Page 11 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 11
P. 11
TokohIndonesia, Volume 11 11Maret 1988, banyak orangterpereranjat. Pasalnya, denganmenjadi menteri berarti ia akanmeninggalkan bisnisnya yang sedangberada di puncak. Konsekuensi logisdari kebersediaannya menjabatmenteri adalah harus melepaskansemua jabatan penting di beberapaperusahaan. Sebagai Direktur Utamadi PT Bangun Tjipta, serta jabatankomisaris Utama di 9 perusahaan iatinggalkan.Dan ternyata keputusannyauntuk menerima jabatan MenteriNegara Perumahan Rakyat mendapatdukungan dari para pelaku bisnisproperti. Karena dengan melihatlatar belakangnya yang sangatsesuai dengan jenis pekerjaan padakementerian itu. Sejak tahun 1970dengan bendera CV. Bangun Tjipta,ia telah mulai mengembangkanproyek-proyek perumahan, buildingcontractor, dan developer. Hinggatahun 1972, bentuk perusahaanBangun Tjipta berubah dari CV keperseroan, dan sejak itu pula iamulai mengembangkan proyekproyek besar lain di sektor properti.Beberapa proyek yang pernahditanganinya, antara lain JakartaDesign Center (JDC) dan PerumahanKemang Pratama.Di samping karir bisnis, insinyurTeknik Sipil ITB Bandung ini jugaberkibar di jalur organisasi danpolitik. Ia pernah menjadi KetuaUmum Himpunan Pengusaha MudaIndonesia juga sebagai Ketua UmumPersatuan Pengusaha REI. Ia jugamenjadi anggota MPR RI dari tahun1982 hingga 2004. Bahkan setelahjabatan Menteri Perumahan Rakyat,periode 1993-1998 ia dipilih lagimenjadi Menteri Transmigrasi danPermukiman Perambah Hutan. Dansekarang ini ia dipercaya oleh parapengembang anggota REI menjadiAnggota Dewan Pembina DPP REIdan Ketua Komite RestrukturisasiUtang Pengembang.Konsisten dan TerujiIa boleh juga disebut sebagaisosok kontroversial. Saatpengganyangan terhadap BungKarno, dia adalah mahasiswa ITByang menjadi Wakil KomandanBarisan Soekarno. Tapi pada eraPresiden Suharto, ia diangkatsebagai menteri dalam dua kalikabinet. Namun, dengan posisinyaitu, tak membuatnya ragu-ragumenolak rencana penggusuranrumah susun yang dicanangkankeluarga Cendana, Titiek Prabowodan Sudwikatmono, yang sudahberbekal ‘instruksi sakti’ PresidenSuharto.Selama menjadi menteri pun,Siswono yang mantan aktivismahasiswa itu justru makinmemperlihatkan sikap dasarnya,yaitu berpihak pada kebenaran dankeadilan. Sikap itu membuatnyamakin erat dengan label kritis. Iadianggap anggota kabinetperkecualian bersama SarwonoKusumaatmaja. Walaupun oleh parapendukung rezim Soeharto, sikapSiswono dinilai tidak pas, karena iapejabat pemerintah.Selama menjabat menteri, iatergolong bersih dari KKN. Padahalpeluang untuk itu cukup besar.Bahkan saat menjabat MenteriTransmigrasi, ia melarangperusahaannya menjadi rekanan.Padahal sebelumnya PT BangunTjipta adalah rekanan diDepartemen Transmigrasi, dansudah beberapa kali membuka lahanuntuk transmigrasi.Pejabat yang bersikap seperti itusangat langka, terutama pada eraOrde Baru. Bahkan banyak yangjustru mengandalkan fasilitas.Sementara ia pun bisa menghindaripemberian fasilitas, termasuk padakeluarga Cendana.Apa mungkin ia bisa menolakCendana? Menurutnya, Pak Hartoitu kalau kita jelaskan dengan baik,dengan argumen yang kuat, bisamenerima. Tetapi, yang terjadi,terlalu banyak pejabat yangmenjilat. Pejabat yang mencarimuka, itu yang terjadi.Ia memberi contoh, ketika tahunkedua ia menjadi MenteriPerumahan Rakyat. Ada sebuahsurat yang ditandatangani oleh TitikPrabowo sebagai direktur utama, danSudwikatmono sebagai Preskom.Mereka meminta rumah susunKebon Kacang di-ruislag seluas tigahektar. Mereka ingin menggabungdengan bangunan bank yang sudahada di Jalan M. Husni Thamrin.T O K O H U T A M A QSISWONO YUDO HUSODO Q TERUJI BERSIH KKN QSISWONO DAN ISTERI BERSAMA NURCHOLIS MADJID DAN ISTERI Q e-ti/btSelama menjabat menteri, iatergolong bersih dari KKN.Padahal peluang untuk itucukup besar. Bahkan saatmenjabat Menteri Transmigrasi, ia melarang perusahaanyamenjadi rekanan.