Page 61 - Majalah Berita Indonesia Edisi 73
P. 61


                                    BERITAINDONESIA, Januari 2010 61BERITA HUMANIORAfoto: istMeregang Nyawadari Tempat TinggiDi Indonesia, yang melakukan bunuh diri rata-ratamemiliki latar belakang persoalan ekonomi,ketidakmampuan atau kemiskinan, sehingga membuatmereka putus asa.enomena bunuh diri di penghujung tahun 2009 sangat menarik perhatian masyarakat. Sedikitnya ada lima kejadian bunuhdiri yang yang terjadi akhir Novemberhingga pertengahan Desember. Di dalammelakukan aksinya pelaku bunuh dirimemilih tempat yang tinggi lalu menerjunkan diri ke bawah hingga tak bernyawalagi. Modus dengan melompat dari ketinggian ini tergolong baru. Sebab sebelumnya, aksi bunuh diri banyak dilakukan dengan cara meminum racun serangga, gantung diri, menyayat urat nadiatau meminum cairan tertentu.Beberapa kasus yang terjadi misalnyapada 30 November 2009. Dalam satu hariitu ditemukan dua kasus bunuh diri di duamall ternama di Jakarta. Reno FadhilahHakim (25) nekad terjun dari lantai limadi pusat perbelanjaan Senayan City,Jakarta dan Ice Juniar warga Palembangyang sedang berobat ke Jakarta, terjundari lantai 5 Mal Grand Indonesia. Begitujuga dengan Richard Kurniawan yang jugadiduga terjun dari lantai 6 Mangga DuaSquare pada 4 Desember 2009. Kemudianpada 13 Desember 2009, Yani Setiani (12)seorang pembantu rumah tangga, jugamengakhiri hidupnya dengan melompatdari lantai 11 gedung Apartemen GadingRiver View City, Jakarta Utara. Dan pada15 Desember 2009, Lindasari (34) seorangpengusaha juga tewas di lapangan tennissetelah melompat dari kamarnya lantai 27di Apartemen Harmoni, Jakarta.Menurut para psikolog, banyak faktoryang menyebabkan seseorang melakukanaksi bunuh diri. Pada umumnya didasarioleh rasa bersalah yang sangat besar ataumerasa gagal untuk mencapai sesuatuyang diharapkan. Namun, banyak juga diantaranya melakukannya dengan alasanyang tidak jelas, 25 persen digolongkansebagai orang-orang yang menderitaketidakstabilan mental. Sebanyak 40persennya lagi melakukan bunuh dirimenurut kata hati ketika mengalamigangguan emosi.Dari ribuan orang di Indonesia yangmelakukan bunuh diri, rata-rata memilikilatar belakang persoalan ekonomi, ketidakmampuan atau kemiskinan, sehingga membuat mereka putus asa. Saat inipengangguran di Indonesia sebanyak 40juta. Menurut data Badan Pusat Statistik(BPS), 31,5 juta jiwa hidup di bawah gariskemiskinan yang juga berpotensi mengalami depresi akibat tekanan untuk mengatasi masalah biaya sehari-hari, biayasekolah, kesehatan, dan biaya hidup yangsemakin mahal.Tingkat kedewasaan seseorang jugamempengaruhi akan mudah atau sulitnyaseseorang melakukan bunuh diri. Kepribadian yang tidak dewasa, seringkalimelakukan tindak bunuh diri bila dibandingkan dengan kepribadian yang dewasa.Menurut Direktur RS Jiwa, dr. HendroRiyanto, orang melakukan percobaanbunuh diri bisa saja karena perasaancemas, depresi, atau psikotik. Sehinggabegitu orang frustrasi atau konflik dengandirinya, dan tidak melihat ada jalankeluar, akhirnya dia mencoba bunuh diri.Direktur Rumah Sakit (RS) Jiwa Soeharto Heerdjan, Ratna Mardiyati sebagaimana dikutip Republika, juga melihatfenomena bunuh diri, diakibatkan depresitingkat tinggi dalam diri si pelaku. Depresiyang berlebihan melahirkan dorongankuat untuk bunuh diri. Biasanya orangmelakukan aksi tersebut memiliki kepribadian yang tertutup. Dan tidak memiliki tempat untuk menumpahkan unekunek alias curhat.Meski demikian, psikiater Nalini Muhdimengatakan, bunuh diri bukanlah sesederhana yang seperti disebutkan di atas.Tapi melibatkan sebuah interaksi rumitantara faktor biologik, genetik, psikologik,sosiobudaya, ekonomi, masalah interpersonal, kepribadian, dan masalah psikiatrik. Perilaku yang ditunjukkan hanyalah salah satu indikator tingkat kesehatanmental yang buruk di masyarakat.Sementara menyoal apakah kasusbunuh diri beruntun yang terjadi karenapara pelaku terilhami oleh kasus sebelumnya, psikolog klinis dari FakultasPsikologi Universitas Indonesia, Dra YatiUtoyo Lubis MA. PhD, tidak dapat memastikannya. Namun ia mengakui, fenomena bunuh diri juga dapat dipicu olehsuicide contagion (bunuh diri yang menular). Menurutnya fenomena bunuh diriyang menular dapat pula dipicu olehpemberitaan media yang tidak proporsional. Paparan atas aksi yang begitu menonjol, dramatisasi, sensasional, dandisiarkan terus-menerus oleh media dapatmemunculkan preokupasi (pikiran berulang) bunuh diri, dan tidak menutupkemungkinan akan memberi ilham metode pelaksanaan bunuh diri.Oleh sebab itu, untuk mencegah adanyaperilaku yang mengarah pada tindakanbunuh diri, modal utama adalah kasihsayang dan perhatian yang cukup bagianggota keluarga. Dengan cara memperbaiki pola hubungan dalam keluargasehingga mereka menemukan jati dirimereka dan memiliki mental yang kuat.Kita harus respek dan simpatik untukmelakukan pendekatan, mencarikansolusi dan memberi dukungan atas persoalan yang dihadapi. „ HTS, ROYFMelompat dari ketinggian menjadi modus baru pelaku bunuh diri belakangan ini
                                
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65