Page 14 - Majalah Berita Indonesia Edisi 64
P. 14
14 BERITAINDONESIA, Februari 2009BERITA UTAMAAmerika BukanMusuh IslamCorak kemitraan antarnegara akan lebih baikdalam harmoni kesetaraan. Harapan inimengemuka dari adanya isyarat dari PresidenAmerika Serikat (AS) Barack Husein Obama bahwaGedung Putih akan kembali mau mendengar suaradunia, tidak lagi mendikte.egara adikuasa satu-satunya,Amerika Serikat, yang dalambeberapa tahun terakhir memosisikan diri sebagai polisidunia, seringkali bertindak atas kehendakdan kepentingan negerinya sendiri tanpamenghormati kepentingan negara lain.Negeri Paman Sam ini sangat terkesanhanya ingin didengar (mendikte) tanpamau mendengar. Jika tidak didengar ataumerasa kepentingannya terganggu mereka akan memaksa untuk didengar denganberbagai cara. Antara lain, perang, boikotdan veto. Presiden George W Bush, yangdigantikan Obama, sangat menonjolmempraktekkan hal ini.Sikap dan ‘diplomasi’ hanya mau didengar dan tak mau mendengar ini, telahmemperburuk kondisi harmoni (menimbulkan disharmoni) persahabatan, peradaban dan perdamaian dunia. BahkanPerserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yangdiharapkan bisa menjadi lembaga penjagaharmoni persahabatan antarbangsa itu juga telah terdistorsi dengan keharusanmendengar kehendak dan kepentinganAS.Maka ketika rakyat AS memilih BarackObama, yang menjanjikan perubahan,menjadi Presiden AS berkulit hitam pertama, seluruh dunia berharap akan adanya perubahan hubungan kemitraanantarbangsa. Obama dengan sloganChange We Can Believe In, telah mampumenarik ratusan ribu orang untuk mendengar pidatonya bahkan memilihnyamenjadi Presiden AS kulit hitam pertama.Obama amat fenomenal. Kemenangannya dalam Pilpres AS tidak hanya disambut di AS tetapi juga berbagai belahandunia yang menghendaki adanya perubahan. Perubahan yang menjadi temakampanye Obama telah bergema ke seantero dunia. Ekspektasi dunia atas perubahan yang diusung Obama amat tinggi.Perubahan seperti apa gerangan yangakan terjadi di dunia? Akankah kawasanTimur Tengah segera damai. Juga krisisekonomi global akan segera teratasi?Harapan ini juga tergambarkan dariseremoni upacara pelantikan Obamasebagai Presiden AS ke-44, Selasa (20/1/09) pukul 12.00 waktu setempat atauRabu tengah malam WIB. PendampingObama, Joe Biden juga dilantik sebagaiwakil presiden. Upacara pelantikan bersejarah itu diperkirakan dihadiri dua jutaorang dari berbagai penjuru AS dan duniayang memadati National Mall dan jalansepanjang 1 kilometer dari Capitol Hillyang dipasangi televisi layar lebar, sertaratusan juta pemirsa televisi di seluruhdunia. Upacara itu ditandai pula denganParade Pelantikan ke-56 yang digelarsepanjang Pennsylvania Avenue. Di keduasisi jalan itu masyarakat tumpah ruahmenyaksikan dan mengelu-elukan Presiden Obama dan Ibu Negara MichelleObama yang sengaja berjalan kaki turundari kendaraan tahan pelurunya.Pelantikan ini merupakan sejarah barudan lompatan besar bagi AS di manauntuk pertama kalinya seorang keturunan kulit hitam menjadi presiden.Padahal 60 tahun lalu, di AS seorang kulithitam masih ditolak dilayani (masuk)restoran.Dalam pidato pelantikan selama 20menit, Obama mengemukakan bagi semua orang dan pemerintahan yang menyaksikan pelantikan itu, mulai dari kotakota yang termegah sampai ke desa kecildi mana ayahnya dilahirkan, ketahuilahbahwa Amerika adalah sahabat setiapnegara dan sahabat setiap lelaki, setiapperempuan, dan setiap anak yang menghendaki masa depan yang damai danbermartabat.“Ingatlah bahwa generasi-generasi sebelumnya menundukkan fasisme dankomunisme bukan hanya dengan misildan tank, tetapi dengan aliansi yang kokohdan keyakinan besar. Mereka memahamibahwa kekuatan saja tidak bisa melindungi kita, dan bahwa kekuatan itu tidakmemberi kita hak berbuat sekehendakAmerika BukanMusuh IslamNAMERIKA BARU: Obama menjanjikan corak kemitraa