Page 66 - Majalah Berita Indonesia Edisi 16
P. 66


                                    BERITA BUDAYA66 BERITAINDONESIA, 6 Juli 2006obatan Penyakit), Tambat Kubur (Acara100 hari kematian), serta Khitanan untukanak lelaki berumur 12 tahun ke atas yangdianggap mendekati usia dewasa. Begitujuga dengan rumah yang masih berbentuk panggung, sebagai ciri khasmereka, misalnya. Bangunan kayu tanparuangan khusus serta sekat pembatas -mulai dari dapur hingga ruang tidursehingga, segala barang tergeletak menjadi satu masih kokoh berdiri.Untuk masalah pengobatan, sukuTalang Mamak mampu memanfaatkan110 jenis tumbuhan untuk mengobati 56jenis penyakit dan mengenali 22 jeniscendawan obat.Masyarakat Talang Mamak di Datai inisudah memahami mereka tinggal dalamkawasan hutan yang termasuk TNBT. PakKatak menyatakan, warga Datai telah adasebelum TNBT dibentuk dan merekatelah melestarikan hutan sebelum program pelestarian dengan pencanangantaman nasional dimulai.Warga Datai dan juga Talang Mamakumumnya percaya pada bersemayamnyaroh-roh leluhur di kawasan hutan. Berdasarkan kepercayaan itu, terdapatkawasan-kawasan tertentu di sekitarperkampungan yang tidak boleh dibukauntuk ladang, kebun, atau permukiman.Salah satu kawasan keramat adalahHutan Manggis Bajuhang. Hutan yangdibiarkan alami tanpa campur tanganmanusia ini diyakini menjadi penyeimbang bagi kehidupan masyarakat. ■ (dariberbagai sumber/RH)Melayu Tua Penjaga HutanHutan mendominasi kehidupan sosial, ekonomi dan budaya warga TalangMamak. Karena itu, hutan harus dijaga dan dimanfaatkan secara arif.Menembus pedalamanTaman Nasional BukitTigapuluh (TNBT), dijantung hutannya akanditemui pemukimansuku Talang Mamak.Selain Talang Mamak, taman nasionalyang berada di Kabupaten Indragiri Hulu,Riau itu juga dihuni suku Rimba atauAnak Dalam.Kompas, 18 Mei 2006, menceritakanperjalanan menembus TNBT menujuperkampungan suku Talang Mamak.Suku tersebut tergolong Melayu Tua(Proto Melayu) yang merupakan suku asliIndragiri dengan sebutan ”Suku Tuha”yang berarti suku pertama datang danlebih berhak atas sumber daya alam diIndragiri Hulu.Ada dua versi mengenai keberadaanSuku Talang Mamak ini. Menurut ObdeynAsisten Residen Indragiri, Suku TalangMamak berasal dari Pagaruyung yangterdesak akibat konflik adat dan agama.Sedangkan menurut mitos, suku inimerupakan keturunan Adam ketiga darikayangan yang turun ke Bumi, tepatnyadi Sungai Limau dan menetap di SungaiTunu (Durian Cacar). Hal ini terlihat dariungkapan–”Kandal Tanah Makkah, Merapung di Sungai Limau, menjeram diSungai Tunu” itulah manusia pertama diIndragiri bernama Patih.Berbeda dengan suku Anak Dalam yanghidup nomaden, suku Talang Mamakkebanyakan telah hidup berkelompoksecara menetap dalam suatu dusun.Dusun yang paling terkenal dan seringdikunjungi turis adalah Dusun Tuo Dataiyang terletak di Hulu Sungai Gansal danSungai Melenai, Desa Rantau Langsat,Kecamatan Batang Gansal, KabupatenIndragiri Hulu. Sekitar 6 hingga 8 kmhanya bisa dilewati jalan kaki. Meski tidakbegitu jauh, namun jangan berharap akansegera sampai. Diperlukan stamina untukmenempuh 1-3 jam perjalanan.Secara keseluruhan, mata pencarianmereka adalah berladang, menyadapkaret, dan mengambil hasil hutan nonkayu. Di samping berburu atau jugamenangkap ikan. Biasanya pada haritertentu, Suku Talang Mamak akan turunke desa terdekat, Keritang atau Siberida.Tujuannya menjual hasil kebun atau hasilhutan yang mereka peroleh untuk dibelikan kebutuhan hidup.”Tapi, sekarang kami sudah jarangturun. Hasil hutan sudah berkurang. Yangkami andalkan untuk keseharian hiduphanyalah hasil kebun,” jelas Pak Katakatau pak Sidam yang juga menjabat KetuaRT Dusun Tuo Datai.Tradisi adat yang kentalSaat ini, total penduduk Talang Mamakdari Lubuk Tebrau hingga Melenai berjumlah 265 jiwa. Lima puluh persen jiwadiantaranya, sudah dapat menggunakansuaranya pada pemilihan Presiden danpemilihan Bupati kemarin. Sedangkanjumlah KK yang ada di Dusun Tuo Dataisekitar 30 KK dengan jumlah 130 jiwa,yang sebagian besar masih animisme dansisanya memeluk Katolik dan Islam.Untuk urusan budaya, masyarakatTalang Mamak di Taman Nasional BukitTigapuluh sedikit berbeda dengan Tigabalai-Pusat kebudayaan Talang Mamak.Ini terlihat dari tidak adanya tradisimengilir dan menyembah raja, sertalunturnya sistem kebatinan. Umumnya,mereka hidup otonom dalam beraktivitassehingga berbagai persoalan yang adaakan diserahkan kepada kepala desa.Namun begitu, mereka masih kentaldengan tradisi adat. Sebut saja Gawai(Pesta Pernikahan), Kemantan (PengMENYATU DENGAN ALAM:Telah melestarikan hutansebelum taman nasionaldicanangkan.FOTO REPRO
                                
   60   61   62   63   64   65   66