih.Diantaranya, Pemerintah harus sungguh-sungguh mengatasipersoalan klasik yang selalu dikeluhkan masyarakat dari tahunke tahun yaitu mengurangi angka kemiskinan dan membukalapangan kerja baru. Pemerintah juga perlu memberikanberbagai kemudahan dan insentif bagi pelaku usaha yang inginberinvestasi pada kegiatan-kegiatan hilir atau derivatif dariberbagai komoditas primer. Hal ini akan membuka lapangankerja yang berujung pada berkurangnya pengangguran dankemiskinan. Pemerintah juga sudah saatnya memberikanperhatian lebih pada pengembangan industri pariwisata. VisitIndonesia 2008 harus menjadi komitmen semua pihak, bukanhanya Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Sektorpariwisata bisa dianggap sebagai suatu sektor yang mempunyaiefek pengganda yang besar untuk lapangan kerja dan pendapatan.Penanganan korupsi dan penegakan hukum juga merupakan agenda penting di tahun 2008. Penanganan kasus-kasusKKN, seperti dana BLBI dan aliran dana BI ke DPR yang belum selesai serta upaya memperbaiki citra Indonesia di matadunia, menjadi pekerjaan rumah pemerintah pada tahun 2008.Janganlah lagi kita mendengar berita yang menyudutkan Indonesia sebagai negara terkorup di dunia, warganya sukamerusak tempat-tempat ibadah, main hakim sendiri, dansebagainya.Mari kita songsong tahun 2008 dengan semangat Kebangkitan Nasional. Sebab di tahun ini genap 100 tahun usia gerakanKebangkitan Nasional yang dipelopori Boedi Oetomo, gerakanpemuda yang didirikan oleh Dr Soetomo. Peristiwa bersejarahini bisa kita jadikan momentum untuk menggerakkan kembaliKebangkitan Indonesia yang masih terpuruk dan tertinggal darinegara-negara Asia Tenggara dalam hal kemajuan dan kesejahteraan. Para penggerak Kebangkitan Nasional serta penggerakGerakan Kebangsaan serta Kemerdekaan telah mewariskanteladan, yakni sikap serta praksis yang menggugat, “bukan apayang kita dapatkan dari negara, tetapi apakah yang kita berikankepada negara”. Selamat Tahun Baru Indonesiaku. Bagimukami berkarya. L