Page 8 - Majalah Berita Indonesia Edisi 53
P. 8


                                    8 BERITAINDONESIA, 10 Januari 2008BERITA TERDEPANMengalir Sampai JauhBetapa ‘berkorbannya’ para pejabatpemerintah yang rela berjalan kaki berkilokilo meter demi mengunjungi para korbanbanjir.Ada sedikit kegusaran kala membacaberita bagaimanapara pejabat pemerintah meninjau tepi Bengawan Solo, di Kecamatan PasarKliwon, Solo, Jawa Tengah,hari Senin (31/12) siang. Kegusaran makin bertambah setelah membaca berita di sebuahsitus resmi kepresidenan yangmembumbui beritanya sehingga menimbulkan kesan betapaberkorbannya para pejabatnegara ini berjalan sekitar 2 kilometer demi mengunjungipara korban.Banyak komentar menanggapi bencana banjir yang merentang dari Jawa Tengahhingga Jawa Timur ini. Adayang mengatakan karenapengrusakan lingkungan, penyalahgunaan tata guna lahan,atau bahkan murni curah hujan yang tinggi dan dalamwaktu yang lama. Ada pulayang mengatakan karena pembukaan pintu air di WadukGajah Mungkur Wonogiri.Terlepas dari berbagai komentar yang ada, kegusaranmuncul karena banjir yangdisebabkan meluapnya sungaiBengawan Solo ini sebagianbesar disebabkan oleh lemahnya kinerja aparat pemerintahtermasuk mereka yang ‘mengunjungi’ para korban banjiritu. Birokrasi kita, baik pusatmaupun daerah, hanya bicarabanjir di musim hujan. Artinya, banjir hanya menjadiagenda dalam tiga bulan dari12 bulan kerja. Ketika musimkemarau, banjir tidak pernahdibicarakan dan ditangani.Sebagaimana kita ketahui,Daerah Aliran Sungai (DAS)Bengawan Solo membentangdari arah barat daya di pantaiselatan Provinsi Jawa Tengahke arah timur laut di pantaiutara Jawa Timur. Sungai inimelewati sembilan kabupaten/kota di Jawa Tengah dan 11kabupaten/kota di Jawa Timur.Sungai terbesar dalam DASBengawan Solo adalah SungaiBengawan Solo dengan panjangsekitar 600 kilometer. Sungaiini mempunyai luas daerahpengaliran sebesar 16.000 km2.Air sungai dikelola untuk pembangkit listrik tenaga air, pertanian, industri, air minum, danperikanan. Air sungai DASBengawan Solo ditampung disejumlah bendungan, sepertiBendungan Serbaguna Wonogiri, Nawangan, Parang Joho,Songputri, Nekuk, Gondangdan Pondok.Pada bencana banjir kali ini,kabupaten-kabupaten yangdilewati aliran sungai ikut ‘menikmati’ luapan air yang bercampur lumpur. Air berlumpurberwarna kecoklatan menandakan rusaknya DAS di hulusungai Bengawan Solo dan anaksungainya.Instansi yang bertanggungjawab terhadap pengelolaansuatu DAS meliputi beberapainstansi lintas sektoral. DAS dibawah pengelolaan Departemen Kehutanan yang bertanggung jawab terjaganya konservasi lahan dan air. Apabila DASterjaga kelestarian tanamandan kesesuaian penggunaanlahannya maka air yang masukke alur terus ke sungai akan terkendali dan jernih.Bersama instansi daerahyang mengelola lingkunganhidup, Balai Sumber Daya Airdan Jasa Tirta (di Jatim danJateng) mengelola pemanfaatan sumber air untuk berbagaimanfaat seperti PLTA, air minum dan irigasi. Sementarainfrastruktur seperti waduk,bendungan, irigasi di bawahDepartemen Pekerjaan Umum.Presiden Susilo BambangYudhoyono sudah memintaDepartemen Pekerjaan Umumagar memperkuat dan meninggikan tanggul Bengawan Solo.Namun sekali lagi, ini merupakan permintaan yang datangterlambat.Terlambat karena menurutpenelitian dari Wahana Lingkungan Hidup, sekitar 85 persen bencana alam di Indonesiaadalah bencana banjir. Bencanabanjir yang datang silih berganti ini sebagian besar disebabkan oleh rusaknya lingkungan. Ini menunjukkan bencana yang sering terjadi justrubencana yang bisa diatasi, diantisipasi, dan diperkirakan risikonya. Banjir dan tanah longsoradalah bencana yang terjadibukan hanya karena faktoralamiah, melainkan lebih banyak karena campur tanganAilustrasi: dendymanusia yang “bisa diprediksi”.Perum Jasa Tirta 1 Malangseperti dikutip Koran Tempomengakui bahwa turunnya mutu lingkungan di daerah aliransungai (DAS) Bengawan Solomenjadi penyebab banjir (longsor) di Karanganyar, Gresik,Bojonegoro, Madiun, Ngawi,Magetan, Sragen, dan Solo.Penurunan mutu lingkunganberupa hutan gundul dan berkurangnya lahan terbuka hijauini menyebabkan air hujanlangsung masuk ke sungai.Kondisi ini membuat sungai takbisa menampung air hujansehingga air meluap ke daratandan terjadilah banjir.Kondisi yang hampir samajuga terjadi di berbagai daerahrawan banjir lainnya. Akibatnya, banjir di negeri ini memang sudah menjadi musibahtahunan. Masalahnya, hinggakini pemerintah belum memiliki - atau bahkan memikirkan - pola penanganan banjiryang terpadu. Pemerintah daerah cuma bisa tertatih-tatihmenangani korban. Puluhanribu orang mengungsi, ribuanlainnya bertahan di atap-ataprumah, tapi jumlah petugas danperalatan sangat minim.Di Bojonegoro, Jawa Timur,misalnya, sekurang-kurangnya117 desa tergenang dan puluhan ribu rumah terendam.Namun, di sana hanya adaempat perahu karet untukmenjemput warga yang terisolasi. Bahkan di Ngawi adawarga yang tewas di atap rumahnya karena kedinginandan kelaparan. Akibatnya,sebagian pengungsi terpaksamemakan batang pisang untukbertahan hidup. Bantuan berupa mi instan juga kurang menolong. Sebab, mereka kesulitan air bersih untuk memasaknya. Hingga tulisan iniditurunkan sedikitnya jumlahkorban meninggal akibat banjir dan tanah longsor di JawaTengah dan Jawa Timur mencapai 102 orang. Sedangkan 21orang masih dinyatakan hilang. Angka korban bisa jadiakan terus bertambah mengingat kawasan yang terisolasimasih luas. „ MLP
                                
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12