Page 6 - Majalah Berita Indonesia Edisi 03
P. 6
BERITA UTAMA8 BERITAINDONESIA, September 2005BERITA UTAMATak akan ada lagi kekerasan dibumi Nanggroe AcehDarussalam (NAD), yang telahberlang-sung sejak 1975,membuat suasana selalu mencekam dan penderitaan bagi masyarakatNAD –berada di tengah-tengah konflikkekerasan antara TNI/Polri dan kelompok bersenjata dari GAM.Tak ketinggalan media massa daerah,nasional, dan media asing memberikanapresiasi mendalam, dengan mengangkatberita itu sebagai laporan utama (headline).Surat kabar harian nasional palingterkemuka di Indonesia, KOMPAS, bahkan berani tampil berbeda dari biasanya.Sejak mula diterbitkan 40 tahun silam(1965), baru pada penerbitan 16 Agustus2005 lalu, koran yang mengusung visi:“Amanat Hati Nurani Rakyat” itu menampilkan hanya satu ‘berita pilihan’pada halaman depannya, ‘PerdamaianRI-GAM’, dan itu pun cuma satu katayang dipilih sebagai judul berita:HELSINKI.Kesepakatan damai yang tertuangdalam naskah berbahasa Inggris: “Memorandum of Understanding between TheGovernment of Indonesia and Free AcehMovement”, ditandatangani Ketua TimPerunding Indonesia, Hamid Awaluddin,dan Malik Mahmud, Perdana MenteriGAM, bertempat di Government BanquetKesepakatan damai antara Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), yangditandatangani di Helsinki, Finlandia, 15 Agustus2005, benar-benar disambut dengan penuh sukacita oleh bangsa ini, khususnya rakyat Indonesia yang hidup di «Tanah Rencong» itu, yang sejaklama merindukan kedamaian dalam kehidupansehari-harinya.PELANGI DAMHall, Etelaseplanadi 6, Helsinki. KetuaDewan Crisis Management Initiativeyang juga mantan Presiden Finlandia,Martti Ahtisaari, ikut menandatanganiselaku saksi.Prosesi penandatanganan nota kesepahaman (MoU) itu disiarkan secaralangsung oleh televisi dan mendapatliputan luas dari media massa. PresidenSusilo Bambang Yudhoyono didampingiWakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua DPRAgung Laksono, Ketua DPD GinandjarKartasasmita serta sejumlah petinggitinggi negara lain menyaksikan jalannyapenandatanganan melalui siaran televisidi Istana Merdeka.Ibukota NAD, Banda Aceh, sendiriribuan masyarakat memadati halamanMasjid Raya Baiturrahman guna menyaksikan peristiwa bersejarah itu melalui pesawat televisi yang di tempatkan disana.“Tak ada lagi anak yang menjadiyatim, isteri kehilangan suami dan orangtua kehilangan anak.Tak ada lagi, dan takakan ada lagi semua (penderitaan) itu,”ujar Hamid Awaluddin usai menandatangani kesepakatan damai itu.Bagi Malik Mahmud, penandatanganan kesepakatan damai itu adalahawal bagi penciptaan perdamaian bagimasyarakat NAD, yang selama ini hidupdalam suasana yang penuh ketidaktentuan.Dua anak berjalan di dekat bendera MerahPutih dan di bawah naungan pelangi diTakengon, Aceh Tengah, 19 Agustus 2005(Foto: Acehkita.com)