Page 9 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 11
P. 9
TokohIndonesia, Volume 11 9menteri, dan mejadi petani, iamelihat dalam hidup ini tidak adaorang yang tahu tentang masadepannya. Tetapi, dalamketidaktahuan itu yang harusdilakukan setiap orang adalahbekerja sebaik-baiknya dimana dankemana pun dia berada. Jadi petanijadilah petani yang baik. Jadipengusaha jadilah pengusaha yangbaik.Ketika mahasiswa, gara-garasituasi politik, antara lain karenadia aktif dalam Barisan Soekarno diBandung, kuliahnya di JurusanTeknik Sipil ITB nyaris terbengkalaikarena ia terkena skorsing. Padahal,tinggal dua mata kuliah saja yangtertinggal. Lalu, menyadari bahwadirinya tak lagi mungkin bekerja dipemerintahan, ia kemudianberdagang bawang putih dan kedelaidari Malang ke Jakarta, selainbekerja di perusahaan kayu jati danmebel.Tentu saja, langkah ini jauh dariharapan Soewondo, ayahnya, yangmenginginkan agar ia mengikutijejaknya sebagai seorang dokter. Dr.Soewondo sendiri pernah menjadiwakil gubernur DKI di zaman BungKarno. Sementara, Siswono sendiri,waktu remaja, ingin menjadi pelaut.Dengan bekal Rp 7,5 juta, pada1969, ia mendirikan sebuah CV yangbergerak di bidang pekerjaanbangunan, yang kemudianditingkatkan menjadi PT BangunTjipta Sarana. Usahanya kemudiankian beragam ke usaha perdaganganatau keagenan alat-alat berat,sehingga ia pun mendiversifikasikanperusahaannya. Maka lahirlah PT.Asniaga Sarana. PT. Bangun TjiptaSarana lebih bergerak ke properti,termasuk kompleks perumahanKemang Pratama, dan pemilik jalantol Cawang-Cikampek, dan tolBandara Cengkareng sampai KebonJeruk.Duapuluh dua tahun iamemimpin PT. Bangun CiptaSarana. Kemudian selama sepuluhtahun dilepas saat ia menjabatmenteri. Selama ia tinggalkan,perusahaan itu jauh lebih baik. Ituberkat pengaderan yang baiksebelumnya. “Pada waktu sayatinggalkan, mereka berdebat untukmengambil keputusan, karenamerasa levelnya sama, danputusannya ternyata bisa lebihbagus,” katanya.Saat menjabat menteri itu, tidakhanya manajemen yang dilepas,saham pun tidak dipegang. Sepuluhtahun benar-benar ia serahkan padamanajemen supaya dikelola denganbaik. Sebab ia tidak mau adapertentangan dalam batin.Menurutnya, paling enak kalau kitahidup sama dengan apa yang kitarasakan dan sama dengan apa yangkita pikirkan.Menurutnya, bahayanya adapendiri dalam manajemen,menjadikan para staf danmanajemen cenderung mengiyakan.Cenderung mengikuti, bukanberdebat. Itulah yang terjadi padafounders almarhum Hasyim Ning,Dasaad, William Soeryajaya,Soedarpo dan Ciputra.Maka setelah lengser dari jabatanT O K O H U T A M A QSISWONO YUDO HUSODO Q TERUJI BERSIH KKN QSISWONO DI HADAPAN MASSA PENDUKUNG DI PAPUA Q e-ti/bt