Page 7 - Majalah Berita Indonesia Edisi 89
P. 7
BERITAINDONESIA, Juli 2013 7YBERITA TERDEPANegitu bunyi iklan tentang ’jasabesar’ Presiden SBY yang menurunkan harga BBM sebanyak tigakali pada akhir tahun 2008 dan awal2009. Dalam iklan itu tidak dijelaskanbahwa sebelumnya, baru empat bulanpemerintahan SBY, tepatnya 1 Maret2005, harga BBM (premium) sudah dinaikkan dari Rp 1.810 menjadi Rp2.400 per liter. Dinaikkan lagi pada 1Oktober 2005 menjadi 4.500 (naikhampir 300 persen). Lalu, untuk ketigakalinya pada 24 Mei 2008 dinaikkanlagi menjadi Rp 6.000 pada 24 Mei2008.Unik atau ’hebatnya’ kenaikan hargaBBM (pengurangan subsidi BBM) itudibarengi pula pemberian kompensasibantuan langsung tunai (BLT) kepadarakyat miskin. Namun kemudian, menjelang Pemilu 2009, pemerintah SBYdalam dua bulan menurunkan hargaBBM secara bertahap (tiga kali), yaknipada 1 Desember 2008 diturunkan dariRp 6.000 menjadi Rp 5.500. Setengahbulan kemudian, 15 Desember 2008, diturunkan lagi menjadi Rp 5.000. Bulanberikutnya, pada 29 Januari 2009diturunkan lagi menjadi Rp 4.500.Lalu, dalam kampanye Pemilu 2009mengumandanglah iklan tersebut di atas.Bersamaan dengan itu, hingga menjelangPemilu 2009, BLT masih digulirkan.Hasilnya: Partai Demokrat dan PresidenSBY pun memenangkan Pemilu. Sangatdahsyat mendongkrak lebih 300% perolehan suara Partai Demokrat dan PresidenSBY terpilih kembali dalam satu putaran!Bukankah hal ini politisasi kebijakanharga BBM dengan kompensasi BLT-nya?Diakui pemerintah atau tidak, itu adalahpoliticking (berpolitik; kegiatan politik;kegiatan yang diarahkan untuk memperoleh kekuasaan dan pengaruh, untukmencapai tujuan tertentu; proses kampanye untuk dukungan, suara dan lain-lain;pelakunya disebut politicker). Ini politicking harga BBM (bahan bakar minyak) yangpaling telanjang sepanjang sejarah!Kemudian, tak mustahil bila PresidenSBY ingin mengulangi ’politicking’ hargaBBM dan BLT itu untuk memenangkanPemilu 2014. Indikasi adanya upaya kearah itu sudah dimulai sejak awal tahun2012. Pada Maret 2012 pemerintah sudahmengajukan niatnya untuk menaikkanharga BBM dengan kompensasi bantuanlangsung tunai yang kali ini diubahnamanya menjadi Bantuan LangsungSementara Masyarakat (BLSM), tetapihakikatnya sama. Tapi ketika itu DPRmenolak. Penolakan itu didukung FraksiPDI-P, Golkar, PKS, Gerindra dan Hanura.Ketika itu, Presiden SBY yang juga masih menjabat Ketua Dewan Pembina danLagi, Politicking Harga BBM dan BLSMBMasih ingatkah iklan Partai Demokrat dalam kampanye Pemilu 2009 yang gencar ditayangkandi layar televisi di Tanah Air? Salah satu di antaranya adalah tentang penurunan harga BBM.Bunyinya demikian: “Harga BBM diturunkan tiga kali! Pertama kali sepanjang sejarah. HargaBBM diturunkan! Agar beban rakyat jadi lebih ringan. Terimakasih Pak SBY!”ingatannya tidak sependek itu, justru pernyataan Presiden SBY ini merupakanpernyataan politik yang amat menyedihkan. Bahkan, tidak heran bila ada yangberanggapan bahwa pernyataan itu merupakan pembohongan, penyesatan danpembodohan. Sebab, publik masih ingatbunyi iklan kampanye SBY dan PD padaPemilu 2009, sebagaimana dikutip diatas. Iklan kampanye yang merupakanpolitisasi harga BBM yang amat vulgardan telanjang.Setelah gagal mendapat persetujuanDPR awal tahun 2012, pemerintahkembali mengajukannya Juni 2013.Kali ini, pemerintahan SBY tampaknyasudah mempersiapkan langkah jitu.Jika pada Maret 2012 dua fraksi yangtergabung dalam Setgab Partai Koalisiyakni Golkar dan PKS menolak (membelot), kali ini pemerintah berhasilmemegang Golkar, tapi PKS tetapdalam pendirian. Namun dengan berhasil dipegangnya Golkar sudah cukupuntuk memenangkan voting dalamRapat Paripurna DPR (17/6/2013)dengan suara 338 menerima dan 181menolak. DPR menerima usulan pemerintah untuk mengurangi subsidi BBMdalam RAPBN Perubahan 2013 yangjuga memuat kompensasi dari kenaikanharga BBM meliputi Bantuan LangsungSementara Masyarakat (BLSM) untukrakyat miskin sebesar Rp150 ribu perkepala keluarga selama empat bulan.Belakangan publik mengetahui bahwadalam RAPBN Perubahan 2013 itu terdapat anggaran untuk menanggulangikorban lumpur Lapindo sebesar Rp 155miliar. Beberapa politisi Senayan darifraksi yang menolak menyatakan merasakecolongan. Bagi sejumlah kalangan,timbul pula dugaan hal ini yang membuatGolkar berhasil dipegang Presiden SBY(Partai Demokrat). Diduga ada deal ataukesepakatan hitam antara Ketua UmumPartai Golkar Aburizal Bakrie (ARB)dengan Ketua Umum Partai DemokratSusilo Bambang Yudhoyono (SBY), dalampengesahan RPBN-Perubahan 2013 tersebut. Dugaan ini dibantah AburizalBakrie. Aburizal menegaskan pihaknyamenerima RAPBN Perubahan 2013 untukkepentingan rakyat, bukan karena adadeal dengan Partai Demokrat. Publiktentu berhak untuk percaya atau tidak!Q Ch. Robin Simanullangbelum menjabat Ketua Umum Partai Demokrat, saat memberi pembekalan danarahan kepada para kader PD di kediamannya di Puri Cikeas, Gunung Putri,Bogor, Jawa Barat, Minggu (18/3/2012),meminta agar rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi tak dipolitisisasi. Sebab, menurut SBY, kebijakanmenaikkan BBM bersubsidi semata-matadilakukan demi menyelamatkan perekonomian nasional.Arahan itu berkaitan proses pembahasan rencana kenaikan BBM bersubsidi diParlemen yang memang alot. Padahal, menurut SBY, pemerintah ingin menghasilkan opsi terbaik. “Tapi kalau yang terjadiadalah black campaign, berburuk sangka,apa pun digunakan sebagai peluang untukmenghadapi lawan politik, maka politik dinegeri ini menyedihkan,” kata SBY.Banyak orang terkesima mendengarpernyataan Presiden SBY tersebut. Jikaingatan publik sangat pendek, pernyataanPresiden ini dapat ditelan sebagai sebuahpernyataan seorang pemimpin yang negarawan. Tapi, bagi mereka (publik) yang