Page 39 - Majalah Berita Indonesia Edisi 56
P. 39


                                    BERITAINDONESIA, 1 Mei 2008 39ayuhaytunBegitupun dengan khafilah yang dimotori Syaykh AS Panji Gumilang. MelintasJakarta bukan lagi perkara hanya inginmengejar kemudahan jalan yang cenderung landai dan halus. Tanpa umbulumbul dan emblem, pagi itu khafilahMahad Al-Zaytun menjadi “warga” sepedasehat di Jakarta. Mengambil start dikawasan Fatmawati Jakarta Selatan,menyusur Monas, lalu finish di CireundeCiputat, di ujung Selatan Jakarta.Khafilah berkelebat selama dua jamtanpa spot perhentian. Lalu sorenya kembali ke Al-Zaytun Indramayu. Lalu, untukapa bersusah payah dari Al-Zaytun datangke Jakarta dengan membopong sepeda jika di Indramayu dan kota sekitarnya justru lebih menantang dengan medannyayang berat?Jika diibaratkan, program KelilingJawa-Madura Asosiasi Sepeda Sport AlZaytun (ASSA) mulai 26 Mei-10 Juni2008 mendatang adalah semacam“pertempuran”, maka sebelumnya sudahdiupayakan latihan rutin dan sejumlah tryout di sekitar Al-Zaytun dan kota/kawasan di sekitarnya. Melihat kondisikeliling Jawa yang tak hanya menyimpanmedan berat secara fisik, maka Jakartabisa diibaratkan lagi sebagai medan yang“landai dan halus” namun membutuhkantaktik khusus untuk menembusnya.“Bukan berati jalan halus yang hot mixbisa lebih santai dan asal main kebut,”kata Syaykh memberi saran.Khafilah sepeda keliling Jawa nantibukan hanya akan melintas jalan terjal,berliku, menanjak, dan curam menukik.Tempaan mental inilah yang disasaruntuk mengalibrasi seluruh pesertanantinya. Jadi, apapun rupa medan danhambatannya nanti, dengan try out diketepatan mengayuh bisa disesuaikandengan umur pengendaranya,” begitukata Syaykh saat rehat setelah try outsepeda sehat menjelajah Jakarta Minggupagi (24/02). Bersama 17 awak pendayuhlainnya, Syaykh AS Panji Gumilangbersepeda melintasi pagi hari Jakarta,sepanjang 43 km.Jakarta dan sepeda bukan lagi karibyang baik. Prasarana untuk sepeda bolehdibilang tidak memadai. Jalan protokol,jalan perkotaan, perkantoran, pusatbelanja dan area publik lainnya belumbanyak menyediakan fasilitas bagi pengendara sepeda.Tapi, ada yang sangat berbeda jika kitamelihat kenyataan Jakarta, tepatnyadown town Jakarta di minggu pagi.Belasan pengendara dari beragam komunitas “kereta angin berkayuh” itu berarakan di Jalan protokol Jakarta. Sekadarmenyebut beberapa contoh, kawasansubur pengendara sepeda acap menyerbukawasan Monas, Senayan, Ancol, TamanMini Indonesia Indah, Ragunan, Sunter,Kelapa Gading-Pulo Gadung, Kamandoran-Cidodol, dan bahkan Kemayoran.Orang Jakarta bilang, sepeda mingguan.Mereka bisa datang dari mana saja, dariberagam kalangan yang membetukkomunitas pecinta sepeda. Satu yangmenjadi acuan bagi mereka adalahbersepeda sehat! Mereka seperti kijang dihamparan lapangan rumput hijau. Mengayuh. Berarak-arakan. Melesat. Danmembelah Jakarta tanpa halangan.mparan waktu. Mulanya,Jerman,1817) berkutatmenciptakan sepedasebagai kepala pengawasrana transportasiLENTERA
                                
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43