Page 12 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 11
P. 12


                                    12 TokohIndonesia, Volume 11Lalu ia menghadap presiden, danbeliau mengatakan, “Rumah susunyang di Kebon Kacang planologinyadiubah.”Wah! Lalu, ia membuat laporanlengkap dengan berbagai alasan. Diantaranya, bahwa rumah susunKebon Kacang itu baru diresmikantahun 1983, jadi baru berusia tujuhtahun. Kalau dalam waktu tujuhtahun ada peruntukan yang diubah,nanti akan timbul kesan bahwapemerintah tidak well planner,program pemerintah itu tidakberjalan dengan baik. Selain itu, dirumah susun itu ada prasasti yangditandatangani oleh presiden. Lagipula perubahan peruntukan itutidaklah menguntungkan untukmasyarakat bawah, kecuali kalaupresiden mempunyai rencana lain.Maka ia menyarankan untuk tidakdilakukan penggusuran.Menerima laporan itu, PresidenSoeharto terlihat kaget, karenabiasanya tidak ada yang mau begitu.Biasanya, kalau presiden sudahomong, semua selalu mendukung,apalagi keluarganya yang maju.Karena orang itu tidak punyakepercayaan diri untuk memperolehsuatu kedudukan.Beberapa saat Presiden Soehartodiam. “Saya juga tidak tahu apayang sedang dipikirkan. Mungkin diamenilai, saya aneh. Tapi akhirnyapresiden setuju untuk tidakdilaksanakan penggusuran. Jadi,saya plong!” kenang Siswono.Sementara pejabat lain waktu itulebih suka menurut saja. MakaSiswono pernahmenyebutbanyak pejabatera itu yangsakit. Tapi,menurutnya,dalam empattahun reformasi,lebih parah lagisakitnya. Waktuitu, kondisibelum separahini. Orang masihpesta mabuk,mabuk sukses.Kelakuanpejabat-pejabatkita juga tidakmemikirkankepentinganrakyat, lebihmementingkandiri sendiri. Waktu Thailandmerosot, kita masih bisamengatakan fundamental ekonomikita kuat. Saya kesal waktu itu.Saya katakan, kita ini sakit,pejabatnya sakit, rakyatnya jugasakit.Bagaimana rakyat tidak sakit? Disetiap jalan polisi ambil uang, dansemua orang melihat tapi diam. Itukan suatu penghinaan terhadapaparat negara dan dilakukan olehaparat negara itu sendiri, ditontonoleh rakyat dan rakyat mendiamkan.Ia menyaksikan, ada seorangDirjen pensiun. Dia tidak punyaapa-apa. Malah banyak orangmengatakan, dia bodoh. Lima tahunjadi Dirjen, tidak punya apa-apa.Orang jujur jadi dianggap bodoh.Sementara, ada pejabat eselon dua,punya rumah mentereng, punyamobil lima, dan anak-anaknyasekolah di luar negeri. Dia dibilanghebat. Maka, ia menyebut,semuanya sakit.Ia juga pernah mengkritikPresiden Habibie tidak hemat. Sebabwaktu masih menteri saja sudah belijet pribadi seharga 35 juta dollar AS.Karena itu dari awal, ia sudahmengatakan, salah satu kunci agarbangsa ini maju harus membangunaparat yang bersih dari korupsi dankolusi. Untuk itu, ia menyarankansetiap pejabat harus me-reclearkekayaannya sebelum menjabat.Baik itu menteri atau gubenur,bupati, dan dirjen. Setelah menjabatjuga harus melaporkankekayaannya. Ketika itu, orang jadiramai. Padahal, di luar negeri, ituhal yang biasa. Di Malaysia, biasa.Apalagi di Jepang. Maka ia sangatmendukung terbentuknya KPK(Komisi Pemberantasan Korupsi).Kontroversi terus mewarnailangkahnya dalam munas luar biasaGolkar Juli 1999 untuk pergantianpengurus. Ia bersama Sarwono, TrySutrisno dan Edy Sudrajat dituduhsebagai Soehartois yang antireformasi. Sementara Akbar Tanjungbersama Habibie, Feisal Tanjung danAbdul Gafur adalah kaum antiSoeharto yang proreformasi.Buat orang yang paham, tuduhanitu memang mirip dagelan. RiwayatSiswono sendiri tak pernahmenunjukkan sebagai Soehartois,apalagi anti reformasi. SementaraTry Sutrisno yang berada satu kubudengannya, setidaknya adalah wakilpresiden hasil ‘fait a ccompli’ ABRIyang tidak menghendaki waprespilihan Soeharto, yaitu BJ Habibie.Mungkin, begitulah politik, yangbagi sebagian orang kotor. TapiSiswono yang sejak muda tak pernahjauh dari politik, tampaknya taksempat kehilangan kepribadian. Iamasih bisa menulis puisi dancerpen. Bahkan saat jadi menteri, iaikut menulis buku Rumah untukRakyat. Sebelumnya, saat masihjadi pengusaha, dia tuangkankonsepnya perihal hubungan etnikTionghoa dengan penduduk setempatdalam buku laris Warga Baru: KasusCina di Indonesia.Setelah kerusuhan Mei 1998,buku yang terbit tahun 1985 itu,sempat jadi best-seller. Mengenaiperistiwa 13 dan 14 Mei itu, ia tidakpercaya kalau kerusuhan ituspontan. Ia percaya peristiwa itusengaja disulut, dan reaksinya diluar dugaan, yang akhirnya menjadispontan. Sulit ia membayangkanterjadi peristiwa yang sebegitubrutalnya, termasuk pemerkosaandan penjarahan bisa terjadi secaraspontan.Kalau melihat peristiwa-peristiwayang lalu, yang terjadi hanyaperusakan dan pelemparan batu.Rasa-rasanya, itu batas spontanyang bisa diterima. Tapi, setiap kalikita melihat masalah Cina, selaludikaitkan dengan huru-hara. Mulaidari Situbondo, Tasikmalaya, Solo,Pekalongan, Cirebon, Medan, selaludikaitkan dengan huru-hara. U e-ti/tsl/htQ T O K O H U T A M AQ SISWONO YUDO HUSODO Q TERUJI BERSIH KKNSISWONO DI SIDANG MAJELIS PEKERJA PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA Q e-ti/bt
                                
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16