Page 5 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 11
P. 5
TokohIndonesia, Volume 11 5P ria kelahiran Bandung, 20 Maret1954 ini mulai berkiprah dibisnis properti melalui PT. Bimantara Siti Wisesa yang mengembangkanperumahan Lebak Bulus Indah,Plaza Indonesia berikut Hotel GrandHyatt Jakarta, Apartemen PalmaCitra dan Proyek Perumahan PuloPermata Sari di Bekasi. Selain itu,melalui PT. Abadi Guna Papan, iamengembangkan Proyek KawasanDiplomatik dan Komersil MegaKuningan dan Proyek PerumahanMega Rancasari di Bandung,Selanjutnya melalui PT. KuripanRaya, ia mengembangkan proyekperumahan skala besar di Parungdengan nama Telaga Kahuripan.Selain di bisnis properti, InsinyurPlanologi dari Institut TeknologiBandung (ITB) ini juga aktif dikepengurusan DPP Real EstatIndonesia (REI). Beberapa jabatanpenting pernah dipegangnya, mulaidari Sekretaris Jenderal DPP REI(1992-1995) dan Ketua Umum DPPREI (1995-1998).Di bidang politik, ayah dari tigaorang anak ini juga tak kalahaktifnya. Jabatan-jabatan pentingyang pernah dipegangnya adalahBendahara Umum DPP AngkatanMuda Pembaharuan Indonesia(AMPI) periode 1994-1997, KetuaForum Komunikasi Putra PutriPurnawirawan ABRI (FKPPI) periode1998-2003, Pimpinan Fraksi KaryaPembangunan MPR RI (Oktober 98-November 99), Fungsionaris DPPGolkar (1998-2003), anggota MPR RIutusan daerah Sulewesi Utara (1997-1999 dan November 99-2003) danPimpinan Fraksi Partai Golkar MPRRI (November 99-2003). Terakhir, iamenjadi salah satu calon DPD mewakili daerah Sulawesi Utara. U e-tiB E R I T A T O K O H Q5Alexander Edwin KawilarangTerus BerkiprahKristionoKembali PimpimTelkomK ristiono, pria kelahiran Solo 12Februari 1954 terpilih kembalimenjadi Direktur Utama PT Telkomdalam RUPSLB 10 Maret 2004.Sebelumnya, dia sempat diisukan bakaldiganti terkait dengan masalah LaporanKeuangan Telkom 2002 yang ditolakoleh Badan Pengawas Pasar Modal AS(US SEC).Kristiono sebelumnya sudahmenduduki kursi dirut sejak Juni2002. Ketika itu Kristiono mengawalikepemimpinan Telkom dengan penuhrasa percaya diri, berpenampilantenang sekaligus berwibawa. Diamelakukan sejumlah pembenahan barudi lingkungan perusahaan yang telahmencatat delapan juta pelanggantelepon tetap serta ratusan ribupengguna TelkomFlexi.Oleh pemegang saham pada Juni2002, ke pundak Kristiono dibebankansebuah tekad, Telkom harus menjadipenyelenggara jasa Informasi danKomunikasi (Infokom) baru. Setiapsambungan yang sampai ke pelangganharus mampu memberikan multibundling service yakni jasa multimediaberkecepatan tinggi. Untuk itu Telkomharus konsolidasi sinergi denganperusahaan afiliasi yang tergabungdalam TELKOM-Group mengemaspaketisasi layanan.Kristiono ayah tiga orang anak,begitu lulus dari ITS Surabaya jurusanTeknik Elektro tahun 1978 langsungberkiprah di PT Telkom sebagaimaintenance engineer. Kemudian,selama enam tahun antara tahun 1982-1988 dia dipercaya sebagai KepalaUrusan Teknik Sentral Telepon. Padatahun 1989-1990 dia ke Denpasarmenjadi Deputi Kawitel VII. Selama tigatahun antara tahun 1990-1992 diadiangkat menjadi Kepala Subdit BinaProgram Perlengkapan, dan antaratahun 1993-1994 menjadi KepalaProyek Telekomunikasi IV. Antaratahun 1995 hingga April 2000 dia lamamenjalani masa penggemblengansebagai Kepala Divisi Regional V JawaTimur. Kristiono mulai masuk menjadianggota direksi Telkom semenjak April2000 hingga Juni 2002 di bawahkepemimpinan Mohammad Nazif.Kristiono adalah juga Ketua IkatanKeluarga Alumni Institut TeknologiSepuluh November (IKA-ITS), Surabaya,periode tahun 2004-2007. KesediaanKritiono mengikuti bursa pemilihanketua IKA-ITS pada awal Januari 2004itu mengagetkan banyak alumni. U e-tiIndira Damayanti SugondoSeberkas Cahaya Hati NuraniReformasi yang menuntut pemberantasan KKN tampaknya sudah mati suri. Untung masih ada sedikitorang yang memercikkan cahaya hati nurani. Satu di antaranya, Indira Damayanti Sugondo. Perempuankelahiran Bandung 9 Februari 1951 dan ibu empat orang anak, ini masih peka terhadap suara hatinuraninya. Ketika antara partai dan dirinya sudah tidak ada lagi kesesuaian perjuangan, ia memilihmundur dari DPR Juli 2002.Indira yang gemar melukis, sering kumpul bersama teman-temannya di Classic Rock, sebuah kafemiliknya di kawasan Blok M, atau ke laut. Tapi jika menghadapi persoalan dia lebih suka beradabersama keluarga. Salah satu lukisannya, berjudul Perempuan, dia pajang di kantornya di Plaza PondokIndah II, Jakarta.Perempuan yang menolak disebut yuppies (young urban professional) karena ia bukan tipe orang yangserius mengejar karier dan uang, itu mengawali karier politik karena rasa iba, dorongan hati nurani danmoral, serta terpanggil memihak yang tertindas. Peristiwa berdarah 27 Juli 1996 saat Kantor DPP PDI diJalan Diponegoro Nomor 58, Jakarta Pusat, diserbu mendorongnya mengikuti panggilan hati. Sebagaipengusaha dan ibu rumah tangga yang telah mapan secara ekonomis dia merasa terusik olehkesewenang-wenangan penguasa terhadap PDI pro-Mega. Sejak dipimpin oleh Megawati, partai yangsatu itu seolah tak putus dirundung malang. Terus ditindas dan disingkirkan. Tapi ia melihat, Megawatitampak tetap tegar dan telaten mengemong partainya. U e-tiTokohIndonesia, Volume 11ALEXANDER EDWIN KAWILARANG Q e-ti/ms