Page 65 - Majalah Berita Indonesia Edisi 16
P. 65


                                    (BERITA LINGKUNGAN)BERITAINDONESIA, 6 Juli 2006 65angkutan, dan penampungan di Indonesiapascapemulangannya masih belum terpecahkan. “Kami masih perlu bertemuberbagai pihak untuk membahas banyakhal. Yang jelas, sesuai rencana awal, orangutan itu akan kami tampung di Nyarumenteng, Kalimantan Tengah,” kata Direktur Konservasi Keanekaragaman HayatiDepartemen Kehutanan Adi Susmianto,seperti dikutip harian itu.Kini, ke-54 ekor orangutan yang disitaPemerintah Thailand dari Safari WorldBangkok tahun 2004 sebagian besar ditampung di penangkaran satwa sitaan KhaoPratubchang. Paling lama dua bulan diharapkan mereka sudah tiba di Indonesia.Sementara itu, aktivis Pro Fauna JakartaOffice, Eni Nurhayati dikutip BanjarmasinPost, 24 April 2006, mengatakan, orangutan yang bakal dikembalikan ke Indonesia tersebut belum diketahui usianya.Pasalnya, ketika mereka ‘menyeberang’ keThailand, ada beberapa ekor yang masihbayi. Selain itu, ternyata dari pantauanyang ada, orangutan yang berada di Thailand ini berkembang biak.Mengenai asal daerah orangutan-orangutan itu, Eni mengatakan sebagian besardari Kalimantan. Bila perkiraan itu tepat,dipastikan orangutan tersebut bakaldiagendakan berada di pusat Rehabilitasidan Reintroduksi Wanariset Samboja,Kutai, Kalimantan Timur.Kondisi Dua Tahun TerakhirDi sisi lain, Kompas juga melaporkanbahwa dalam dua tahun terakhir tak adaorangutan dalam program reintroduksi diKalimantan Timur yang dilepas ke hutanmeski sekitar 30 orangutan sudah siapdiliarkan kembali.Tingginya tingkat kerusakan hutanmembuat pencarian lokasi yang cocoksebagai habitat alami orangutan sulitditemukan.Menurut pejabat Hubungan MasyarakatYayasan Penyelamatan Orangutan Borneo(BOS) Kaltim Adhitya Yudhistira, Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) peliharaan yang disita dan yang diserahkanmasyarakat kepada pemerintah melaluiBalai Konservasi Sumber Daya Alam(BKSDA) harus melalui program reintroduksi atau peliaran kembali sebelumdilepas ke alam. Proses ini ditangani BOSuntuk memastikan apakah hewan yangbakal dilepas itu sehat dan kembali memiliki sifat alami mereka.Menurut Adhitya, hutan tempat melepasTingginya tingkat kerusakanhutan membuat pencarianlokasi yang cocok sebagaihabitat alami orangutan sulitditemukan.BERITA LINGKUNGANorangutan itu harus memenuhi sejumlahkriteria, antara lain tak boleh ada orangutan liar yang bakal menyingkirkanorangutan reintroduksi, cukup memilikijumlah makanan alami, serta layak darisegi keamanan, yaitu dari aktivitas penebangan.Ia mengakui, luas wilayah hutan yangmenyusut menjadi kendala ditemukannyahutan ideal untuk pelepasan kembaliorangutan ke habitat aslinya. Dalamcatatan Kompas, tingkat penyusutanhutan di Kaltim sekitar 350.000-500.000hektar (ha) per tahun (Kompas, 7/3).Data resmi di Dinas Kehutanan menunjukkan, hutan Kaltim seluas 13,617 jutaha, dengan luas hutan produksi 9,24 jutaha. Kini sekitar 30 orangutan yang siapdilepasliarkan kembali masih berada dikawasan rehabilitasi seluas 1.850 hektar,BOS-Samboja Lestari, terletak 35 kilometer utara Balikpapan.Sementara data International Workshop on Population Habitat ViabilityAnalysis tahun 2004 menunjukkan,populasi orangutan Kalimantan 57.797ekor, sementara orangutan Sumatera(Pongo abelii) 7.501 ekor. ■ RHMenunggu Mudiknya PongoSejumlah aktivis ProFauna Indonesia menggelar aksi damai didepan Kedutaan Besar Thailand di Jakarta, (24/4), menyambut gembira rencana pengembalian orangutan asal Indonesia yang selama tiga tahun berada di Safari World Bangkok. Selain membagikanbunga kepada pengendara yang melintasdi Jalan Imam Bonjol, para aktivis jugamenggelar spanduk dan poster bergambarorangutan dengan tulisan “Orangutans,See You Back Home!”Seperti diberitakan Kompas, 25 April2006, delegasi Indonesia dan PemerintahThailand menyepakati pemulangan 54orangutan dari 100 orangutan sitaan, 21April 2006. Namun, soal biaya, cara pengORANGUTAN: Menyusutnya wilayah hutan menjadi kendala pelepasan kembali. FOTO REPRO
                                
   59   60   61   62   63   64   65   66