Page 12 - Majalah Berita Indonesia Edisi 09
P. 12
BERITA TERDEPAN12 BERITAINDONESIA, 23 Maret 2006Terkatung-katung sejak eramendiang Duta Besar SarwoEdhie Wibowo, ayah IbuNegara Christiani Susilo,rencana pemugaran gedungKedubes RI di Seoul tertimbun kontroversi. Yang mencuat jadipolemik; surat katebelece Menteri Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi untuk PT. SunHoo, sebuah perusahaan engineering Korea Selatan. Dubes RI di Seoul JacobTobing, eks fungsionaris PDIP yangmenjabat sejak era Presiden Megawati,datang melapor ke Wapres Yusuf Kalla(dua pekan lalu). Dia dicecar oleh parawartawan dengan berbagai pertanyaan,hanya membenarkan adanya rencanaperemajaan tersebut.Bangunan kumuh yang terletak dijantung kota megapolitan Seoul itu,telah menjadi wacana pemugaran puluhan tahun, dan sekarang malah lari darisubstansinya. Rencana itu memangmuncul sejak era Presiden Soeharto,waktu itu (1970-an) Dubesnya SarwoEdhie. Sampai empat presiden berganti,rencana tersebut terkatung-katungkarena alasan keterbatasan dana. Padahal sosok Kedubes cerminan martabatbangsa di luar negeri.Rencana pemugaran mengkristalkembali pada pemerintahan PresidenSusilo. Sayang, rencana itu tergelincirmenjadi sebuah kemelut. Kenapa?Pemicunya, dua pucuk surat Sudi (20/1 dan 12/2-2005) yang dikirimkankepada Menteri Luar Negeri HassanWirayuda. Isi surat Sudi intinya meminta Hassan merespon dan menerimapemaparan PT. Sun Hoo berkenaan dengan proposalnya untuk merenovasikompleks Kedubes RI di Seoul.Kontroversi muncul ketika surat ituberedar—entah bagaimana bisa jatuh ketangan wartawan dan politisi—dan mendorong Komisi II DPR memanggil Sudi keSenayan (23/2). Sudi dicecar para anggotaKomisi II dengan berbagai pertanyaanyang cukup memojokkan. Sudi pun menjelaskan; manajemen Sun Hoo menemuinya sekitar November atau Desember2004. Mereka disarankan ke Deplu.Karena belum tembus juga, mereka datanglagi ke Seskab, Januari 2005. Ketika ituSudi berniat melayangkan surat ke Menlu,tetapi urung. Keinginan Sun Hoo, lantasdilaporkan ke Presiden SBY, Februari2005. Tak lama kemudian, Sudi membuatsurat baru ke Menlu, 12 Februari 2005. Kata kunci Sudi kepada Komisi II: suratyang beredar di publik, palsu, karenarekomendasinya tidak seperti itu. Namunsetelah didesak Komisi II, Sudi tidak bisamenunjukkan suratnya yang asli. Belakangan, Sudi melaporkan kasus pemalsuan surat ke Mabes Polri.Sudi pun menjadi bulan-bulanan pers.Sejumlah harian ibukota, terutama SuaraKarya dan Media Indonesia yang proPartai Golkar, menurunkan berita utamadi halaman satu dan tajuk rencana padahari yang bersamaan (24/2). Jalan PintasGaya Seskab, judul tajuk harian SuaraKarya. Tulis harian itu: “Masyarakatakhirnya hanya bisa tersenyum sinismengikuti proses penyelesaian skandalsurat Seskab ke Menlu Hassan. Sudimelaporkan ke Mabes Polri bahwa suratnya ke Menlu sudah dipalsukan. Tidakjelas siapa yang dilaporkan Sudi.” TekaSudi-kah yang Tergelincir?teki di tajuk SK, diperjelas oleh aktivisProdemokrasi, Julianson: “Dalam kasusini, Sudi menjadikan sekretarisnya, Kolonel Aziz Achmadi sebagai tumbal.”Suara Karya memberi judul beritautamanya: Waspadai Solusi Viktimisasi.Harian ini mengutip anggota Komisi II,Anshori Saleh, mengasumsikan langkahSudi hanyalah untuk mengalihkan perhatian dan menghindari tanggung jawab.“Kalau merasa ada pemalsuan mengapatidak dilaporkan sejak awal, ini menclamencle namanya, karena dia terdesak,”kata Anshori.Harian Media Indonesia (24/2),menurunkan berita utama, berjudul;Komisi II DPR Minta Surat Asli: SudiTak Bisa Tunjukkan. “Sudi bersikukuhsurat itu palsu, tetapi tidak bisa menunjukkan surat asli, ”MI mengutipKomisi II. Sudi beralasan bahwa setiapsurat yang keluar darinya hanya ditembuskan ke Presiden, tidak ke pihak SunHoo seperti yang tertera di dalam suratyang beredar. MI, dalam judul tajuknya,mengeritik: Sudi Mencari KambingHitam. Tulis MI: “Semakin gencar Sudimencari kambing hitam, semakin terkuak berbagai kejanggalan, justrumenguatkan kian pentingnya Sudidiperiksa secara intensif.”Sudi Silalahi Diperiksa di Istana,judul berita utama halaman depanKompas, harian independen yang beredar luas dan sangat berpengaruh (22/2). “Kapolri Jenderal Sutanto mengirimtim dari Badan Reserse dan KriminalPolri untuk memeriksa Sudi di ruangkerjanya di Istana Presiden (21/2).”Melihat cara Polri menangani laporanSudi, publik pun harus maklum ke manakasus itu berujung.Padahal masyarakat menunggu sebuahkebenaran—betapa pun pahit—diungkapdengan sejelas-jelasnya. Andaikan suratSudi itu benar, berarti dia telah menjual“murah” kredibilitas sebuah lembaga yangmestinya dihormati. Kalaupun terbuktipalsu, ini jadi cerminan kerapuhan sistempengamanan administrasi di jantungpemerintahan Presiden SBY.Lantaran akan berbuah simalakama,kenapa Seskab bermain api? ■ SHRencana peremajaan kantor Kedutaan Besar Indonesia di Seoul meluncur jadikemelut. Persoalan pokok menyimpang jauh dari substansinya.