Page 5 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 34
P. 5
THE EXCELLENT BIOGRAPHY THE EXCELLENT BIOGRAPHY 34 TokohINDONESIA NDONESIA Q 5memperbaiki tingkat kesejahteraanrakyat pada umumnya. Haltersebut telah menjadi perhatianbesar dan keprihatinan mendalampara kader SOKSI diseluruh tanah air.Setelah mengkaji danmerefleksikan secaraseksama dan mendalamatas keseluruhan prosesreformasi yang belummemberikan dampaksignifikan bagitransformasi tatatan danmoralitas kehidupankebangsaan dankemasyarakatan, makaRapat Pimpinan NasionalI SOKSI menyatakanpandangan dan sikappolitik SOKSI sebagaiberikut:Kesatu: Kesatu: SOKSI sangat prihatinatas menguatnya krisis ideologinasional yang ditandai denganmuncul fenomena phobia terhadapPancasila, merosotnya kesadaranelit terhadap Pancasila, bahkantumbuh suburnya kelompokkelompok ahistoris yang secarasistematis hendak menggantikanPancasila. SOKSI sebagai pengawalPancasila mencermati bahwa tigakecenderungan tersebut sangatmembahayakan bagi masa depanNegara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di tengah berbagaipotensi keretakan kehidupankebangsaan dan kenegaraan.Pancasila sebagai ideologi bangsadan negara merupakan harga matidan harus tetap dipertahankan dandiimplementasikan secara nyatadalam kehidupan berbangsa danbernegara demi kelanjutan NegaraKesatuan Republik Indonesia(NKRI).Kedua: SOKSI mengamatibahwa praktik pelaksanaan UUD1945 setelah mengalami empat kaliamandemen justru telahmemunculkan berbagai kerancuandalam sistem ketatanegaraan. Disamping belum mampumewujudkan kehidupan berbangsadan bernegara yang lebih baikseperti yang dicita-citakanreformasi, SOKSI memandang hasilamandemen UUD 1945 pascareformasi lebih memberikan ruanggerak liberalisasi dan neo-liberalisme.Untuk mengatasi berbagai kerancuankonstitusi dewasa ini, SOKSImengajak segenapkekuatan masyarakatuntuk merapatkanbarisan dan mendorongkonsolidasi perundangundangan termasukamandemen ke-5 gunamengembalikan jiwa dansemangat UUD 1945yang diamanatkan olehthe founding fathersNegara KesatuanRepublik Indonesia(NKRI).Ketiga: Ketiga: SOKSIprihatin atasperkembangan formatpolitik di era multipartai yangcenderung menimbulkan politik biayatinggi, lemahnya moralitas dan budayapolitik kebangsaan yang ditandaidengan maraknya trend moneypolitics, sistem presidensial yang tidakefektif, serta mandulnya pendidikanpolitik dan kepemimpinan politik.Kebijakan multipartai ternyata kurangmampu meletakkan bangunan budayapolitik dan mekanisme politik yangbersifat efektif dan produktif. SOKSImemandang bahwa keberadaan danfungsi partai politik ke depan harustegas melalui parameter tresholdsehingga mampu melahirkan jumlahpartai yang proporsional gunamendorong efektivitas sistempresidensial sekaligus memperkuatmekanisme checks and balances.Keempat: Keempat:Keempat: SOKSI prihatin bahwamasih banyak rakyat Indonesia yangmenderita di bawah garis kemiskinan,masih tingginya tingkat pengangguran,dan rendahnya tingkat pendapatanmasyarakat. Dalam rangkamemberdayakan perekonomian rakyat,SOKSI memandang perlu gerakankekaryaan yang mendorongpeningkatan kualitas sumber dayamanusia kader-kader ekonomi yangtangguh dan memiliki kemampuanuntuk membuka lapangan kerja baru.Seiring dengan semakin menipisnyacadangan bahan bakar minyak, SOKSImendukung upaya pemerintah didalam mencari terobosan baru, berupaenergi alternatif pengganti bahanbakar minyak.Kelima: Kelima: SOKSI prihatin terhadapmaraknya praktik mafia peradilan,kecenderungan penegakan hukumyang belum menyentuh esensipenegakan keadilan, masih maraknyapraktik-praktik korupsi, masihmaraknya upaya penegakan hukumyang cenderung tumpang-tindihwewenang antarinstitusi hukum danperadilan. SOKSI melihat upaya lebihserius penegakan hukum dan HAMsecara adil hendaknya dilakukandengan pengaturan sanksi seberatberatnya bagi aparat penegak hukumyang melakukan praktik pelanggaranhukum. Dalam hubungan penegakanhukum, SOKSI juga merasakansebuah situasi yang sangat tidakkondusif atas terlambatnyapengambilan keputusan pemerintahterhadap kasus Gubernur ProvinsiLampung dalam rangka supremasihukum yang berkeadilan dalamkepastian hukum guna mewujudkangood governance dan cleangovernment.Keenam: Keenam: SOKSI prihatin terhadapmasifnya kemerosotan nilai-nilaibudaya nasional, nilai-nilai budipekerti luhur, dan nilai-nilai kearifanbudaya lokal di tengah arus kuatnyakomersialisasi, efek negatif globalisasidan kecenderungan merosotnyakeyakinan elit terhadap Pancasila.SOKSI memandang perlu ReformasiJilid II, yaitu Reformasi Budaya yanglebih menekankan pada upayamerekonstruksi kembali budayanasional sebagai centrum di dalammendorong kreativitas, inovasi, danidentitas ke-Indonesiaan sertamengembangkan budaya bangsa yangbersumber dari nilai-nilai luhurPancasila tanpa adanya upayamanipulasi dari pihak mana pun.Ketujuh: Ketujuh:Ketujuh: Mencermatiperkembangan dukungan PartaiGolkar kepada Pemerintah dan hasilpembangunan selama ini masih belummampu mengatasi berbagai krisis yangcenderung merugikan rakyat. SOKSIsebagai salah satu ormas pendiriPartai Golkar mengimbau PartaiGolkar agar mengevaluasi kembalidukungan politik Partai Golkarterhadap pemerintah dalam KabinetIndonesia Bersatu secara kritis,objektif, dan profesional.Demikianlah pandangan dan sikappolitik SOKSI sebagai bentukkeprihatinan dan rasa tanggungjawabSOKSI terhadap eksistensi dan masadepan masyarakat, bangsa dan negaraIndonesia. Semoga berbagai bentukkeprihatinan dan sumbang saransolusi alternatif sebagaimana telahdikemukakan dapat bermanfaat bagikemajuan masyarakat, bangsa, dannegara. Amien. U mtian Politik SOKSIculnya Fenomena Phobia PancasilaINHEADNEWS QSYAMSUL MU’ARIF Q mti/mlp