Page 8 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 11
P. 8
8 TokohIndonesia, Volume 11itu bukan hanya karena ia menjadiKetua Umum HKTI, tapi sudah sejakawal ia sudah mengelola usaha tani.Sebelum ia bersama rekannyamendirikan CV Bangun TjiptaSarana yang kemudian menjadi PTBangun Tjipta Sarana, sebuahkelompok usaha dengan bisnis intikonstruksi, ia telah berdagangbawang putih dan kedelai saatdiskors satu setengah tahun di ITBkarena menjadi Wakil KomandanBarisan Soekarno.Ketika Bangun Tjipta didirikandengan modal Rp 7,5 juta, ia hanyamengonsentrasikan di bisniskonstruksi. Awalnya bisnis yangdimulai dari garasi milik orangtuanya di kawasan Menteng ituhanya mengerjakan proyek kecilseperti memperbaiki WC hinggamembuat rumah.Dengan berkembangnya usahahingga membangun jalan tol dankawasanperumahan, iamulai membukausaha pertaniandengan membukaperkebunankelapa sawit diKalimantanSelatan.Selanjutnyadiikuti denganusaha kelapasawit di SumateraSelatan,peternakan sapidi Sumbawa lalupertanian terpadudi KecamatanBawen,KabupatenSemarang danpeternakan dombadi Sawangan itu.Masa kecilnyamemang takterlepas dengansuasanapertanian.Sewaktu SD danSMP di Kendal,sebuah kota kecildi baratSemarang. Daerahitu dikitari sawahyang sangat luas.Teman-temannyaanak petani yangkalau pulangsekolah, lalumenggembalakan kerbau sambilmamandang keindahan alam yang disebelah selatan tampak GunungPerahu, Gunung Ungaran, GunungSindoro, dan Gunung Sumbing. Iamenyaksikan keluarga petani dengankesederhanaan, keyakinan,ketekunan dan kepasrahannyakepada alam. Lingkungan alam yangdemikian itu membekas kuat dihatinya. Tiga bulan sekali kalautidak pulang ke kota itu, ia merasaada kerinduan.Menurutnya, potensi Indonesiauntuk mensejahterakan petanisangat besar dan luar biasa. “Tetapikita membiarkan petani hidup dibawah kelayakan skala ekonomi,”katanya. Sekitar tahun 1950-an,petani memiliki sawah paling tidaklima hektar. Ketika itu petani kalausunatan sering nanggap wayangkulit sampai tiga hari tiga malam.Petani itu kaya-kaya. Akan tetapidengan perubahan generasi terjadifragmentasi lahan, dibagi ke anakanaknya sehingga petani miskin.Sekarang yang nanggap wayang kulitbukan lagi penduduk desa tetapiorang kota.Ia berobsesi mengembalikankondisi pertanian ini. Untuk itu,katanya, pembangunan harus lebihseimbang antara perdesaan danperkotaan. Sekarang ini tidak adapembangunan ke perdesaan yangmenarik sehingga mereka pindah kekota. Soal skala ekonomi, sekarangpetani sudah telanjur memiliki unityang sangat kecil.Menurutnya, jika tidak adalangkah sistematis dan konsistendipastikan Indonesia akan semakintergantung pada luar negeri dalammemenuhi kebutuhan pangan.Produksi pertanian yang kini terusmenurun tidak sebanding denganpercepatan pertambahan penduduk.Hal itu membuat negeri ini jadiincaran asing, agar semakintergantung pangannya pada mereka.Sesungguhnya, Indonesiaberpotensi besar untuk memproduksihasil pertanian. Indonesia memilikikekayaan alam luar biasa sehinggatidak ada alasan menjadi importirpangan terbesar. Petani di negaralain seperti di Australia dan AmerikaSerikat merupakan orang kayakarena memiliki skala usahaekonomi yang besar. Masalahnya diIndonesia skala ekonomi usaha tanisedemikian kecilnya, sehingga tidakmemungkinkan mereka hidupsejahtera.Petani harus bekerja dengan skalaekonomi yang mensejahterakanmereka. Misalnya, janganmembiarkan peternak memeliharaayam 10 ekor karena paling tidakbeternak ayam itu harus 2.000 ekor.Jangan membiarkan beternak dombalima ekor, paling tidak harus 50ekor. Kalau petani hanya memilikisapi satu ekor sudah pasti tidaksejahtera, bikinlah menjadi 12 ekor.Di sinilah peranan perbankan untukmembantu mereka sehingga petanibekerja dengan skala ekonomi yangmenjamin usahanyamensejahterakan mereka.Pergulatan HidupSebagai seseorang yang telahmenjalani pergulatan hidup dalamberbagai kegiatan, mulai darimerintis usaha lalu jadi pengusaha,SISWONO YUDO HUSODO Q e-ti/dokQ T O K O H U T A M AQ SISWONO YUDO HUSODO Q TERUJI BERSIH KKN