Page 5 - Majalah Berita Indonesia Edisi 83
P. 5


                                    BERITAINDONESIA, Maret - 10 April 2011 5V ISIBERITAilustrasi: sonny pDiplomasi Bermartabatikileaks yang dikelola Julian Assange dankawan-kawan telah membuat para intelijendan diplomat berbagai negara terperangah danbahkan terbodoh. Dominasi pengaruh (kekuasaan) intelijen dan para diplomat negara tampaknyamenghadapi perlawanan sangat berarti dengan kehadiranWikileaks. Bahkan para pemimpin negara adidaya AS dibuatterperangah, terkecoh, terbodoh dan marah. Kualitaskerahasiaan dokumen diplomatik AS pun kini diragukan. Takterkecuali, para intelijen dan diplomat Indonesia punterperangah dan tampak masih hipokrit dengan melecehkanWikileaks.Umumnya para diplomat dan intelijen menyalahkanWikileaks karena membocorkan dokumen yang sesungguhnya bersifat rahasia, milik negara. Wikileaks benar-benarmengejutkan dengan menjadikan sesuatu yang bersifatrahasia menjadi berita terbuka. Sehingga, pada Mei 2010, New York DailyNews menempatkan WikiLeaks padaperingkat pertama dalam “situs yangbenar-benar bisa mengubah berita”.Amerika Serikat menjadi negara paling sibuk akibat kehadiran Wikileaks.Memang, pada mulanya kuat dugaantujuan utama WikiLeaks adalah menghancurkan kredibilitas AS di matadunia. Namun, perlu dicermati, AS yangtelah diperdaya Wikileaks, bukan negara bodoh. Para diplomat dan intelijennegara adidaya yang sering memamerkan posisi sebagai polisi dunia, itu sudah terlatih memanfaatkan kelebihan dan kekurangan pihak lain (kawan ataulawan) demi kepentingannya.Tak terkecuali kemungkinan AS memanfaatkan Wikileaks,yang sejauh ini secara terbuka melawan AS, justru telah danakan dimanfaatkan demi kepentingan (diplomasi danintelijen) AS sendiri. Termasuk, patut dicurigai, pembocorandokumen-dokumen diplomatik Kedubes AS di Jakarta. Sebabmenurut WikiLeaks, kini ada 3.059 kawat dari Kedubes ASdi Jakarta di tangan mereka.Kita patut mencermati, kebocoran atau pembocorandokumen-dokumen diplomatik Kedubes AS di Jakarta ke/oleh Wikileaks yang sebagian telah diberikan secara khususkepada dua koran Australia The Age dan Sydney MorningHerald, yang menuding Presiden SBY korupsi dan menyalahgunakan kekuasaan, serta melibatkan beberapa nama tokohnasional, tak terlepas dari kepentingan diplomasi AS danmungkin juga Australia.Sehingga para pemimpin, diplomat dan intelijen Indonesia tidak sepatutnya meremehkan, bersikap hipokrit, ataskehadiran (fenomena) Wikileaks. Sebab melihat kemampuannya menerobos dokumen-dokumen rahasia AS yangtelah didukung SDM dan peralatan canggih, Wikileakspastilah bukan organisasi (kontra intelijen non-negara atauanjing penggonggong intelijen) yang patut diremehkan.Sebagai contoh kedahsyatan Wikileaks. Pada Juli 2010, situs Wikileaks membuat sensasi yang menghebohkan paradiplomat AS karena pembocoran dokumen Perang Afganistan. Kemudian, pada Oktober 2010, membocorkan hampir400.000 dokumen Perang Irak. Lalu pada November 2010,WikiLeaks mulai merilis pula kabel-kabel diplomatik AmerikaSerikat yang bersifat rahasia.Apalagi, secara kasat mata kita menyaksikan betapakuatnya dukungan publik dunia kepada Wikileaks. Bahkansecara formal, dukungan itu dapat kita lihat dari beberapapenghargaan yang telah dianugerahkan pada Wikileaks.WikiLeaks telah menerima penghargaan New Media Awarddari majalah Economist tahun 2008. Pada Juni 2009,WikiLeaks dan Julian Assange memenangkan UK MediaAward dari Amnesty International (kategori New Media)untuk publikasi tahun 2008 berjudul Kenya: The Cry of Blood– Extra Judicial Killings and Disappearances, sebuahlaporan oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Kenyatentang pembunuhan oleh polisi di Kenya. Lalu, pada Mei2010, New York Daily News menempatkan WikiLeaks padaperingkat pertama dalam “situs yang benar-benar bisamengubah berita”.Sungguh, dunia intelijen dan diplomasi antarnegara mengalami tantangandan perkembangan baru dengan kehadiran situs Wikileaks. Tak tanggungtanggung, para diplomat dan intelijenAS pun dibuat kalang-kabut. Wikileakstelah menjadi sebuah fenomena. Telahmembuat dokumen intelijen dan diplomatik yang bersifat rahasia menjadiberita umum terbuka.Namun perlu dicatat, selain berdimensi negatif atas terbukanya suaturahasia milik negara (sesuatu yangpantasnya dirahasiakan), juga berdimensi positif untukmendorong perkembangan dunia intelijen dan diplomasilebih bermartabat, beretiket dan menjunjung tinggi keadilan,kesetaraan, kebenaran dan kemanusiaan.Dimensi positif ini perlu dimaknai dengan lebih mendorongsetiap negara, terutama negara-negara maju, khususnyanegara adidaya AS, yang selama ini terkesan arogan dalamberbagai langkah diplomatiknya, untuk lebih saling menghargai, lebih bermartabat, beretiket dan menjunjung tinggikeadilan, kesetaraan, kebenaran dan kemanusiaan. Dalamdimensi ini, Wikileaks berdayaguna mendorong terciptanyadiplomasi lebih bermartabat dan saling menghargai.Maka, kita memandang, dalam mencermati fenomenaWikileaks ini, pemerintah RI perlu lebih meningkatkankemampuan para diplomat dan pejabatnya dalam berdiplomasi, termasuk menyaring informasi yang diberikankepada para diplomat asing. Kebiasaan buruk, mental pejabatmengumbar informasi kepada diplomat asing harus diakhiri.Kita melihat, kasus terbaru bocoran kabel diplomatik KedubesAS, banyak bersumber dari kebiasaan buruk para pejabat(lingkaran Istana Presiden) mengumbar informasi kepadadiplomat asing. Ingat pepatah: Mulutmu adalah harimaumu.Begitu pula para intelijen negara, seharusnya mengambilmakna pembelajaran dari fenomena Wikileaks ini. Lebihmeningkatkan kualitas kemampuan, terutama terkaitketaatan dan loyalitasnya kepada kepentingan NegaraKesatuan Republik Indonesia. Tak terkecuali, para elit politikyang bersaing merebut kekuasaan, tidak melanjutkankebiasaan meminjam tangan negara asing untuk melawanrival politiknya. RedaksiW
                                
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10